Ada sebuh cerita, dulu ditempat ini banyak sekali raksasa. Kehadiran raksasa ditunjukan dengan adanya tulang-tulang berukuran besar. Meskipun tulang-tulang tersebut tidak utuh, tetapi bisa membuktikan, ini adalah tulang raksasa. Ini adalah cerita dari masyarkat Sangiran. Sangiran adalah sebuah kabupaten di Jawa Tengah-Indonesia.
Pada tahun 1996, Sangiran ditetapkan oleh UNESCO menjadi situs warisan budaya dunia. Sangiran dianggap menjadi perwujudan perubahan dunia, flora, fauna dan perkembangan manusia. Sangiran adalah situs yang lengkap tentang perubahan dunia selama jutaan tahun yang lalu.
Perubahan Sangiran
2,4 juta tahun yang lalu, sangiran adalah dasar lautan. Adanya dasar lautan dengan ditemukannya fosil hewan-hewan laut seperti; hiu, penyu, dan kerang. Dengan adanya aktivitas tektonik, vulkanik, dan perubahan air laut teluh mengubah dasar lautan menjadi rawa-rawa dan kemudian daratan.
900.000 - 300.000 tahun yang lalu, Sangiran sudah berubah total menjadi daratan. Hewan darat semakin lengkap, karena banyak ditemukan fosil binatang darat seperti; Gajah Mastodon, Stegodon, dan Elephas. Ada juga jenis hewan lain seperti Harimau (Panthera tigris), Babi, Badak (Rhinoceros sp). Ini adalah masa sangiran berjaya.Homo erectusjuga semakin berkembang.
Manusia Tertua
Jika selama ini manusia tertua adalah Australopithecus yang ditemukan di Afrika. Manusia jenis ini sudah ada sejak 7 - 4 juta tahun yang lalu dan diklaim menjadi yang tertua. 2 juta tahun yang lalu, kemudian muncul Homo habilis. Homo erectus ada sejak 1,8 juta tahun yang lalu. Homo erectuskemudian menyebar dari Afrika menuju Eropa, Asia Timur, dan Asia Tenggara.
Di Sangiran terkenal dengan Sangiran 17 (S17). Sangiran 17 adalah temuan tengkorak manusia jenis Homo erectus yang berusia sekitar 700.000 tahun yang lalu. Sangiran 17 inilah yang membuat dunia gempar, karena fosil manusia jenis ini juga ditemukan di beberapa tempat di dunia. Sangiran 17 menjadi bukti pola persebaran manusia dari Afrika hingga sampai di Jawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H