Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berselancar Ide di Gumuk Pasir

13 September 2016   16:51 Diperbarui: 13 September 2016   17:33 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berselancar Ide di Gumuk Pasir

Kata beberapa orang, tempat ini begitu istimewa karena satu-satunya di Asia Tenggara dan hanya ada beberapa di dunia. Gumuk Pasir, begitu orang menyebutnya untuk gurun mungil di Selatan Yogyakarta ini. Saya merasa, gurun mungil ini biasa saja, bukan karena fenomena alamnya, tetapi pemanfaatannya. Sepintas yang terlihat hanya gerombolan spinifex yang berlarian seirama arah angin, anak-anak muda yang berswafoto, ada juga calon pengantin yang foto pranikah, namun ada beberapa yang bergelak tawa sambil membawa sebilah papan di tepian barchan, lalu menghilang.

Sandboarding di gumuk pasir parang kusumu, sepertinya hanya ada 2 di Indonesia (dok,pri).
Sandboarding di gumuk pasir parang kusumu, sepertinya hanya ada 2 di Indonesia (dok,pri).
Ketika sisi selatan Gunung Merapi tergerus air hujan, lalu alirannya masuk ke ceruk-ceruk, lalu menuju anak sungai hingga mengumpul di sungai besar. Sungai Opak dan Progo adalah 2 sungai besar yang menampung material gunung Merapi berupa pasir. Pasir-pasir lembut kiriman dari Merapi sampai juga di Muara berhadapan langsung dengan laut selatan.

Sepertinya ombat laut selatan tak sanggup menelan pasir-pasir ini, kemudian memuntahkan kembali ke pantai. Oleh angin, pasir inipun diterbangkan ke sisi utara dan menumpuk di sepanjang pantai Parang Tritis, Parang Kusumo, dan Depok hingga mencapai luas 16.664 hektar. Hamparan pasir inilah yang kemudian dinamakan Gumuk Pasir (Sand Dune).

Gumuk pasir yang mencapai luas 16.664 hektar memiliki berbagai potensi yang bisa dimanfaatkan (dok.pri).
Gumuk pasir yang mencapai luas 16.664 hektar memiliki berbagai potensi yang bisa dimanfaatkan (dok.pri).
Gumuk Pasir, mungkin secara ekologis adalah lahan yang kurang menguntungkan. Sepertinya jarang tanaman produktif yang bisa beradaptasi dengan lingkungan yang kering dan tidak subur, kecuali rerumputan liar dan cemara laut. Mungkin secara pertanian begitu kurang menguntungkan, tetapi bagi pariwisata mungkin akan mendatangkan keuntungan yang besar jika dikelola dengan baik.

Pola-pola gundukan pasir (www.yikudo.com)
Pola-pola gundukan pasir (www.yikudo.com)
Saya teringat dengan anak-anak muda yang naik turun barchan. Barcan adalah satu dari empat jenis bukit-bukit pasir yang terbentuk oleh angin. stardune, barchan, parabola, memanjang, melintang adalah pola-pola khas gurun pasir, begitu juga yang ada di gumuk pasir.

Pola barcan berbentuk bulan sabit dengan lereng yang curam di bagian lengkungan dalamnya. Lereng yang curam inilah yang dipakai untuk seluncur pasir atau sandboarding.

Sandboarding menjadi atraksi wisata minat kusus di gumuk pasir (dok.pri).
Sandboarding menjadi atraksi wisata minat kusus di gumuk pasir (dok.pri).
Sandboarding menjadi salah satu cabang olah raga minat khusus. Olah raga ini membutuhkan tempat khusus, peralatan khusus dan teknik tersendiri. Di Indonesia, berselancar di atas pasir sepertinya baru ada 2 yaitu di Gumuk Pasir Parang Kusumo dan Gunung Bromo. Papan yang untuk sand boarding terbuat dari lapisan yang yang terdiri dari kayu, serat kaca, dan plastik komposit. Ketiga bahan ini dipilih karena kuart, ringan, mudah dibentuk dan licin.

Papan seluncur tidak berbeda jauh dengan yang digunakan di es untuk pijakan kakinya, tetapi di area berpasir harus ditambah pelicin. Para sandboarder di gumuk pasir biasa mengoleskan semacam lilin atau minyak yang biasa untuk melicinkan dan mengilapkan lantai kayu. Tujuan penambahan lapisan ini adalah untuk membuat laju papan luncur lebih cepat tanpa ada hambatan, istilahnya mengurangi gesekan.

Beberapa operator sudah menjajakan jasa persewaan papan seluncurnya. Dengan harga sewa Rp 75.000,00 per papan bisa memainkan sepuasnya. Pemandu lokal siap menemi bahkan mengoleskan pelicin di dasar papan agar lancar saat meluncur. Tidak perlu kawatir, para operator di sini sudah tahu lokasi mana untuk pemula hingga yang ingin mencari sensasi lebih. Olah raga yang murah meriah, dan hanya ada 2 di Indonesia.

Sandboarder di beberapa negara sudah menjadi kejuaraan dan banyak atlet profesional dan beberapa memegang rekor dunia (dok.pri).
Sandboarder di beberapa negara sudah menjadi kejuaraan dan banyak atlet profesional dan beberapa memegang rekor dunia (dok.pri).
Sand boarding sebenarnya sudah lama dilakukan orang, bahkan sudah ada kejuaraan dunianya. Sandboarding World Championship - The SWC diadakan setiap tahun, Sand Master Jam - acara sandboarding tahunan yang berlangsung di Florence, Oregon di Sand Master Park. Tercatat Josh Tenge , adalah juara sandboarding profesional, memegang Guinness Book of World Records untuk terpanjang jarak jauh. Sedangkan Erik Johnson,memegang Guinness World Record untuk Kecepatan pada Sandboard di 51 mph (82 km / jam).

Bagaimana dengan yang ada di Yogyakarta, mungkin sampai saat ini hanya masih sebatas eksebisi saja. Sepertinya belum ada atlit profesional atau kejuaraan. Sebenarnya potensi gumuk pasir ini sangat strategis untuk menjadi ajang olah raga yang memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Di beberapa negara maju dengan bentang alam yang sama, sudah banyak beragam olah raga yang diperkenalkan, bahkan dibuat kejuaraannya.

Sandgliding, dengan mamanfaatkan tenaga angin bisa menjadi variasi cabang olah raga (thenewstribune.com)
Sandgliding, dengan mamanfaatkan tenaga angin bisa menjadi variasi cabang olah raga (thenewstribune.com)
Sandgliding, memanfaatkan tenaga angin lalu dengan menggunakan layar atau parasut bisa mengarungi hamparan pasir. Olah raga ini sudah sangat familiar dan bisa mendatangkan banyak orang, terlebih mereka yang ingin memacu adrenalin.

Sand gliding sepertinya tidak perlu membutuhkan barcan agar bisa meluncur, tetapi cukup tiupan sang bayu dan lahan bebas hambatan. Mungkin suatu saat bisa dikembangkan dan bisa mendatangkan banyak keuntungan. Minimal bentang alam ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Saatnya gumuk pasir tak hanya berbisik, tetapi bisa berisik mempromosikan potensinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun