Sangat teringat pelajaran SD dulu tentang sumber daya alam. Indonesia terkenal sebagai penghasil batu bara, sedangkan Jepang dengan batu bara putih. Apa bedanya kedua batu bara tersebut, lama sekali saya memahami makna sebernarnya dan kiasan tersebut. KBBI menyebutkan, batu bara putih adalah sumber tenaga pembangkit tenaga listrik dari air terjun. Menjadi pertanyaan selanjutnya, Indonesia apa tidak ada batu bara putih? Mari ke lereng barat Gunung Ciremai, ada Muara Jaya yang dahulu menjadi salah satu batu bara putih.
Menuju Muara Jaya
Apuy, nama sebuah dusun di desaArga Mukti, Kabupaten Majalengka memiliki potensi energi ramah lingkungan. Air terjun Muara Jaya, demikian namanya. Air terjun setinggi 70an meter ini berasal dari sungai Muara Jaya yang bermata air di lereng barat Gunung Ciremai. Air terjun ini memiliki 2 tingkat dengan aliran airnya yang deras. Di air terjun utama, hempasan airnya menjadi butiran-butiran kecil yang mirip kabut menjadi penanda betas besar energi potensialnya.
Pengelolaan obyek wisata ini dibawah dinas Pariwisata dan Masyarakat setempat dilibatkan. Akses menuju lokasi sudah dilengkapi dengan jalan permanen yang nyaman berikut dengan fasilitas-fasilitas pendukungnya. Infrastruktur pendukung di sana bisa dikatakan lengkap, bahkan aliran listrik juga sampai bawah untuk penerangan jalan.
Curug Muara Jaya
Curug Muara Jaya dengan debit air yang cukup besar dimanfaatkan sebagai kawasan wisata alam, tetapi di sisi lain dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk membangkitkan listrik. Pipa besi dan bendungan kecil dipasang untuk mengalirkan air yang kemudian dipakai untuk menggerakan generator. Namun, saat ini yang terlihat hanya seperti petilasan saja sebab hanya tinggal bekas bangunannya saja. Pak Emo selaku kepala dusun menjelaskan, jika tenaga listrik mikrohidro tersebut belum efisien karena tenaganya kurang besar.
Air terjun yang indah, konon katanya demikian, tetapi sudut pandang saya mengatakan air terjun penuh dengan sampah. Beberapa kemasan air mineral nampak terpung di tepian jeram, popok sekali pakai juga terselip di antara bebatuan, plastik nampak terdampar dibantaran sungai.Â
Dari mana datangnya sampah, sebab dikatakan jika di atasnya sudah tidak ada desa lagi. Ada yang mengatakan, jika sampah tersebut dari pengunjung, tetapi saya menyangsikannya.