[caption id="attachment_333856" align="aligncenter" width="512" caption="Bunga liar dengan mahkota warna ungu menjadi menghiasi kaki bukit sekar jinggo di sekipan (dok.pri)."][/caption]
Saya tertegun sejenak melihat hamparan bunga Agerantum dan bungan lain yang tidak saya tahu namanyadengan mahkota berwarna ungu. Di belakan taman bunga-bunga liar ini berdiri kokoh sebuah bukit yang menjulang curam dengan hutan lebat dan bebatuan alamnya. Akhir tahun 70an bukit itu kembali tenang setelah sebelumnya menjadi sasaran tembak, dan semenjak itulah nama Sekar Jinggo berubah menjadi sekipan.
Embun pagi yang menghiasi atap tenda belum beranjak saat pukul 8, mentari baru menampakan dirinya dari balik bukit. Halimun masih menyelimuti jajaran batang-batang Pinus merkusii yang menyebarkan aroma terpentin. Suara Cicada atau garengpong bersahut-sahutan menandakan tak ada lagi hujan. Lintah-lintah menggeliat dari balik lembaran daun dan tak sabar untuk mencari darah mamalia. Sekipan mulai menggeliat untuk menyambut pagi.
[caption id="attachment_333858" align="aligncenter" width="512" caption="Di antara 2 bukit, dan berada di lembah menjadikan lokasi ini mendapat jatah matahari dari pukul 8 (dok.pri)."]
Dengan ketinggian 1100 mdpl dan berada di lereng barat daya gunung Lawu, sekipan adalah salah satu tempat unik. Nama sekipan sendiri berasal dari bahasa Belanda yang berarti lapangan tembak atau sasaran tembak. Sebelum akhir 70an tempat kaki saya berdiri adalah arena latihan menembak bagi taruna dari angkatan udara dan kepolisian. Sebelumnya tempat ini bernama sekar jinggo, entah dari mana asal-usul nama ini. Saya berkeliling berharap menemukan sekar jingga (bunga merah muda) namun tak menemukan juga.
Di dekat sekipan ada lokasi yang bernama tlogo dlingo yang hingga saat ini masih digunakan oleh pasukan Kopasus untuk berlatih. Tidak mengherankan jika perbukitan dan lembah di lereng gunung lawu sebagai tempat gladian calon prajurit. Sejenak saya berbincang dengan pak Joko 57 tahun, dia menceritakan masa kecil hingga remaja yang kesehariannya berada disekitar hutan sekipan.
"dulu disekipan pernah digunkan Belanda untuk latihan perang. Terbukti dengan sebuah tandon (bak air) peninggalan Belanda yang diberi nama Candi Sekar Jinggo. Di lokasi ini kadang ditemukan peluru-peluru sisa-sisa latihan perang. Jika peluru tersebut ujungnya tumpul atau setengah bola, maka itu peluru dari Belanda, dan jika runcing maka itu sisa dari tentara Indonesia" begitu kenang pak Joko sambil menatap dinding-dinding batu yang dulu jadi sekipan.
[caption id="attachment_333860" align="aligncenter" width="512" caption="Hutan sekipan dijadikan gladian bagi calon prajurit TNI dan polisi (dok.pri)."]
"peluru-peluru sisa bekas latihan yang tidak habis pakai, bisa kami keluarkan bubuk mesiunya dengan menggunakan tang. Selongsong berupa kuningan kami jual seharga Rp 175,00/kg sedangkan peluru kami tanam di tanah. Dulu jika ada bendera merah di tancapkan, masyarakat tidak ada berani yang masuk hutan, karena sedang digunakan latihan perang. Jika bendera merah sudah di cabut harus menunggu beberapa hari sampai ada pasukan yang membersihkan mortir-morti yang tidak meledak karena menancap di tanah". Itulah kenangan masa lalu tentang lapangan tembak.
[caption id="attachment_333861" align="aligncenter" width="512" caption="Dahulu sekipan kini menjadi bumi perkemahan (dok.pri)."]
Tahun 1983, sekipan dibuka untuk umum sebagai lokasi perkemahan hingga sekarang. Melimpahnya sumber air yang mengalir sepanjang tahun lewat sungai sekipan memudahkan para penggiat alam bebas untuk bermalam di sini. Namun ada yang harus diwaspadai, yakni keberadaan mahluk penghisap darah. Hewang dengan nama ilmiah Hirudo medicinalis atau lintah sepertinya haus darah jika ada yang terlena sedikit saja. Bentuk awal hanya seukuran lidi, jika sudah menghisap bisa seukuran pensil.
Sekipan berada di desa Kali Soro, Kecamatan Tawang Mangu, Kab.Karanganyar-Jawa Tengah. Untuk mencapai lokasi ini sangat mudah, cukup dari arah tawang mangu menuju telaga sarangan. Sesampai di kantor kelurahan Kalisoro sudah ada papan petunjuk yang mengantar sampai lokasi.
[caption id="attachment_333862" align="aligncenter" width="512" caption="Penjual jasa persewaan kuda menjadi pelengkap Sekipan (dok.pri)."]
Di sisi keindahan alamnya, ada juga bangunan milik konglomerat yang tumpang tindih dengan hijaunya hutan. vila-vila mewah menghiasi sisi kanan kiri jalan menuju sekipan. Bukan hal yang asing lagi, jika daerah-daerah seperti ini menjadi sasaran untuk didirikan vila. Layaknya daerah puncak di Jawa Barat, maka tak beda jauh dengan Tawang Mangu di Jawa Tengah. Alih fungsi lahan pertanian, berkurangnya lahan resapan menambah beban untuk daya dukung lingkungan. Rumah-rumah pedesaan yang asri kini kontras dengan beton berwarna-warni berhiaskan dinding marmer. Namun, sekipan tetap memiliki pesonanya saat bukit sekar jinggo masih melindunginya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H