Menyelam di Sumber Jenon
Dengan membawa 2 set alat selam saya mencoba meneroka tentang dunia bawah air Sumber Jenon. Saya bersama dengan rekan saya yang kebetulan sudah 2 kali menyelam di tempat ini.Â
Saya memulai penyelaman dari titik yang terdangkal yakni 1,5 m. Penyelaman ini harus dilakukan dengan ekstra hati-hati karena dasar dari kolam adalah lumpur. Dengan gerakan sedikit saja pada lumpur bisa membuat dasar kolam menjadi keruh.
Butuh kehati-hatian ekstra untuk menyelam di sela-sela cabang kayu. Bisa saja kita tertimpa kayu yang sudah rapuh atau terjepit. Alat-alat selam juga bisa tersangkut dalam cabang kayu dan sangat berbahaya bagi penyelam. Adanya kayu tenggelam ini menjadi salah satu daya tarik para penyelam.
Usai melewati halang rintang beruba bangkai kayu, saya menyelam di titik terdalam. Dive comp saya menunjukan kedalaman 6,5 meter dan suhu air 19C.
Di depan terlihat gumpalan-gumpalan pasir bergerak kesana kemari dan menandakan ada sumber air yang bergejolak. Inilah letak mata air yang saya cari.
Di dekat mata air terdapat lobang vertikal yang menganga. Ini adalah mulut goa yang terletak di dasar kolam. Konon kata penyelam sebelum saya, panjang goa ini adalah 7 meter dan di dalamnya ada ruangan. Ada yang mengatakan, goa ini digunakan untuk bersemedi.
Saya melayang di pintu goa sembari mengamati lorong yang gelap gulita. Merasakan sensasi air yang dingin, persis di lorong goa dan dekat dengan mata air membuat badan merinding. Segera saya memutuskan untuk keluar secara pelan menuju tengah danau.
Ikan-ikan penghuni Sumber Jenon berukuran besar-besar. Sepertinya mereka belum familiar dengan penyelam. Mereka banyak yang bersembunyi di sela-sela kayu yang tumbang untuk menghindari buruan kamera kami. Ikan-ikan di sini juga di sakralkan karena tidak boleh diambil oleh siap pun.
Lestarikan Mata Air
Sumber Jenon dijadikan sumber mata air bagi warga sekitar. Tidak salah jika mereka benar-benar menjaga tempat ini. Sumber Jenon juga dijadikan obyek wisata. Ada pengunjung yang sekedar melihat-melihat saja ada juga yang berenang.