Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pulau Jefman, Keindahan Alam dan Sisa-sisa Kejayaan Penerbangan

21 Agustus 2014   19:02 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:57 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_354332" align="aligncenter" width="538" caption="Bintang laut nampak terdiam di perairan antara pulau jefman darang sambungannya. Saat air surut bisa ke pulau sebelahnya dengan jalan kaki (dok.pri)."][/caption]

Saya tidak membayangkan bagaiman jika saya berdiri di landas pacu pesawat sebelum tahun 2004. Pasti saat itu saya akan ditangkap oleh petugas bandara, tetapi kali ini saya bebas mau apa saja di landas pacu pesawat sepanjang 1,8km. Benar saya sedang berada di pulau Jefman, distrik Salawati, kabupaten Raja Ampat. Pulau ini menjadi saksi akan sebuah kejayaan karena menjadi bandara pertama di papua bagian barat. Bandara jefman terakhir beroprasi pada tahun 2004 dan setelah itu pindah di bandara Dominik Eduard Osok di Sorong. Tak hanya cerita landasan bandaranya saja, tetapi pesona alam dan dunia bawah airnya begitu memincut saya untuk berlama-lama di sana.

[caption id="attachment_354336" align="aligncenter" width="538" caption="Pulau jefman dalam peta. Nampak landas pacu pesawat membelah pulau tersebut (google earth dan osm.org)."]

1408596713574064477
1408596713574064477
[/caption]

Pulau Jefman berjarak 16,7km jika ditarik garis lurus dari pelabuhan Sorong. Akes menuju pulau jefman dengan menggunakan kapal motor dengan mesin 40Pk dengan waktu tempuh sekitar 1 jam pelayaran. Ada 2 kali jadwal penyebrangan, yakni pukul 8 pagi dari Jefman dan 2 siang dari Sorong. Sekali menyebrang dikenakan tiket sebesar Rp 50.000,00. Jika terlambat maka bisa mencarter 1 unit kapal motor dengan harga antara 300-500 ribu sekali jalan. Perlayaran menuju Jefman akan melewati 2 buah pulau yakni, pulau Doom dan Soom yang keduanya secara administratif masuk kota Sorong.

Senja itu saya berdiri duduk disebuah bekas dermaga yang sudah tidak terpakai. Pulau jefman sisi barat memberikan pesona dikala sang surya akan beranjak menuju peraduannya. Debur ombak mengalun pelan yang saat itu laut sedang dalam keadaan pasang. Semilir angin laut menambah suasana semakin hangat seiring rona merah yang semakin merekah. Nampak siluet nelayan yang mulai berangkat menuju sero untuk melihat atau mengambil hasil tangkapan ikan.

[caption id="attachment_354338" align="aligncenter" width="538" caption="Senja yang selalu di nanti para pecinta pemandangan. Suasa di sisi barat pulau jefman (dok.pri)."]

1408596788952053613
1408596788952053613
[/caption]

Di bawah pohon ketapang saya harap-harap cemas untuk menyaksikan terbenamnya matahari. Saat-saat yang dinanti oleh para pejalan yang sedari tadi menyiagakan kamera dengan setingan yang sedemikian rupa agar momen indah tersebut tidak terlewatkan. Senja itu saya ditemani rekan-rekan seperjalanan dan pak Is seorang penduduk Pulau Jefman. Kepulan asap rokok dari pak Is menandakan, dia begitu menikmati senja ini dari tempat yang jaraknya kurang dari 30 meter dari pintu rumahnya. Benar sekali, rumah pak Is terletak di tepi pantai yang setiap sore bisa menikmati senja.

Saya begitu iri melihat Upi, anak dari pak Is yang masih duduk di bangku kelas 6 SD begitu lincah mendayung sampan. SIluet dia begitu indah saat menutupi matahari yang semakin meradang warnanya. Saat-saat yang penuh emosi, dimana degub jantung, tarikan nafas dan gerakan tangan memencet tombol rana dan tangan kiri memutar fokus lensa. Perpaduan yang apik untuk bisa menggambar suansa senja. Beberapa gambar sudah saya dapat, lalu saya memutuskan untuk tidak lagi memotret. Duduk di sebelah pak Is yang sedari tadi terus saja menghisap rokoknya sambil menikmati senja bersama, sedang Upi masih sibuk menguras sampanya yang mulai penuh dengan air.

[caption id="attachment_354339" align="aligncenter" width="538" caption="Foodporn, atau kebiasaan memotret makanan sebelum disantap lalu mengunggahnya ke dunia maya. Makan yang unik malam itu, berupa ikan dan cumi bakar disantap dengan sukun goreng ditemani segelas teh panas (dok.pri)."]

14085968771417669471
14085968771417669471
[/caption]

Sang surya pun sudah menghilang untuk melesat menuju titik nadir dan saya bersama rekan sudah di panggil pak Is untuk masuk kedalam rumahnya. Malam ini kami akan menginap di rumahnya. Suara angin laut, deburan ombak dan nyanyian burung menjadi suara latar yang tidak pernah saya temui. Kadang bulu kudu berdiri saat mendengar suara lolongan anjing saat hari gelap, namun bagi masyarakat yang tinggan di pulau Jefman itulah hiburan malam.

Makan malam kami kali ini sangat istimewa. Ibu Is sudah menyiapkan teh panas, ikan bakar, cumi bakar, dan sukun goreng. Menu yang unik karena makan sukun dengan ikan, dan inilah istimewanya. Pulau Jefman terkenal dengan tanaman sukun (Arthocarpus comunnis), yang dulu sering dijadikan buah tangan para penumpang pesawat saat bandara masih di sini. Malam ini sukun goreng menemani kami untuk bersantap ikan. "eit jangan dipotong ikannya, pamali ayo ambil semuanya dan habiskan" kata pak Is pada teman saya yang hendak memotong ikan Gutila besar. Akhirnya dia harus menerima kenyataan mengabiskan ikan selebar hampir 2 telapak tangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun