Perasan dalam ruang pameran seperti menikmati kemacetan di tengah-tengah jalan malioboro menjelang akhir pekan. Tumpah, teraduk-aduk dan semua menyatu dalam kekaguman. Dari sesuatu yang paling sederhana tentang papan reklame dipinggir jalan yang dibuat apa adanya hingga penggunkan teknologi trimatra dalam animasi. Pesan-pesan tersirat disampaikan dengan luwes namun teges tanpa tedeng aling-aling, maka disini letak kekuatan sebuah karya seni. Para penampil begitu lugas seolah tanpa ada resiko dibelakangnya saat berani memamerkan apa yang menjadi ide seninya. Ratusan lebih caleg dikumpulkan dan ditata sedemikian rupa dalam wujud imaji dwimatra dalam ukuran milimeter setiap pas fotonya. Unik dan menggelitik, dan orang awam akan berkata "kurang gawean" / kurang kerjaan.
[caption id="attachment_345141" align="alignnone" width="640" caption="Wajah-wajah celeg yang semula seukuran baliho bermeter-meter kini disamakan dalam ukuran milimeter (dok.pri)."]
Para penyaji tak hanya di dalam negeri saja, ada pula penyaji dari manca seperti dari; Belanda, Singapura, Australia dan Jepang. Perkembangan teknologi kini membuat bias batasnya dengan seni, sebab perpaduan keduanya menghasilkan sebuah mahakarya. Secara konvensional, seni mural masih menggunakan media cat dan dinding kini sudah merambah dengan penggunaan animasi trimatra yang bertajuk Nirvana. Teknologi tak lagi menjadi konsumsi kaum teknokrat, tetapi para seniman bisa menuangkan kegelisahan hatinya dalam bentuk karya.
[caption id="attachment_345142" align="alignnone" width="640" caption="Para penikmat seni dengan berekspresi (dok.pri)."]
Waktupun berlalu dan tak terasa sudah di pintu keluar. Kembali saya tertawa akan mahakarya yang saya analogikan kabinet goni. Bak barisan para mentri yang berpotret didepan istana lengkap dengan simbol kenegaraan. Barisan rupa-rupa unik dengan tatapan tanpa kedip memberikan pesan yang menggelitik. Yogyart ruang berekspresi dengan nuansa seni yang hanya dinikmati dengan hati, datanglah anda sudah di nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H