Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Justin Beiber, Norman Kamaru, dan Charles Darwin, Siapa Saja Fans-nya?

25 April 2011   11:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:25 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih hangatnya fenomena Briptu Norman Kamaru dan Justin Beiber yang terus menghiasi layar kaca, media cetak dan dunia maya. Dibalik nama tenar dua selebritis yang memulai karir dari situs berbagi video ''youtube'', kini tanpa disadari akan menimbulkan dampak yang luar biasa. Banyak mereka yang diuntungkan dengan adanya 2 insan multitalenta yang sedang beruntung. Produser musik berlomba-lomba mendapatkan teken dari Briptu Norman, begitu juga panitia penyelengara merauk keuntungan dari konser Justin Bieber. Harapan semua diuntungkan dan terhibur adalah tujuan dari fenomena Norman dan Beiber. Adakah pihak yang dirugikan, mungkin tidak ada, karena semua seolah simbiosis mutualisme, namun pelan-pelan dampak buruk itu akan muncul.

Dalam konser Justin Beiber di Sentul, sabtu kemarin, ribuan ABG dan anak-anak berbondong-bondong ketempat konser. Orang tua tak mau ketinggalan, bahkan rela menemani anak-anak mereka untuk menyaksikan idolanya tampil. Selebritis tanah air tak ketinggalan ikut ''nglurug'' demi menonton anak ajaib asal Benua Amerika. Teriakan histeris, tangis dan euforia meluap disaat ABG 17 tahun tersebut memulai konsernya. Entah racun apa yang ditebar Beiber hingga mampu membius fans-fansnya diseluruh penjuru dunia. Tidak ada logika yang berbicara jika sudah atas nama fans, yang ada hanyalah ''dia idolaku''.

Para ABG yang sebagian gadis-gadis belia, luar biasa antusiasnya. Tiket dengan harga lebih dari 1 juta seolah hanya uang jajan saat sekolah. Tidak ada rasa sayang terhadap nominal yang cukup besar untuk ukuran konser musik, namun apa mau dikata ''fans''. Jangankan duit segitu besar, segala macam aksesoris Beiber yang harganya bejibun juga tak mau kalah dengan buku-buku sekolah. Terkecoh di bandara Seota, juga tidak masalah, yang penting adalah idola dan idola.

Jika sudah bilang fans, memang seolah mengalahkan akal sehat. Fans, seolah batu penjuru yang menjadi panutan, namun seberapa lama akan bertahan?. Kini fans Krisdayanti menukik tajam, gara-gara kehamilannya yang sudah 4 bulan, yang disimpulkan hamil diluar nikah. Bagaiman dengan fans Ariel Peterpan, yang hancur berantakan gara-gara kasus video pornonya. Dibalik grafik menurun fans, masih saja ada yang punya idealisme, sekali fans tetap fans. Memang tidak ada salahnya menjadi fans berat, dan mengidolakan seorang tokoh.

Kembalik ke Justin Beiber dan Norman Kamaru, mungkin ABG sudah fasih benar mendendangkan lagu-lagu yang mereka bawakan. Lirik demi lirik, lalu bait hingga menjadi sebuah lagu utuh begitu cepat dikuasai. Bagaima dengan pelajaran sekolah, ''langsung mlempem'', karena tidak ada yang fans terhadap mata pelajaran dan mengidolakan gurunya. Imajinasi liar inipun kemudian ''brain storming'' agar menjadi fans terhadap pendidikan dan nasionalisme.

Sesosok Briptu Norman, memang layak dikasih jempol 4, karena setiap penampilannya selalu mengenakan pakaian kebesarannya. Wujud dedikasi terhadap profesi, sungguh luar biasa. Andai Norman Kamaru dijadikan sebuah symbol bagaimana idealisme terhadap profesi dan talenta. Saya tidak yakin sepenuhnya anak-anak sekolah sekarang bisa menyanyikan lagu-lagu wajib nasional atau tahu siapa menteri pendidikan saat ini. Namun anak sekolah atau ABG mana yang tidak tahu Briptu Norman..? jangankan lagunya, gerakan tarinya pun paham, tetapi rumus bangun kimia..nanti dulu.

Tidak beda dengan Beiber, semua ABG yang ngfans berat paham betul lagu-lagu hitsnya. Jangankan lagu-lagunya, tarian ala beiber banyak juga yang fasih, namun urusan latihan baris berbaris urusan nanti pas upacara. Lagu dengan lirik Inggrispun lancar, tapi pelajaran bahasa Ratu Elizabeth gramar dan perbendaharaan kata, kaya krupuk lemes. Tidak tahu mau dibawa kemana anak bangsa ini, apakah fans-fans mereka mampu mengentaskan dari jurang Ujian Nasional, atau menjerumuskan dalam keterpurukan diatas euforia idola. Saya juga punya fans berat...dan mengidolakannya, Charles Darwin, dan tenggelam dengan pemikirannya tentang evolusi transmutasi gen.

salam

DhaVe
ka, 250411 , 18.30

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun