Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Eksotisme Merbabu di Balik Sisi Historis dan Mistis

14 Oktober 2011   02:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:58 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merbabu adalah salah satu gunung dengan medan yang unik yang menjadi favorit bagi penggiat alam bebas. Entah bagaimana kejadian masa lalu yang yang membuat gunung ini terlihat eksotis. Jika memandang dari puncak Sarip yang berketinggian 3119mdpl akan terlihat beberapa puncak, yakni; Kenteng Songo, Watu Tulis dan Gunung Kukusan. Dari puncak ini, terlihat jelas seolah Gunung Merbabu puncak serasa di belah menjadi beberapa bagian. Maka tidak heran, jika terdapat beberapa puncak dan sebuah kawah yang masih menyemburkan gas belerang.

Merbabu berdiri diantara deretan gunung-gunung dengan status masih aktif, bahkan Gunung Merapi bersanding di sisi selatan. Gunung aktif yang tertidur pulas dan entah kapan akan terbangun. Eksotisme keindahan berbalut nuansa mistis, menjadikan Merbabu sebuah gunung yang istimewa. Beberapa tempat yang di sakralkan seperti Watu Gubung, sebuah batu besar yang berlobang yang konon adalah pusatnya mahluk gaib di Gunung Merbabu. Bagi para pendaki batu tersebut sering di gunakan sebagai tempat perlindungan "shelter" pada saat cuaca buruk. Yang terjadi saat ini, batu tersebut harus ternoda dengan tangan-tangan jahil dengan aksi vandalismenya.
Photobucket
Photobucket
Tempat sakral lain adalah puncak Kenteng Songo, dimana ditempat tersebut terdapat 9 Batu Kenteng. Batu Kenteng adalah batu berbentuk bulat yang tengahnya terdapat lobang dan mirip Lumpang "tempat menumbuk padi". Ada juga tempat bersejarah yang banyak dikagumi orang, yakni puncak Sarip. Nama puncak yang di abadikan untuk mengenang seorang pelarian yang bernama Sarip pada masa kolonial dan bersembunyi di puncak Timur Gunung merbabu.
Photobucket
Photobucket
Status Merbabu yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu memiliki 4 jalur pendakian resmi. Jalur utara melewati Desa Thekelan dan Cuntel, jalur barat lewat Desa Wekas dan Jalur Selatan Lewat Desa Selo. Masing-masing jalur memiliki ciri khas dan tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Bagi yang baru pertama mendaki Merbabu di sarankan lewat jalur Wekas atau Cuntel, karena jalur dengan jalan setapak yang jelas, tidak terlalu menannjak dan terdapat beberapa sumber mata air disepanjang jalur pendakian. Bagi yang sudah terbiasa, bisa melewati jalur Thekelan, dengan rute yang sedikit memutar, namun akan terpuaskan dengan suguhan pemandangan bentang alam yang luar biasa indahnya. Dari jalur Thekelan akan ditemukan Pereng Putih, sebuah Tebing dengan batuan andhesit yang di tumbuhi lumut kerak "Lichenes" berwarna putih yang akan mengeluarkan gema saat anda berteriak kencang. Di pos 3 jalur Thekelan akan ditemukan maskot Gunung Merbabu yakni watu Gubug yang di sakralkan penduduk setempat.
Photobucket
Photobucket
Bagi yang ingin menemukan sensasi lain, bisa lewat jalur Selo yang terletak di sisi selatan Merbabu. jalur yang cukup panjang dan selalu berhadapan dengan punggungan terbuka dengan padang rumput yang luas. Mata akan dimanjangan dengan pemandangan yang menajubkan dengan padang rumput dana grombolan tumbuhan Edelweis dan Cantigi. Keuntungan jalur Selo adalah, akses langsung menuju Puncak tertinggi, sedangkan 3 jalur yang lain harus melewati beberapa puncak untuk sampai puncak 3142mdpl. Jalur Cuntel, Wekas dan Thekelan akan bertemu pada satu titik yakni pada Gunung Watu Tulis. Di tempat ini terdapat sebuah menara dan antena relay milik TNI dan biasa pendaki menyebut dengan Pemancar. Watu Tulis ada lah puncak pertama yang bisa dijejaki, perjalan selanjutnya menuju ke Selatan dan akan di jumpai Kawah dengan kepulan asap berbau belerang. Disini juga akan ditemukan sumber mata air, namun harus jeli membedakan air tawar dengan air yang sudah bercampur belerang. Disisi kanan kawah terdapat sebuah bukit kecil yang dinamakan Gunung Kukusan, karena bentuknya kerucut miripp alat pengukus tradisional. Dari Kawah untuk menuju puncak pendaki akan di hadapkan pada sebuah jalur yang terjal yang di namakan "Sri Gremet". Gremet diambil dari bahasa Jawa yang artinya pelan, jadi perjalanan di jalur ini harus merayap dan ekstra hati-hari sebab sisi kanan kiri adalah jurang. Setelah menyelesaikan Sri Gremet akan melewati jalur "Geger Sapi" atau Punggung Sapi, yakni sebuah jalur sempit yang sisi kanan dan kiri adalah jurang. Analogi punggung sapi hingga punuk sapi untuk menggambarkan jalur tersebut. Jembatan Setan adalah jalur selanjutnya, dan entah dari mana nama tersebut di ambil namun menjadi tantangan tersendiri buat pendaki. Jalur yang terjal dan sedikit melelahkan namun akan terbayar usai di selesaikan, sebab kan langsung di hadapkan pada 2 pilihan. Pilihan pertama adalah mendaki puncak Sarip dengan waktu tempuh sekitar 10 menit atau 40 menit menuju puncak Kenteng Songo.
Photobucket
Photobucket
Jalur menuju Kenteng Songo sedikit landai sehingga cukup untuk melemaskan kaki setelah di hajar dari Sri Gremet, Geger Sapi dan Jembatan Setan. Pendakian terberat sebelum puncak adalah jalur Ondo Rantai, jadi sebuah jalur terjal yang berundak-undak mirip tangga. Acapakali pendaki dipaksa untuk merayap bahkan memanjat dengan berpegangan pada perakaran Cantigi yang kokoh. Jalur yang paling ekstrim, namun akan terbayar lunas sebab akan langsung dihadapkan pada puncak kenteng Songo. Di puncak Kenteng Songo akan ditemukan beberapa batu yang berbentuk bulat dan berlubang, namun saat ini kondisinya rusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Jalan ke sisi barat sekitar 5 menit untuk sampai di puncak Trianggulasi pada ketinggian 3142mdpl. Dari puncak inilah akan bertemu dengan jalur Selo.
Photobucket
Photobucket
Puncak merbabu, dengan batu Kenteng 9 menjadi sebuah simbol dimana bisa berdiri di pusat Jawa Tengah. Merbabu yang di kelilingi beberapa gunung seolah tepat berdiri ditengah-tengah ketinggian. Di Sisi barat menjulang 2 gunung kembar; Sindoro dan Sumbing, Sisi utara terdapap 3 gunung; Ungaran, Andong dan Telomoyo, Sisi Timur nampak samar Gunung Lawu dan Sisi Selatan gunung Merapi dengan asap solfatara selalu mendampingi. Eksotisme Gunung Merbabu dengan berberapa puncak dan karekateristik jalur pendakian beserta sisi mistis dan historisnya.
Photobucket
Photobucket
Bagi anda yang kurang berminat untuk melakukan ekspedisi yang melelahkan, tidak perlu berkecil hati, sebab Merbabu masih menawarkan keindahan. Jika Anda menyusuri sepanjang jalur SOSEBO "Solo, Selo dan Borobudur" ada beberapa tempat menarik di kaki Gunung Merbabu. Ada air terjun Kedung Kayang dan gardu pandang Ketep. 2 tempat wisata yang sayang untuk di lewatkan, sebab berada di sisi jalan utama dan tidak perlu jauh-jauh masuk dan berlelah-lelah.
Photobucket
Photobucket
Merbabu dengan segala potensinya akan terus menyajikan eksotisme keindahan yang jarang ditemukan di tempat lain. Jika anda ada di jalur Salatiga-Magelang, maka ada satu wana wisata yang cuku menarik sekaligus menantang. Di hutan wisata Umbul Songo Kopeng, ada sebuah wisata pemacu adrenalin. Kopeng Tree Top, sebuah operator out bond yang akan memberikan suguhan wisata petualangan. Dengan berbagai wana permainan Anda akan ditantang untuk menyelesaikan; puluhan rute flyng fox dengan beragam tingkat kesulitan. Jika anda kurang tertarik dengan wisata adrenalin, bisa berkunjung di Di Desa Kopeng karena disana ada sentra perkebunan stroberi, sayur mayur dan bunga hias. Jika masih ada waktu, mungkin bisa berbelok arah dari Kopeng menuju jalur Grabag, maka ada 3 air terjun yang bisa di sambangi. Di awali dari Air terjun Kali Pancur, Semuran Seloprojo hingga Sekar Langit yang dapat di capai dengan akses jalan yang mudah.
Photobucket
Photobucket
Merbabu ibarat raksasa yang sedang tertidur pulas memberikan mimpi yang nyata akan keindahan, petualangan dan pesona alam yang luar biasa. Entah kapan satu dari rangkaian mata cincin api ini akan menggeliat atau terbangun, namun selagi masih bisa untuk dinikmati maka harus sejalan untuk dilindungi kelestariannya. Merbabu memberikan banyak pilihan dan keputusan ada di tangan anda. Salam DhaVe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun