Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kemeriahan 17an di Rawa Pening

25 Agustus 2014   17:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:37 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perlombaan belum usai, masih ada lagi lomba yang tak kalah menarik. Ada lomba mendayung perahu mirip perahu naga. Kali ini setiap sampan akan di isi empat orang yang benar-benar membuat perahu hampir tenggelam. Dari hilir mereka harus mendayung perahu menuju hulu dan dayungnya menggunakan telapak tangan. Begitu bendera start dikibarkan semua serempak mendayung. Baru beberapa meter maka perahu sudah tenggelam karena penuh dengan air. Begitu perahuh dikuras, lalu di naiki dan kemudian di dayung lagi hingga garis finish.

Tak kalah lucunya adalah perlombaan mencantolkan caping dengan cara naik perahu. Dari hilir peserta mendayung perahu menuju hulu lalu mencantolkan caping pada kait yang sudah disediakan panitia. Bukan perkara yang mudah karena peserta harus berdiri di atas perahu dengan arus yang terus bergerak. Beberapa peserta jatuh dalam sungai karena tidak bisa menjaga keseimbangan atau perahunya kebawa arus.

[caption id="attachment_355051" align="alignnone" width="640" caption="Butuh Uhasa, kerja keras dan keseimbangan untuk menjalankan lomba ini (dok.pri)."]

14089355731551720652
14089355731551720652
[/caption]

Perlombaan terakhir adalah makan kerupuk sambil mengayuh perahu. Kali ini yang tampil adalah peserta perempuan. Dari hilir sudah susah payah mendayung perahu menuju hulu untuk memperebutkan kerupuk-kerupuk yang digantungkan. Menariknya adalah mereka makan kerupuk sambil berdiri, harus menjaga keseimbangan dan terus mendayung agar tidak kebawa arus.

Bisa dibayangkan betapa susahnya perlombaan unik ini. Saya sendiri mendayung perahu di perairan tak berarus saja miri buata bercajalan dipasir yakni hanya lenggak-lenggok tak bergerak. Kali ini merekah harus mendayung melawan arus dan memainkan peran sesuai dengan peraturan perlombaan.

Hampir satu hari penuh perlombaan ini berlangsung. Penonton semakin membludak disepanjang badan sungai untuk melihat moment setahun sekali yang diadakan seminggu setelah tujuh belasan. Perlombaan ini sudah menjadi agenda rutin di tempat ini dan menjadi atraksi wisata yang menarik. Jika ingin menyaksikan, datanglah tahun depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun