Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Arung Rakit Sungai Amandit

25 Januari 2016   08:55 Diperbarui: 25 Januari 2016   09:19 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Joki rakit yang saya tumpangi nampak lincah mengendalikan laju rakit. Beberapa kali dia melompat, entah sekedar bergaya atau memang seperti itu caranya 9dok.pri)."]

[/caption]Sebenarnya banyak hal yang ingin saya tanyakan tentang apa yang saya lihat di sisi kanan kiri perahu, sayangnya dia tuna wicara. Hanya dengan gerakan tangan dia memberi instruksi, selebihnya kami hanya bersenandika. Sungai Amandit sangat bervariasi, ada bagian yang dangkal yang kadang rakit sampai kandas, ada juga yang galah sepanjang 5 meter nyaris tenggelam. Yang pasti sungai ini menjadi sebuah atraksi wisata yang mampu memompa adrenalin selama 30 menit pertama.

Untuk pengarungan selama hampir 3 jam kadang membuat para tamu merasa bosan, karena hanya duduk diam di atas rakit. Untung saja kanan kiri sungai terdapat pemandangan yang memukai. Hutan hujan tropis masih bisa ditemui dengan pohon-pohon besarnya. Bukit-bukit juga terlihat menghijau dengan rimbunnya padi gogo paska dibakar sebelum musin tanam tiba. Yang tak kalah menarik adalah perkampungan dayak beserta aktivitas masyarakatnya. Wajah-wajah dari suku dayak kaharingan begitu mudah dikenali. Wajah mereka mirip dengan orang vietnam, kata teman saya. Wajah cantik dengan kulit putih khas kadang membuat kesengsem bagi yang menatapnya.

Ikan-ikan khas kalimantan juga bisa ditemukan, seperti; baung, nila, mas, arwana, dan udang sungai. Dalam pengarungan sungai, saya teringat akan sebuah film Anaconda yang mengambil setting hutan kalimantan. Pikiran saya tetiba menggelayut takut begitu melihat aliran sungai yang tenang dan saat galah sepanjang 5 m itu tenggelam, buaya atau anaconda. Dengan sigap joki memukul-mukul air dengan galah dan memberi tahu, silahkan meloncat dan berenang di sini aman. Tetap saja saya diatas perahu saja sembari menyaksikan mereka yang melompat ke dasar sungai.

Untuk satu kali pengarungan dikenakan tarif Rp 250.000,00 - Rp 300.000,00, tergantung durasi waktu atau jaraknya. Satu rakit dapat ditumpangi 3 penumpang dan 1 joki. Kadang menjadi sebuah pertanyaan yang menarik, bagaiamana rakit-rakit ini jika sudah sampai tujuan, apakah akan dibawa naik melawan arus atau hanya sekali pakai saja. Para operator rakit bambu ternyata akan mengurai rakitan rakit menjadi batangan-batangan bambu lalu dibawa menggunakan truk untuk dirakit lagi saat ada tamu.

[caption caption="Sebuah resort, marataus mountain resort yang terletak tepat di tepi sungai Amandit (dok.pri)."]

[/caption]

Bamboo rafting yang dulunya sebuah kisah perjalanan bambu dari Loksado menuju Kandangan lewat sungai Amandit, kini sudah menjadi ladang penghasilan dari mengemudikan rakit. Rumah-rumah penduduk setempat dijadikan home stay dengan tarif dari Rp 150.000,00 hingga Rp 250.000,00 permalam tergantung fasilitas yang disediakan. Maratus mountain resort salah satu penginapan yang terjangkau dan terletak tepat ditepi sungai. Dengan bangunan mirip rumah betang akan melengkapi perjalanan anda. Ingin mencoba mengarungi Amandit, datanglah ke Loksado.

 

Video Bisa dilihat d sini https://www.youtube.com/watch?v=hHwRgA7kAw0

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun