Massepe Sidrap 777 Emmang, tercap jelas di warangka dan gagang golok milik sang Kades. Golok buatan Massepe di Kabupaten Sidrap menjadi pegangan kesehariannya, selain stempel kelurahan. Sosok unik yang saya temui di belantara Sulawesi yang sepenuh hati mengabdi.
Konon di beberapa tempat, jabatan adalah kedudukan yang banyak dicita-citakan orang. Banyak yang berlomba-lomba untuk menduduki jabatan tertentu, bahkan dengan bermacam cara. Tidak sedikit terjadi gesekan jika terjadi persaingan dalam memperebutkan sebuah jabatan. Bentrokan antar pendudung atau masanya adalah hal yang biasa dan menjadi dinamika dalam pemilihan sebuah jabatan. Pemilihan kepala desa adalah salah satunya. Namun setelah dipilih bagaimana kinerja kepala desa, itulah yang menjadi pertanyaan kritisnya.
Pagi itu dia akan berangkat ke kantor. Langkahnya tertahan oleh kedatangan kami yang hendak ada perlu sebentar. Kami tak berlama-lama di rumahnya dan seketika itu dia akan juga berangkat ke kantor. Jangan membayangkan dia ke kantor dengan pakaian pegawai pemerintah resmi dan formal. Dia mengenakan sandal, celana jeans, kaus dan tidak lupa membawa parang. Kantornya ternyata ada di kebun cokelat. Sebagai seorang lurah, dia juga adalah sesosok petani di desanya.
Lurah yang selalu daring dan kekinian karena begitu mudah dan sederhana melayani warganya. Dia menyadari bahwa sebagian besar warganya adalah petani, dengan demikian juga dia harus melayani ala petani. Kerja tak harus di kantor, tetapi bisa pakai celana kolor. Melayani ala petani cukup dengan parang dan stempel di tangan, karena ada di ladang. Sangat jarang bisa menemukan sosok pelayan warga dengan cara sesederhana, walau diupah yang tak seberapa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H