Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bakmi Mewah, di Rumah Mewah di Hutan Dobel Mewahnya

29 Desember 2016   10:42 Diperbarui: 29 Desember 2016   10:58 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Acapkali kegiatan outdoor atau luar ruangan menjadi momok saat harus menyiapkan makanan. Ribetnya membawa bekal dan peralatan menjadi kendala. Biasanya kegiatan outdoor, selalu menyiapkan makanan yang siap saji dan makan tanpa harus memasak terlebih dahulu demi kepraktisan. Jika menilik, sebenenarnya menu makanan di rumah dan outdoor semesestinya saya, tetapi kerena kendala faktor diatas semuanya menjadi ribet.

Pagi ini saya berdua berkegiatan outdoor memanjat sebuah tebing yang akan seharian penuh di tengah hutan. Makanan menjadi kendala utama karena sudah membawa peralatan panjat tebing yang seabreg dan tentu saja alat masak. Memang sudah menjadi kebiasaan, saat beraktivitas outdoor suka membawa peralatan masak seperti saat memasak di rumah, kali ini cuma beda tempat saja.

Kompor trangia yang familiar di kalangan pendaki gunung menjadi pilihan karena kepraktisaannya. Sesaat begitu sampai di bibir tebing yang penduduk setempat menamakan Pereng Kuning atau tebing Kuning di Lereng Gunung Telomoyo-Jawa Tengah kami akan mengisi perut yang sedari sudah berteriak.

Berkisah sebelumnya saat saya harus berdebat dengan teman saat memilih jenis makanan di toko swalayan. Setelah berdebat akhirnya pilihan kita jatuh di Mie Instan dengan tambahan daging ayam di dalamnya. Jika selama ini hanya melihat di televisi, kali ini kami benar-benar ingin merasakan sensasi Bakmi Mewah ini.

Trangi sudah menyala dengan bahan bakar etanol, dan panic sudah dituang dengan air yang berasal dari mata air setempat. Sejenak membaca instruksi cara memasak, yang tidak beda jauh dengan cara memasak mie goreng instant. Sesaat setelah mendidih airnya langsung masukan mie dan tunggu sekitar 2-3 menit. Air rebusan ditiriskan lalu masukan lauk pauknya berupa daging yang sudah matang. Awalnya teman nampak ragu, begitu mencecap langsung bilang “masak lagi”.

Mie instant biasanya tanpa memberi tambahan makanan kecuali bumbu saja, asumsinya hanya karbohidrat yang mendominasi. Bakmi mewah ini benar-benar mewah, karena di dalamnya sudah ada tambahan protein berupa daging yang siap makan. Mungkin seumur-umur baru kali ini makan mie instan senikmat, pantas saja dinamakan Bakmi Mewah. Mungkin jika di rumah akan terasa biasa, tetapi di hutan yang saya anggap rumah kedua saya mie ini terasa dobel mewah dan  istimewa.

video https://www.instagram.com/p/BOei-UNh2s-/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun