Mobil pick up sayur pun berhenti di tepi jalan persis di bawah bukit. Pak Emo langsung mangajak kami "ayo mumpung masih pagi, belum banyak warga yang ke kebun".Â
Suhu udara yang menyentuh 15 derajat Celsius dan tiupan angin yang kencang di elevasi 1.941 mdpl membuat kami harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk sampai di puncak bukit Panyaweuyan. Benar saja, di puncak bukit ini saya bisa memandang 360 derajat ke seluruh penjuru mata angin melihat bukit-bukit yang digores menjadi teras siring dengan dominasi warna hijau.
Potensi Wisata Majalengka
Bukit Panyaweuyan dikenal sebagai bukit Argopura, karena terletak di Kecamatan Argapura. Oleh pemerintah desa, bukit-bukit disini disulap menjadi objek wisata dengan penambahan fasilitas berupa jalan dan tempat parkir yang memadai.Â
Bagi pecinta fotografi lanskap di sinilah salah satu toko serba ada, dan tinggal memilih hendak membeli apa dan gratis.
Dari penghasilan, jelas lebih besar dari bertani dibanding menjadi kepala dusun, tetapi karena sudah menjadi tugas dan tanggung jawab maka harus dikerjakan. Sejak itulah dia menukarkan salah satu mobil pick up-nya dengan jenis sedan untuk berangkat kerja ke kantor yang berjarak tak lebih dari 100 m dari garasi rumahnya.
Sepertinya tempat ini tidak ada habis-habisnya untuk dipotret. Bagi yang hendak belajar fotografi, di tempat ini bisa menjadi ajang gladian. Hendak bermain komposisi, cukup melihat pola-pola ladang yang ada dan jika jeli akan menjadi suatu komposisi yang menarik.Â
Bagi yang suka dengan human interest, aktivitas petani di ladang adalah subjek yang bisa dipotret. Bagi yang suka makro, ratusan serangga banyak yang hinggap di ladang tinggal adu cepat dengan petani yang siaga dengan semprotan pestisidanya.
Desa Wisata
Berjarak sekitar 40 km dari Pusat Kota Majalengka dengan waktu tempuh 60 menit menjadikan Panyaweuyan sebagai salah satu objek wisata alam yang menarik. Tidak banyak di Indonesia yang bisa memberikan suguhan alam seperti di Panyaweuyan. Wisata di sini sama sekali tidak dipungut biaya.Â
Kedatangan turis bisa memberikan masukan yang berarti bagi Desa dalam menggerakan perekonomiannya. Dengan kita membeli di warung-warung desa, membawa oleh-oleh berupa sayuran segar yang langsung dibeli di petani, menginap di rumah-rumah penduduk yang disewakan secara tidak langsung sudah berkontribusi pada masyarakat setempat.