Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kunyit, Sang Penjaga Kecantikan dan Kesehatan

17 September 2016   12:49 Diperbarui: 18 September 2016   10:28 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kunyit sudah lama dikenal sebagai bahan masakan, bumbu, jamu, minuman, dan kosmetik karena warna kuningnya (lifestylica.com).

Hawa pantai di Sumbawa yang lembap dan  di bawah teriknya matahari benar-benar menyiksa bagi saya yang biasa tinggal di daerah pegunungan. Benar saja, oleh-oleh dari setiap kali melancong dari pantai adalah kulit yang menghitam bahkan mengelupas. Senyum dan sapa ramah semburat di balik wajah yang bopeng penuh dengan pemulas wajah yang tebal. Ibu-ibu ini bukan badut atau pelakon pantomim, tetapi mereka yang ingin tetap menjaga kesehatan dan kecantikannya, mengapa demikian?

Berbicara kosmetik, ternyata sudah ada ribuan tahun yang lalu. Kosmetik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yakni Kosmeticos yang artinya mempercantik. Kaum hawa memang tecipta demikian. Namun, kosmetik yang saya saksikan saat ini bukanlah untuk mempercantik, tetapi membuat saya geli bahkan tidak tahu dimana letak kecantikan para perempuan Sumbawa.

Enggan rasanya menanyakan mengapa wajah-wajah mereka bopeng dengan bedak super tebal. Bagi masyarakat Jawa, ada bedak demikian yang diberinama bedak adem/dingin. Bedak ini biasa dipakai oleh wanita pasca melahirkan, dan pemakaiannya biasa menjelang sore atau malam hari. Berbeda yang di sini, beda ini mirip bedak adem dipakai disiang bolong sambil beraktifitas.

Bedak adem, biasa dipakai kaum perempuan paska melahirkan (dok.pri).
Bedak adem, biasa dipakai kaum perempuan paska melahirkan (dok.pri).
Saya teringat saat nenek saya membuat bedak adem untuk sodara saya yang habis melahirkan. Bedak adem ini terbuat dari tepung beras, kunyit, jahe, dan hanya itu yang saya ingat. Konon tepung beras berfungsi untuk merekatkan bahan-bahan campuran agar bisa menempel di tubuh. Kunyit berfungsi untuk memutihkan kulit, sedangkan jahe untuk menghangatkan kulit. Itu saja yang saya tahu dan ingat, selebihnya hanya muka bopeng mirip badut.

Seiring waktu, saya mengambil penelitian untuk studi saya tentang pewarna alami. Salah satu jenis pewarna alami adalah jenis curcuminoid yang diekstrak dari kunyit (Curcuma longa). Kunyit sudah sejak lama dipakai dalam berbagai keperluan, dari mulai masakan, jamu, minuman, hingga kosmetik. Tujuan penggunaan kunyit adalah sebagai pewarna alami yakni warna kuning.

Dalam ranah kimia organik, warna kuning dari Kunyit disebut curcuminoid. Ada 3 jenis curcuminoid yakni curcumia 1, curcumin 2 (Demethoxycurcumin), dan curcumin 3 (Bis-Demethoxycurucumin). Curucumin ini dibilang bersifat non polar atau hanya bisa larut dalam minyak. Jadi masakan yang mengandung santan atau minyak, sangat efektif untuk melarutkan warna kuning dari kunyit dibanding dengan air.

Sejak lama kunyit dipakai sebagai kosmetik. Putri-putri keraton yang kulitnya kuning langsat tidak lepas dari kosmetik yang memiliki bahan campuran kunyit. Lantas apa manfaat kunyit dalam kosmetika, salah satunya adalah sebagai tabir surya atau sun block.

3 jenis sinar UV, dimana UVC akan dipantulkan oleh atmosfer, sedangkan UVA dan UVB yang berpotensi menjadi peyebab kerusakan kulit. (www.embedded.com)
3 jenis sinar UV, dimana UVC akan dipantulkan oleh atmosfer, sedangkan UVA dan UVB yang berpotensi menjadi peyebab kerusakan kulit. (www.embedded.com)
Pancaran sinar matahari dengan panjang gelombang bervariasi menghasilkan spektrum warna yang masing-masing memiliki kekuataan tersendiri. Semakin pendek panjang gelombang spektrum warna makan semakin kuat tenaganya. Sinar ultra ungu atau UV adalah sinar dengan gelombang pendek yang bersifat merusak karena tenaganya. Sinar UV dibagi menjadi 3 yakni UVA 320 - 400 nm, UVB 290 - 320 nm, dan UVC 200 - 290 nm. Radiasi UVB mampu menghitamkan warna kulit dan UVA mampu menyebabkan kerusakan kulit hingga peyebab kanker. UVC akan dipantulkan oleh atmosfir bumi sehingga aman karena tidak sampai di bumi. Untuk menangkal radiasi sinar UV inilah digunakan tabir surya.

Kosmetik yang beredar dipasaran saat ini berbahan dasar zinc oxyde dan titanium oxyde sebagai penagkal radiasi UV. Kedua bahan ini cukup efektif untuk memantulkan sinar UV sehingga tidak mengenai kulit. Namun, ada beberapa yang alergi terhadap bahan tersebut terutama anak-anak yang kulitnya masih sensitif. Kosmetik tradisional juga sudah mengenal tabir surya dan salah satu bahan penyusunya adalah kunyit.

Kunyit sudah lama dikenal sebagai bahan masakan, bumbu, jamu, minuman, dan kosmetik karena warna kuningnya (lifestylica.com).
Kunyit sudah lama dikenal sebagai bahan masakan, bumbu, jamu, minuman, dan kosmetik karena warna kuningnya (lifestylica.com).
Kunyit sebagai tabir surya sifatnya sama dengan zinc oxyda dan titanium oxyda. Di dalam curcumin terdapat ODC (ornithine decarboxylase) yang mampu menghambat induksi dari radiasi sinar UVA. Namun dibalik fungsinya sebagai tabir surya, ternyata kunyit memiliki multi efek yang menguntungkan bagi tubuh. Beberapa manfaat kunyit; mengurangi jerawat, menurunkan risiko kanker kulit, antioksidan, mencegah pigmentasi kulit, mencegah penuaan, menyembuhkan luka, terapi penyakit kulit dan lain sebagainya.

Saya tersadar, perempuan-perempuan di pantai ini sebernarnya sedang memamerkan kecantikan dan kesehatannya. Mereka sadar sebagai kaum hawa yang harus bisa menjaga tubuh walau kadang terlihat aneh. Mereka mengenakan tabir surya yang berfungsi multiguna. Biar kata orang mereka mirip badut, tetapi mereka cantik secara alamiah yang berangkat dari niat untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. Kunyit ternyata penjaga sekaligus perias wajah cantik mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun