Saya mencoba ingin merasakan sensasi kegelapan abadi. Telinga saya masih bisa merasakan kepak sayap kelelawar. Tetiba tangan saya menghentak karena ada hewan yang sengaja tersentuh. Klik, senter kepala saya nyalakah. Ternyata hanya jangkrik gua (Rhapidophora sp).
Sepintas melihat jangkrik di sini sangat unik. Antenanya 4-5 kali lebih panjang dari tubuhnya. Inilah salah satu wujud evolusi, dimana hanya indera peraba yang berfungsi. Bayangkan saja, jangkrik ini hidup di luar sana. Pasti sudah nyangkit antennanya di semak-semak.
Laba-laba dalam gua (dok.pri).
Beberapa hewan gua yang saya temui adalah beragam jenis laba-laba'
Charon sp.,
Heteropoda beroni, Heteropoda maxima. Kaki mereka memanjang dan tidak lagi membuat jaring-jaring karena tidak ada serangga yang terbang. Ada juga kaki seribu yang berwarna putih, demikian saya menyebutnya, tetapi zoolog menyebutnya dengan
Hypocambala sp.
Penduduk setempat mengatakan kelabang gua (dok.pri).
Puas sepertinya melihat alam berkreasi untuk menciptakan spesies-spesies unik yang mampu hidup di dalam kegelapan abadi. Masih ada satu lagi spesies yang belum saya ketahui dan saat ini masih saya pelajari. Spesies ini tidak kalah unik, karena hanya di temuka di sini. Nantikan tulisan berikutnya.
Mengambil sampel untuk dipelajari (dok.pri).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Pendidikan Selengkapnya