Kucing, hanya cukup memastikan kepalanya masuk dalam lubang maka tubuhnya dijamin muat. Kali ini kawan saya mempraktikan itu. Ekspektasinya muat, alhasil tersangkut, dia tidak sadar celah yang dilewatinya hanya selebar kepala sedangkan di bandannya menggendong peralatan selam. Mungkin dia orang pertama yang tersangkut pohon jenu di Sumber Jenon.
Selam Rekreasi
Meyelam adalah olah raga bawah air yang sangat menyenangkan jika dilakukan dengan cara yang aman dan di lokasi yang menarik. Menyelam rekreasi kebanyakan dilakukan di perairan air asin atau laut untuk menikmati keindahan terumbu karang dan ikan-ikan yang ada.
Sangat jarang menyelam rekreasi dilakukan di perairan tawar seperti danau, kolam atau sungai. Namun di Jenon, bisa menikmati sensasi menyelam di antara batang pohon yang tumbang dan tenggelam yang tidak kalah menarik dengan terumbu karang. Ikan-ikan air tawar juga terlihat malu-malu di sela-sela cabang-cabang pohon.
Menyelam rekreasi tidak membutuhkan peralatan yang rumit. Hanya dengan seperangkat menyelam standar yang terdiri dari masker, finn, BCD, Tabung, regulator, dan pemberat sudah cukup untuk menikmati dunia bawah air. Lisensi selam rekreasi sudah cukup dengan tingkat paling bawah yakni oper water atau menyelam diperairan terbuka. Yang terpenting dari selam rekreasi adalah aspek keselamatan dan etika.
Menyelam rekreasi acap kali terlalu asyik dengan suasana, sehingga bisa lupa diri yang berujung fatal. Di dalam air dengan suasanya menyenangkan membuat terlena. Cadangan udara dalam tabung bisa saja habis tanpa disadari, sehingga bisa kehabisan udara di dalam air.Â
Terlalu menikmati juag bisa mengurangi kesadaran diri akan potensi bahaya yang muncul karena tidak memerhatikan sekitar.Â
Penyelaman ini bertipikal individual sehingga bisa saja meninggalkan atau tidak memerhatikan rekan menyelamnya/buddy karena terlalu antusias. Inilah risiko-risiko yang bisa memuncul dalam penyelaman rekreasi. Sumber jenon adalah salah satu kolam air tawar yang di dasarnya bisa dijadikan lokasi penyelaman rekreasi.
Sumber Jenon
Sumber Jenon adalah salah satu mata air alami yang membentuk kolam. Kolam ini memiliki kedalaman sekitar 6,5 meter, dengan pajang sekitar 50 m dan lebar 30m. Sumber Jenon ada di kecamatan Tajinan Kabupaten Malang Jawa Timur. Dari kota Malang berjarak sekitar 30 menit perjalan menuju Cemoro Kandang atau Kecamatan Tumpang.
Kesakralan tempat ini benar-benar dijaga untuk menjaga keutuhannya. Mitos-mitos yang berkembang justru sangat menguntungkan secara ekologis yakni bisa menjaga tempat tersebut agar tetap lestari. Dengan demikian, konservasi berbasis kearifan lokal sangat efektif untuk menjaga tempat ini.
Menyelam di Sumber Jenon
Dengan membawa 2 set alat selam saya mencoba meneroka tentang dunia bawah air Sumber Jenon. Saya bersama dengan rekan saya yang kebetulan sudah 2 kali menyelam di tempat ini.Â
Saya memulai penyelaman dari titik yang terdangkal yakni 1,5 m. Penyelaman ini harus dilakukan dengan ekstra hati-hati karena dasar dari kolam adalah lumpur. Dengan gerakan sedikit saja pada lumpur bisa membuat dasar kolam menjadi keruh.
Butuh kehati-hatian ekstra untuk menyelam di sela-sela cabang kayu. Bisa saja kita tertimpa kayu yang sudah rapuh atau terjepit. Alat-alat selam juga bisa tersangkut dalam cabang kayu dan sangat berbahaya bagi penyelam. Adanya kayu tenggelam ini menjadi salah satu daya tarik para penyelam.
Usai melewati halang rintang beruba bangkai kayu, saya menyelam di titik terdalam. Dive comp saya menunjukan kedalaman 6,5 meter dan suhu air 19C.
Di depan terlihat gumpalan-gumpalan pasir bergerak kesana kemari dan menandakan ada sumber air yang bergejolak. Inilah letak mata air yang saya cari.
Di dekat mata air terdapat lobang vertikal yang menganga. Ini adalah mulut goa yang terletak di dasar kolam. Konon kata penyelam sebelum saya, panjang goa ini adalah 7 meter dan di dalamnya ada ruangan. Ada yang mengatakan, goa ini digunakan untuk bersemedi.
Saya melayang di pintu goa sembari mengamati lorong yang gelap gulita. Merasakan sensasi air yang dingin, persis di lorong goa dan dekat dengan mata air membuat badan merinding. Segera saya memutuskan untuk keluar secara pelan menuju tengah danau.
Ikan-ikan penghuni Sumber Jenon berukuran besar-besar. Sepertinya mereka belum familiar dengan penyelam. Mereka banyak yang bersembunyi di sela-sela kayu yang tumbang untuk menghindari buruan kamera kami. Ikan-ikan di sini juga di sakralkan karena tidak boleh diambil oleh siap pun.
Lestarikan Mata Air
Sumber Jenon dijadikan sumber mata air bagi warga sekitar. Tidak salah jika mereka benar-benar menjaga tempat ini. Sumber Jenon juga dijadikan obyek wisata. Ada pengunjung yang sekedar melihat-melihat saja ada juga yang berenang.
Sambil menyelam saya mencoba memunguti sampah yang saya temui untuk saya angkat ke permukaan. Sangat disayangkan jika tempat seindah ini rusak oleh sampah dan perilaku yang tidak ramah pada lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H