Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Merapi Dulu dan Kini, Berubah Namun Menambah Pesonanya

18 Oktober 2013   13:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:22 1773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_295559" align="alignnone" width="640" caption="Berdiri di tepi kawah Gunung Merapi menjadi sebuah obsesi, terlebih berdiri di puncak tertingginya. 10 tahun terakhir merapi sudah berubah (dok.pri)."][/caption] mengejar pik ap terakhir yang membuat kaki harus beradu cepat dengan roda. Tersesat hingga turun di kampung sebelah. Mental ciut saat melihat kepulan awan panas membumbung tinggi di angkasa hingga berdamai dengan kekuatan alam. Pengalaman tak terlupakan saat menginjakkan kaki di Puncak Garuda hingga Kubah Lava. Inilah pesona Gunung Merapi yang tak lekang oleh jaman dan selalu dinanti para petualang. [caption id="attachment_295560" align="aligncenter" width="448" caption="Kawah mati yang kini sudah terkubur oleh erupsi 2010. Para pendaki biasanya turun ke bawah untuk mengabadikan nama atau kelompoknya dengan menyusun batuan menjadi huruf-huruf (dok.pri),"]

13820761541440317587
13820761541440317587
[/caption] Tahun 1999, saat itu masih duduk di bangku SMA. Berdua bersama teman karib harus memacu tenaga untuk mencari kendaraan terakhir yang menuju Selo Boyolali. Pengalaman tak terlupak, karena baru pertama kali mendaki Merapi dengan informasi yang sangat minim. Lupakan ransel, kantung tidur, kompor gas, jaket tebal, dan perlengkapan mendaki yang layak. Berbekal peralatan sederhana namun semangat dan niat yang lengkap mencoba meretas puncak Merapi. Kamera saku dengan film ASA 200 isi 36 mendokumentasikan perjalanan malam minggu itu. Sayang saat sampai puncak Garuda, kabut tebal menutupi pelataran puncak dan nyaris tak terlihat apa yang ada di depan mata. Yang kami tahu hanya tak tempat dari tempat kami berdiri. Inilah puncak merapi dengan ketinggian 2911mdpl yang direngkuh anak-anak SMA. [caption id="attachment_295561" align="aligncenter" width="358" caption="Inilah puncak Garuda yang tersisa. Kedua sayapnya sudah tanggal, begitupula dengan mahkotanya. Setidanya inilah yang tersisa menjelang awal abad 21.(dok.pri)"]
1382076218542162690
1382076218542162690
[/caption] Saat di bangku universitas kembali menyambangi Merapi dengan cara yang sedikit lebih tertata. Perlengkapan gunung kali ini lebih lengkap dan baik. Tahun 2002, masih dengan kamera SLR Yashica mencoba mengabadikan setiap perjalanan meretas asa di puncak Garuda. Kenangan itu tak seindah yang diinginkan, karena orang yang dimintai tolong memotret tak bisa memotret. Hasilnya kabur semua gambar, bahkan nyaris tak ada yang baik. [caption id="attachment_295562" align="aligncenter" width="448" caption="Erupsi, membuat Garuda tinggal pelataran. Tepat di depan, itulah pondasi Garuda yang menghilang. Foto diambil tahun 2007(dok.pri)"]
1382076296672559368
1382076296672559368
[/caption] [caption id="attachment_295563" align="aligncenter" width="448" caption="Pelataran Garuda, demikian banyak yang menyebutnya. Satu-satunya yang tersisa dan menjadi tujuan akhir saat mendaki Merapi (dok.pri)."]
13820763981512099258
13820763981512099258
[/caption] Tahun 2007, 2008, 2009 kembali tak ada bosannya menyambangi merapi. Mungkin setiap jengkal sudah terekam baik setiap langkah menuju puncak Merapi. Tak ada bosan-bosannya menikmati keindahan gunung yang mempunyai siklus 4-5tahuan erupsi. Tidak sedikit mereka yang sudah celaka hingga kehilangan nyawa di gunung ini, namun terlanjur jatuh cinta pada merapi. [caption id="attachment_295564" align="aligncenter" width="448" caption="Medio Npvember 2010. Merapi Mengamuk dan memuntahkan isi perutnya.(dok.pri)"]
13820764481024061847
13820764481024061847
[/caption] Malam yang mencekam. Tepatnya pukul 2 dini hari. Suara halilintar berdentum-dentum dari puncak Merapi. Kilatan-kilatan cahaya menyambar membentuk percikan api. Diatas langit membumbung tinggi wedus gembel dengan panas ribua derajat celsius. Angkasa berwara putih kelam, berkabut debu vulkanik yang membuat nafas sesak dan mata pedih. Atap-atap rumah, dedaunan hingga hitam legamnya jalanan beraspal semua berubah menjadi putih. Inilah medio November 2010. Merapi murka, merapi marah, merapi muntah dan meluluhlantakan apa saja yang ada didepan mata. [caption id="attachment_295565" align="aligncenter" width="448" caption="Hampir 2 bulan, Merapi terus-terusan gusar oleh energi dari dalam bumi.(dok.pri)"]
138207650211103610
138207650211103610
[/caption] 2 bulan sudah merapi bergejolak dengan mengeluarkan isi perutnya. Semua dimuntahkan, dari debu hingga batu-batu sebesar rumah. Bencana yang harus ditebus dengan puluhan nyawa meregang karena dilibas awan panas, rumah-rumah yang hancur tak kuat menahan beratnya abu vulkanik. Tanaman yang tunduk dan sujud mengakui kekuatan dasyatnya alam. Inilah jika alam ini sudah berkehendak, semua berserah dan pasrah. [caption id="attachment_295566" align="aligncenter" width="448" caption="Desember 2010, mencoba menggapai asa untuk sampai di atapnya. Sisa-sisa erupsi masih begitu terasa. Jalur pendakian masih tertutup rapat oleh material vulkanik dan pohon-pohon yang tumbang (dok.pri)."]
13820765492105652398
13820765492105652398
[/caption] [caption id="attachment_295567" align="aligncenter" width="448" caption="Sayang kami belum diijinkan menyambangi puncaknya. Berhenti di Pasar Bubrah sudah cukup bagi kami untuk bersilaturahmi (dok.pri)"]
1382076642706132254
1382076642706132254
[/caption] Desember 2010, sebualan setelah puncak ini bergejolak. Saatnya berdamai dan bersilaturahmi dengan empunya Sapu Jagat. HUjan yang tak kunjung reda menghadang langkah kaki ini menuju Pasar Bubrah. Debu-debu vulkanik yang memenuhi jalur pendakian membauat jebakan alam. Terperosok masuk dalam celah-celah batu hingga pakaian ini berubah wujud mirip boneka salju. 3 jam mendaki, sepertinya merapi belum berkehendak untuk dikunjungi. Langkah kaki ini terhenti pada lereng pasir yang tinggi dan labil. Sedikit sentuhan saja sudah menggugurkan material vulkanik yang terjebak pada lereng-lereng tebing. Biarkan alam yang menanata dan membuat jalur lewat hempasan hujan dan aliran lahar dinging. [caption id="attachment_295568" align="aligncenter" width="448" caption="Februari 2011, akahirnya di ijinkan untuk mengapai puncak Merapi. Kawah mati sudah hilang dan kubah lava terbentuk baru. Merapi sudah bertransformasi (dok.pri)."]
13820766991283763845
13820766991283763845
[/caption] 2 bulan sesudahnya, saatnya menyambangi puncak Merapi. Benar saja, mata saya terbelalak betapa Merapi sudah memiliki bentuk baru. Kawah mati sudah dikubur dalam-dalam. Lawah merapi sudah hilang kemana, hingga kini membentuk kawah baru yang jauh lebih luas dan lebar. Puncak Garuda entah diterbangkan kemana, yang ada hanya kubah lava. Geger boyo sudah runtuh dan berganti menjadi dinding yang curam dan dalam. Merapi sudah berubah, namun pesonanya tetap indah. [caption id="attachment_295569" align="aligncenter" width="448" caption="Saat ini merapi membuka pintunya bagi siapa saja. Oktober 2013, merekam pesona merapi saat ini (dok.pri)."]
1382076789414292402
1382076789414292402
[/caption] Entah berapa banyak petualang yang berakhir disini atau celaka. Sepertinya tak ada yang kapok untuk terus menyambangi puncak eksotis ini. Ada apa di puncak merapi, ada apa di pasar bubrah, ada apa di watu gajah sebuah pertanyaan yang susah dijawab sebelum merayapi lekukan demi lekukan batuan vulkanik. Datanglah, maka Merapi akan membuka pintunya lebar-lebar, namun berjalanlah dengan santun dan penuh  perhitungan sebab merapi tak menghitung siapa yang bakal celaka. Indahnya, pesonannya akan terus ada dan kita bersiap menanti setiap kejutan yang ada. Ketinggian 2911 kini menjadi 2933mdpl menjadi bukti betapa dinamisnya gunung ini. [caption id="attachment_295570" align="aligncenter" width="448" caption="Selamat datang di 2933mdpl. Puncak tertinggi Merapi, menantang para pendaki yang siap untuk bertualang (dok.pri)."]
1382076849957394831
1382076849957394831
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun