Pelayaran pada malam hari tidak terasa membosankan karena pengelola menyediakan hibur film-film melalui televisi yang dipasang di beberapa titik, berikut juga dengan kafe yang menjual makanan. Kapalnya sangat bersih dan nyaman, sehingga memanjakan penumpang. Saat suasan kapal sepi dan sudah di tengah Samudra Hindia saatnya meluruskan tubuh di atas kasur busa.
Pukul 05.00 kapal mulai merapat di Pelabuhan Kahyapu yakni di sisi Tenggara Pulau Enggano. Dari kapal terlihat sebuah Pulau yang bernama Pulau Dua. Pulau ini pada jaman Belanda menjadi hunian Belanda dan dibangun rumah, pusat pertokona, rumah sakit, gereja dan lain sebagainya.
Enggano. Tujuan saya adalah menuju Malakoni yang akan menjadi rumah saya 3 minggu kedepan untuk saya dan tim melakukan penelitian.
Pukul 06.00 akhirnya menginjakan kaki diHampir satu pikap barang bawaan kami dan selanjutnya dalam rintik hujan kami menyusuri jalanan tanah berlubang dan aspal yang mengelupas untuk menuju Malakoni. Enggano yau wa ika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H