[caption id="attachment_329650" align="aligncenter" width="461" caption="Tumbuhan penghuni lantai dan dinding goa memiliki caranya masing-masing agar tetap bertahan hidup. Ada yang memiliki daun lebar, memiliki batang pembelit atau menempati tempat-tempat yang sudah dijangkau tumbuhan lain (dok.pri)."]
Tumbuhan sebagai organisme autotrof berlomba-lomba menangkap cahaya matahari yang sangat minim. Pohon dengan batang yang besar dan tinggi maka akan memiliki daun yang banyak dengan ukuran kecil, agar efektif dalam menangkap sinar matahari. Tumbuhan yang berada di dasar goa biasanya memiliki morfologi daun yang lebar untuk menangkap sisa-sisa cahaya. Tumbuhan yang oportunis lain adalah tipe pembelit, karena harus bertahan hidupa maka dia membelit batang-batang tumbuhan lain agar dapat cahaya matahari. Lumut dan paku-pakuan sepertinya tumbuhan yang pasrah, karena berada di dasar sebagai karpet dan pelapis batuan dinding goa.
[caption id="attachment_329651" align="aligncenter" width="461" caption="Untuk masuk menuju goa Grubug harus melewati lorong sepanjang 200an meter. kabut tipis di mulut lorong memberikan suasana yang sedikit berbeda, namun kata teman saya "]
Suara gemuruh air terjun dan sungai bawah tanah dari dalam goa terdengar sayup-sayup. Kaki ini mencoba melangkah dalam lorong goa yang sudah dibuat jalur untuk berjalan. Dari dasar goa jomblang bisa menembus lorong yang menuju goa grubug dengan jarak sekitaw 200an meter. Zona terang, remang-remang dan gelap gulita terdapat di lorong ini. Dari mulut goa terlihat kabut tipis yang membuat suasana menyeramkan, dan dibawah sana gelap gulita.
Saat mata ini benar-benar menyaksikan zona gelap total makan akan tertebus dengan pemangdan yang luar biasa indah. Di atas sana di ketinggian 110m terdapat lobang dan cahaya dari luar menembus ke dasar goa. Inilah ray of light yang di cari mereka yang menelusuri goa ini. Stalagtit dan stalagmit menghiasi beberapa sudut goa yang selalu diguyur tetesan air dari atap goa.
[caption id="attachment_329653" align="aligncenter" width="461" caption="Dari zona gelap total muncul cahaya remang-remang. Gambar ini diambil dengan bantuan lampu kilat (dok.pri)."]
Di tempat ini, masih saja ada kehidupan ekstrim. Lumut masih ada yang bertahan hidup dengan kondisi yang minim cahaya. Kelembapan yang tinggi adalah habitat yang disukai lumut yang menempel pada bebatuan yang mulai lapuk. Sedikit saya termenung sambil dihujani air dari atap goa dengan sinar yang remang-remang dari mulut grubug. "Ini baru tumbuhan, bagaimana dengan hewan-hewan dan mikroorganisme di sini",lamunan saya buyar ketikan saya melihat jam tangan yang menunjuk angka 16.00.
[caption id="attachment_329654" align="aligncenter" width="323" caption="Akhir dari sebuah perjalanan dan saatnya kembali. Cahaya dari mulut goa Grubug dan hiasan stalagtit stalagmit membayar sudah semuanya. (dok.pri)."]
Suara dari handy talkie terdengar saat teman dari atas meminta kami untuk segera naik. Waktu yang sudah mulai gelap dan cuaca yang kurang bersahabat mengharuskan kami segera naik dengan memanjat seutas tali. Inilah perjuangan terakhir menuju permukaan goa.