[caption caption="Rakit sungai amandit, atraksi wisata Kalimantas Selatan yang mengadopsi orang Dayak Kaharingan membawa bambu menuju Kandangan (dok.pri)."][/caption]
Saujana hutan Kalimantan seolah tak menunjukan jejak-jejak tragedi kebakaran hutan hebat menjelang akhir tahun 2015. Hanya batang-batang hangus yang dikerubuti tumbuhan liar. Niat hati ingin bertanya tentang jerebu yang menyerbu waktu itu, ternyata joki yang mengendalikan rakit bambu ternyata bisu. Hanya gerakan tangan saja yang mencoba menjelaskan sambil terus memegang galah bambu saat mengarungi sungai Amandit.
[caption caption="Hutan Kalmnatan yang kontras pasca kebakaran (dok.pri)."]
Pagi pukul 08.00 Wita kami berangkat dari Tanjung Tabalong, sebuah kota mungil di Kalimantan Selatan. Tujuan kali ini adalah Loksado, sebuah kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Loksado bertransformasi menjadi desa wisata dan terkenal di Kalimantan Selatan. Dari Banjarmasin atau Martapura bisa ditempuh dengan kendaraan sekitar 4 jam perjalanan. Sebuah kecamatan di tengah-tengah pegunungan Maratus. Pegunungan Maratus membentang di sepanjang sisi selatan Kalimantan dan dihuni oleh suku Dayak Kaharingan.
Batuan kapur begitu jelas membentang berbentuk bukit-bukit kecil dan menjulang tinggi. Gamping-gamping berwarna putih berlurik-lurik mirip pola zebra menghiasi dinding-dinding tebing yang indah dan membentang dibelantara hutan yang sebagian sudah ditanami sawit. Jalan yang tidak terlalu lebar namun dengan aspal yang baik membelah pegunungan maratus untuk menghantarkan menuju Loksado.
[caption caption="Gerbang desa wisata Loksado (dok.pri)."]
Desa wisata Loksado menyediakan atraksi wisata yang menarik yakni rakit bambu mengarungi sungai Amandit. Dahulu kala, orang-orang dari suku Dayak Kaharingan menjual bambu ke hulu sungai yakni di Kandangan dengan cara menghanyutkan dan dikendalikan dengan rakit bambu. Metode ini juga dipakai para pedagang bambu dari Bogor yang ingin menjual bambunya ke Ibu Kota dengan cara menghanyutkan lewat sungai Ciliwung.
[caption caption="Rakit-rakit inilah yang menjadi atraksi wisata di Loksado (dok.pri)."]
Rakit Bambu atau Bamboo Rafting adalah bagian dari acara Datsun Risers Expedition etapi 2 dari Balikpapan menuju Banjarmasin. Di tengah-tengah rute perjalanan menuju Banjarmasin maka disempatkan mengulik sungai Amandit dengan menggunakan rakit bambu. Lama pengarungan dengan rakit bambu adalah sekitar 2,5 - 3 jam perjalanan.
15 batangan bambu sepanjang 8m sudah dirakit sejajar dengan lebar sekitar 1,25m. Rakit bambu sudah berjajar di tepi sungai Amandit dan bersiap untuk mengarunginya. Joki saya masih muda, berbadan pendek dan gempal. Dia nampak lincah sekali memainkan galah ke sisi kanan kiri rakit untuk mendorong perahu sekaligus mengarahkan arahnya. Jeram-jeram yang tidak terlalu besar dengan mudah dilalui. Nampaknya dia benar-benar menguasai tiap jengkal sungai ini, sambil sesekali beratraksi dengan melompat di atas rakit.
Â
[caption caption="Joki rakit yang saya tumpangi nampak lincah mengendalikan laju rakit. Beberapa kali dia melompat, entah sekedar bergaya atau memang seperti itu caranya 9dok.pri)."]
Untuk pengarungan selama hampir 3 jam kadang membuat para tamu merasa bosan, karena hanya duduk diam di atas rakit. Untung saja kanan kiri sungai terdapat pemandangan yang memukai. Hutan hujan tropis masih bisa ditemui dengan pohon-pohon besarnya. Bukit-bukit juga terlihat menghijau dengan rimbunnya padi gogo paska dibakar sebelum musin tanam tiba. Yang tak kalah menarik adalah perkampungan dayak beserta aktivitas masyarakatnya. Wajah-wajah dari suku dayak kaharingan begitu mudah dikenali. Wajah mereka mirip dengan orang vietnam, kata teman saya. Wajah cantik dengan kulit putih khas kadang membuat kesengsem bagi yang menatapnya.
Ikan-ikan khas kalimantan juga bisa ditemukan, seperti; baung, nila, mas, arwana, dan udang sungai. Dalam pengarungan sungai, saya teringat akan sebuah film Anaconda yang mengambil setting hutan kalimantan. Pikiran saya tetiba menggelayut takut begitu melihat aliran sungai yang tenang dan saat galah sepanjang 5 m itu tenggelam, buaya atau anaconda. Dengan sigap joki memukul-mukul air dengan galah dan memberi tahu, silahkan meloncat dan berenang di sini aman. Tetap saja saya diatas perahu saja sembari menyaksikan mereka yang melompat ke dasar sungai.
Untuk satu kali pengarungan dikenakan tarif Rp 250.000,00 - Rp 300.000,00, tergantung durasi waktu atau jaraknya. Satu rakit dapat ditumpangi 3 penumpang dan 1 joki. Kadang menjadi sebuah pertanyaan yang menarik, bagaiamana rakit-rakit ini jika sudah sampai tujuan, apakah akan dibawa naik melawan arus atau hanya sekali pakai saja. Para operator rakit bambu ternyata akan mengurai rakitan rakit menjadi batangan-batangan bambu lalu dibawa menggunakan truk untuk dirakit lagi saat ada tamu.
[caption caption="Sebuah resort, marataus mountain resort yang terletak tepat di tepi sungai Amandit (dok.pri)."]
Bamboo rafting yang dulunya sebuah kisah perjalanan bambu dari Loksado menuju Kandangan lewat sungai Amandit, kini sudah menjadi ladang penghasilan dari mengemudikan rakit. Rumah-rumah penduduk setempat dijadikan home stay dengan tarif dari Rp 150.000,00 hingga Rp 250.000,00 permalam tergantung fasilitas yang disediakan. Maratus mountain resort salah satu penginapan yang terjangkau dan terletak tepat ditepi sungai. Dengan bangunan mirip rumah betang akan melengkapi perjalanan anda. Ingin mencoba mengarungi Amandit, datanglah ke Loksado.
Â
Video Bisa dilihat d sini https://www.youtube.com/watch?v=hHwRgA7kAw0
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H