Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Salatiga, Simbol Toleransi dan Budaya

5 September 2017   15:12 Diperbarui: 6 September 2017   03:34 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesta selesai, penonton bubar, tinggal sampah dan cerita adipuranya (dok.pri).

Penampilan etnis Papua dan Sumba (dok.pri).
Penampilan etnis Papua dan Sumba (dok.pri).
Adanya beberapa perguruan tinggi yang mahasiswanya datang dari penjuru Nusantara menjadikan Salatiga sebagai kota kedua tertoleran se-Indonesia. Predikat ini bukan isapan jempol belaka, karena warganya menerima keberadaan mereka. Meskipun acapkali meraka ini membuat ulah, ada saja warga ini mengingatkan dan tetap saja memberi ruang kepada mereka. Perbedaan budaya acapkali menimbulkan gesekan, tetapi itulah yang membuat Salatiga semakin erat. Siang ini menampilkan Pace Papua yang baku panah dengan pemuda dari Sumba yang memutar-mutar parangnya.

Yang membuat saya terkesima adalah pawai buldoser yang mengangkut peserta yang menenteng adipura. Benar saja, Salatiga baru saja mendapat penghargaan Adipura yang kedua secara berturut. Mungkin begitu bangganya dengan adipura, seluruh pegawai turun ke jalan untuk ikut karnaval. Inilah sebabnya daun-daun di jalanan masih berserakan.

Pasukan oranya yang ikut dalam karnaval (dok.pri).
Pasukan oranya yang ikut dalam karnaval (dok.pri).
Akhirnya pesta usai juga. Semua membubarkan diri. Saya masih diam di titik yang sama untuk menikmati bubarnya pesta separu hari ini. Kota ini kembali sunyi dari tetabuhan drum blek dan kembali dengan hilir mudik kendaraan. 2 adipura yang terngiang dalam benak saya mengingatkan pada masyarakat kota ini. Kota bersih karena ada  petugas kebersihan, tetapi hari ini menjadi bukti bagaimana perilaku warganya yang tidak ramah lingkungan. Pesta selasai, ribuan penonton sudah pulang, namun sampah-sampahnya masih tertinggal, memang butuh revolusi mental dan PR bersama untuk hati beriman 

Pesta selesai, penonton bubar, tinggal sampah dan cerita adipuranya (dok.pri).
Pesta selesai, penonton bubar, tinggal sampah dan cerita adipuranya (dok.pri).
2-59ae5acc953d8f0d9730f342.jpg
2-59ae5acc953d8f0d9730f342.jpg
"Srir Astu SwastiPrajabhyah" Semoga Bahagia Selamatlah Rakyat Sekalian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun