Senja di sunset point Gili Trawangan sangat berkesan manakala langit barat begitu temaram saat sang surya sudah benar-benar menghilang. Hiruk-pikuk para pelancong yang menikmati matahari terbenam pelan-pelan mulai memudar seiring langit yang mulai gelap. Lampu-lampu mulai menyala, dan dentuman house music mulai mengisi jalanan di Gili Trawangan. Kehidupan malam sebentar lagi dimulai, sebab siang hari para pelancong rerata pergi melihat keindahan dasar laut.
Suatu hari adik saya memakan telur dadar yang dibuat teman-temannya. Tanpa disadari ternyata telur dadar tersebut sudah dicampur dengan cendawan letong. Alhasil selama dua hari dia seperti orang aneh, tetapi tetap sadar. Dia seolah menjadi orang yang perfeksionis dan tingkah lakunya di luar kewajarannya. Tertawa lepas, bahkan kelewat batas walau hanya hal kecil yang kadang tidak lucu. Efek cendawan yang tumbuh di kotoran herbivora ini memang membuat orang menjadi gila dalam hitungan jam atau hari.
Di beberapa tempat seperti di Bali atau Lombok-Gili Trawangan, kecubung dan cendawan letong bukan hal yang asing lagi. Menurut INCB (International Narcotics Control Board), cendawa letong dan kecubung termasuk bahan psikotropika. Sedangkan di Indonesia Magic Mushroom digolongkan ke dalam zat adiktif sama halnya dengan alkohol, rokok, dan obat-obatan yang menyebabkan kecanduan.
BNN yang sekarang sedang gencar-gencarnya menguber narkoba, kadang bisa luput terhadap cendawan dan bunga terompet ini. Meskipun sudah dimasukkan dalam golongan bahan adiktif, tetapi belum terdengar pemberitaan ada penangkapan para pemakai yang mabuk kecubung atau jamur letong, dua benda yang tidak sulit didapat, murah meriah tetapi memiliki memiliki efek yang tidak jauh berbeda dengan Narkoba, entah jika suatu saat nanti.