Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Seluk Beluk Industri Plastik

16 April 2014   20:07 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:36 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_331958" align="aligncenter" width="576" caption="43C, ibarat latihan naik haji padahal ini di pabrik plastik (dok.pri)."][/caption]

"ya anggap saja latihan naik haji mas" kata Pak In, salah seorang kepala bagian sebuah pabrik plastik. Termometer di depan mata saya tetap tidak beranjak dari garis merah yang menunjuk angka 43C. Peluh keringat membasahi dari ubun-ubun hingg sela-sela sepatu. Beberapa sudut nampak kantong-kantong es teh milik karyawan menjadi pelipur dahaga di tengah-tengah gurun plastik.

Pengalaman luar biasa bisa keluar masuk sebuah industri dan ditunjukan semua unit. Proses dari hilir hingga hulu, berikut gelap terangnya dunia industri yang saya kunjungi. Rantai perputaran produk silih berganti 24 jam dalam satu harinya. Pergantian jam kerja 3 kali dalm 1 hari. pabrik ini seolah tak ada matinya, kecuali energi listrik mengalami gangguan.

[caption id="attachment_331959" align="alignnone" width="640" caption="Bijih plastik polietilena yang siap untuk di campur dan diolah menjadi kantong-kantong plastik (dok.pri)."]

1397628050358627752
1397628050358627752
[/caption]

Berkarung-karung Polietilena dengan berat bersih menumpuk di sudut ruangan. Dengan sigap seorang karyawan mengangkat dan memasukan butiran bijih plastik dengan kode PE dalam tangki pencampur. Dari tangki pencampur kemudian masuk dalam ruang pemanasan untuk dilebur menjadi cairan. Dengan peniup raksasa, plastik tersebut menggembung menjadi balon ukuran raksasa dan memanjang. Dengan penggilas berputar balon raksasa tersebut dikempiskan sesuai dengan ukurannya lalu digulung. Inilah cikal bakal kantong plastik.

Mesin rol demikian mereka menyebut mesin peniup bijih plastik cair ini. Berpindah kemudian masuk dalam mesin las. Mesin ini berkerja untuk memotong kantong plastik kemudia merekatkan salah satu sisinya. Dalam hitungan menit, ratusan kantong plastik dihasilkan oleh mesin ini. Tugas karyawan adalah mengepak lembaran kantong plastik ini dengan ukuran berat, bukan lagi lembaran plastik.

[caption id="attachment_331961" align="alignnone" width="640" caption="Lembaran plastik yang sudah jadi dan siap dikemas (dok.pri)."]

13976281591361197319
13976281591361197319
[/caption]

Kecepatan tangan dan mesin yang beradu cepat dengan waktu yang selalu terus berjalan. Saya melihat aktifitas karyawan di sini sepertinya tak mengenal lelah. "Inilah sebuah tuntutan hidup dimana harus berkeringat dahulu untuk mendapatkan uang, tetapi ada juga yang membuang uang agar bisa berkeringat" celetuk salah satu pengawas pekerja.

Tak hanya sampai di sini saya di ajak berputar-putar dalam gurun plastik ini. Di ruangan sebelah masih ada satu lagi mesin produksi yang tak kalah menarik untuk dilihat. Sepintas mata saya memandang langsung berimajinasi "ini seperti pabrik getuk lindri", salah satu makakan khas dari ubi kayu. Mesin besar itu menghancurkan plastik-plastik yang sudah tidak terpakai menjadi potongan-potongan kecil.

[caption id="attachment_331962" align="alignnone" width="640" caption="Gudang plastik bekas yang siap untuk didaur ulang (dok.pri)."]

13976282301117764272
13976282301117764272
[/caption]

Gergajian plastik tersebut kemudian di rebus hingga menjadi cair. Tahap selanjutnya biji plastik cair dikeluarkan berbentuk mie dengan ukuran sekitar 5mm, mirip getuk lindri menurut saya. Proses selanjutnya adalah pendinginan dengan mencelupkan dalam air dingin lalu dikeringkan dengan cara ditiup. Proses yang terakhir adalah pemotongan biji plastik menjadi butiran-butiran kecil. Produk inilah yang menjadi bahan utama pembuatan plastik daur ulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun