Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyisir Aspal Kejam Kalimantan

27 Januari 2016   13:54 Diperbarui: 27 Januari 2016   13:58 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Jalanan demikian memang khas kalimantan, tetapi hanya sebagian. City car sekelas Datsun go+panca mampu melintasinya dengan baik. Sisi lain dari Kalimantan (dok.pri)."][/caption]

"Hidup pembangunan.. hidup pembangunan.. " pekik terdengar radio rig yang diucapkan oleh road captain saat konvoy Datsun Risers Expedition dari Balikpapan menuju Banjarmasin. Kode dari pimpinan rombongan dengan kata hidup pembangunan, berarti akan melewati jalan yang baik dan mulus. Jika melewati jalan yang buruk, berlobang, atau rusak maka road capten akan berkata "selamat datang di Kalimantan".

Entah mengapa kata-kata hidup pembangunan atau selamat datang di Kalimantan, kadang menggelitik kadang juga menyesakkan batin. Saya kecil dan besar di Kalimantan, dan tidak heran dengan kondisi jalan. Jalan mau rusak, berlubang, becak asal kedua kaki ini mampu melewati tidak menjadi soal. Jalan akan menjadi masalah bagi mereka yang duduk manis diatas roda. Kenyamanan dan keselamatan mereka terusik karena kondisi jalan.

Pada suatu hari, di tenah kota Salatiga tempat saya tinggal terdengar riuh kendaraan berat yang sedang mengaspal jalan kota. Saya hanya bersenandikan, jalan masih bagus, baik, dan mulus kok di aspal. Teman yang bekerja di kantor pemerintahan hanya berseloroh, "ini proyek, habisin anggaran, sayang kan kalau anggaran tidak terserap maka tahun depam tidak akan turun". Demikiankah alasan mengapa jalan yang masih bagus dan layak harus diaspal ulang demi kata proyek dan anggaran?.

[caption caption="Jalan di Kalimantan banyak juga yang baik dan tidak seperti apa yang diberitakan (dok.pri)."]

[/caption]

Kalimantan apa bedanya dengan Jawa, masih Indonesia begitu pula dengan tempat lain di Nusantara. Jawa punya sumber daya apa, bila dibandingkan dengan pulau-pulau lain memang tidak ada apa-apanya dari kekayaan alamnya. Apakah Jawa memang menjadi prioritas, sebagai pulau utama atau bagaimana, saya tidak tahu.

Saya hanya berguman, saat berkunjung ke Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, hingga Papua sangat miris kondisi jalannya padahal mereka memiliki sumber daya alam yang luar biasa. Apa ada di jawa orang memiliki rumah lengkap dengan dermaga, helipad dan lapangan terbang, ternyata di kalimantan ada. Anak-anak sekolah dasar di Kalimantan berangkat pulang sekolah mengendarai sepeda motor. Jika dilihat ketimpangan perekonomian tidak kalah lah.

[caption caption="Walaupun di pelosok kalimantan, pendapatan penduduknya cukup tinggi. Sawit, tambang menjadi komoditi utama. Anak-anak berangkat dan pulang sekolah sudah mengendarai sepeda motor, walau masih duduk di bangku SD (dok.pri)."]

[/caption]

Saat road capten berkata "selamat datang di Kalimantan" kami bersiap dengan gigi rendah, injak rem, kopling atau tarik tuas rem tangan. Saat ini bagi kami adalah tantangan membawa Datsun Go+ membelah medan kalimantan dengan city car. Bagimana dengan mereka yang saban hari lewat sini. Kata pak Bambang yang biasa mondar mandir antar provinsi Kalimantan "kita sudah biasa, mau buruk, mau baik yang penting bisa dilewati". Sebuah kepasrahan sebab tidak tahu musti berbuat apa. Di Jawa jalan berlubang sedikit lantas rame-rame tebar ikan lele atau tanam batang pisang, jika Kalimantan butuh berapa hektar pohon pisang.

Sebuah permenungan saat melintasi dari kalimantan timur menuju Kalimantas selatan. Ada yang berkata, jika sudah lewat perbatasan dan menemukan jalan mulus, itulah kalsel. Sangat enggan menyebut daerah tertinggal atau bagaimana jika hanya dinilai dengan akses jalan, sebab mereka yang saban hari lewat ya tinggal lewat saja. Saya yakin akan ada terus perbaikan, tinggal bagaimana merawat dikemudian harinya. Yang pasti saya menikmati jalanan Kalimantan bersama Datsun Go+ panca, apapun medannya "selamat datang di Kalimantan, hidup pembangunan kaptem".

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun