[caption id="attachment_368131" align="alignnone" width="640" caption="Fenomena bulan kesiangan yang acapkali terlewatkan (dok.pri)."][/caption]
Fenomena cakrawala hampir setiap saat ada, namun acapkali terlena dan tidak menyadarinya, terlebih mengagumi dan mengabadikannya. Menjelang pagi saat bintang fajar masih bersinar lalu redup dan diganti semburat warna kuning merona lalu merangkaklah sang surya. Hari semakin terang manakala mentari yang hangat berubah menjadi panas menyengat lalu kembali redup menuju peraduannya. Menjelang malam di langit yang kelam, bintang gemintang gemerlap acapkali dihiasi oleh loncatan-loncatan indah meteor. Satelit-satelit yang mengorbit ratusan kilometer di atas bumi nampak hilir mudik dengan lampu kerlap-kerlipnya. Cahaya remang rembulan acapkali menjadi magnet tersendiri manakala menjalani siklus bulanan dan tahunan.
Detik-detik yang indah manakala benda angkasa itu bergerak dengan iramanya, acapkali saling tumpang tindah namun tidak ada yang bertubrukan. Sangat di sayangkan jika irama jagat raya itu kadang hanya terlewat begitu saja, padahal jika dicermati bisa lebih mendalam akan arti penciptaan dari sang Kreator alam semesta. Mungkin kemampuan manusia akan sangat menjangkau jarak ratusan bahkan jutaan taun cahaya, tetapi apa yang terlihat di depan mata saat gelap gulita menjadi saksi bahwa di atas sana banyak bintang semu yang telah lama mati dan yang terlihat hanya cahaya yang baru sampai setelah menempuh perjalanan panjang.
[caption id="attachment_368134" align="alignnone" width="640" caption="Saat yang lain terlelap, nan jauh di atas sana ada keindahan yang sayang untuk dilewatkan (dok.pri)."]
Bagi kita yang awanpun akan dengan mudah belajar tentang astronomi. Layanan laman di internet  dan aplikasinya sangat membantu dalam mengamati benda-benda angkasa. Sebut saja Google Sky Map, sebuah aplikasi yang bisa dimainkan di ponsel pintar sangat menarik dan atraktif. Aplikasi ini bisa menunjukan letak planet, galaksi, satelit, bintang, rasi, konstelasi bintang, matahari terbit, matahari terbenam, gerhana bulan, dan lain sebagainya. Aplikasi yang mudah untuk dioperasikan dan sangat membantu bagi kita yang amam tentang dunia perbintangan.
[caption id="attachment_368135" align="alignnone" width="640" caption="Dengan aplikasi GSM, prediksi hujan meteor atau pergerakan benda-benda angkasa bisa di prediksi. Aplikasi ini sangat membantu untuk navigasi benda-benda angkasa. Dalam gambar nampak meteor yang bergesekan dengan atmosfir bumi (dok.pri)."]
Mungkin bagi yang tinggal di kota besar tidak akan terlalu bahagia untuk menikmati kelamnya langit malam, kecual sepakat memadakkan lampu satu kota dan menghentikan laju pembakaran bahan bakar fosil. Polusi cahaya dan udara amat mengganggu pemandangan langit malam, sebab yang ada hanya pendaran lampu-lampu kota dan asap-asap yang menyerupai kabut. Â Bagi kita yang tinggal jauh dari hingar bingar lampu kota dan polusi udara, maka langit malam kala cerah akan menjadi surga para pencinta hotel bintang seribu. Tanah yang datar tanpa ada penghalang seolah kita sedang menyaksikan pertunjukan cakrawala dengan pendaran-pendara gelombang foton warna-warni.
Untuk mengabadikan imaji atraksi cakrawala ini bisa dengan beragam cara. Dari kamera yang di usung ponsel murah hingga kamera canggih semua bisa dilakukan dan tentu saja dengan segala pertimbangan lebih kurangnya. Kamera DSLR yang kini hampir bisa dimiliki semua orang, akan sangat membantu dalam mengabadikan benda-benda angkas ini. Hanya dengan kamera DSLR dengan harga yang minim dan lensa standar sudah bisa untuk melukis keindahan cakrawala. Hal yang paling susah dalam memotret cakrawala ada niat.
[caption id="attachment_368136" align="alignnone" width="640" caption="Menyingkir sedikit dari gemerlapnya lampu agar bisa menikmati fenomena bloodmoon, atau bulan terlihat berwarna kemerahan (dok.pri)."]
Untuk mendapatkan imaji matahari terbit, maka kita harus di tuntut datang duluan di lokasi yang dituju sebelum sang surya lebih dulu naik. Tentu saja sangat berat, karena harus bangun pagi-pagi buta, hawa yang dingin, kantuk yang berat harus bergerak menuju titik pemotretan. Tidak sedikit yang memiliki keinginan kuat, maka meraka akan berkemah di lokasi pemotretan dan menunggu semalaman sambil berharap-harap cemas. Memotret alam tentu saja di pengaruhi oleh faktor cuaca. Cuaca yang cerah, tidak banyak awan atau kabut adalah suasana yang ideal, walau kadang awan dan kabut bisa menjadi pengisi komposisi yang menarik dan mempercantik imaji. Memotret matahari, bintang, bulan dan benda angkasa lain memang membutuhkan pengetahuan seputar operasi kamera dan trik-triknya beserta teorinya. Namun trik dan teori itu hanya di atas kertas, sedangkan pengalaman dan kreatifitas jauh lebih penting karena waktunya sangat singkat untuk menangkap momen-momen benda angkasa agar tidak terlewat.
Kecermatan, kecepatan, ketangkasan, keuletan dan kesabaran menjadi kuncinya. Bagamana momen yang hanya sepersekian menit, bahkan detik harus segera ditangkap. Jika tertinggal maka harus menungu sekia`n jam, hari, bulan, tahun bahkan abad. Begitu berharganya waktu dan momen makan latihan harus terus di asah agar gerakan kita lebih cepat dari benda angkasa. Namun tidak semua mengandalkan kemampuan manusia dan teknologi, namun alam tetap memegang peranan penting karena mereka subyeknya. Faktor cuaca menjadi penentu utama, namun tetap bisa di siasati dengan mencari waktu yang baik.
[caption id="attachment_368137" align="alignnone" width="640" caption="Benda angkasa sudah tersedia dan saatnya mengatur komposisinya saja (dok.pri)."]
Pesan moral dalam menikmati cakrawala adalah "jangan sia-siakan waktumu dan siksa tubuhmu". Waktu adalah hal yang terpenting dan benar-benar harus di perhitungkan. Katakanlah henda memotret matahari terbit atau terbenam, tentu saja jangan teralalu sianga atau terlewat malam. Terbit dan terbenamnya matahari bisa dihitung dengan GSM (Google Sky Map) sehingga bisa mengalokasikan dan merencanakan waktu menuju titik pemotretan agar tidak sia-sia dan tersiksa menunggu atau terlambat. Bagi yang ingin hunting malam, tentu saja perlengkapan untuk out door harus di bawa.
Sebuah tenda, kursi lipat, matras, jaket penghangat, seperangkat alat masak dan bahan-bahannya saya kira bisa menjadi teman yang baik kala menikmati malam dibawah gemerlapnya bintang malam. Namun apalah arti jika perlengkapan kameran kurang mumpuni. Kurang mumpuni bukan berarti tidak bagus atau murahan, tetapi berguna sesuai dengan fungsinya. Benda angkasa adalah memiliki jarak yang jauh dan cahaya yang minim. Kompensasi jarak adalah dengan menggunakan lensa tele yang konsekuensinya rawan akan sedikit gerakan. Minim cahaya beresiko turunya kecepatan membuka dan menutupnya rana karena harus memperkuat diafragma dan ISO. Pilihan bijak adalag gunakan penyangga kaki tiga.
[caption id="attachment_368139" align="alignnone" width="640" caption="Sang Surya sudah kembali ke peraduan, saatnya menikmati malam (dok.pri)."]
Menikmati dunia malam dalam keheningan adalah sebuah kepuasan tersendiri mana kala subyek yang kita cari kita dapatkan dengan hasil yang sesuai dengan keinginan kita. Malam yang dingin, dikeroyok nyamuk ganas, rasa ngantuk yang berat akan terbayar lunas saat fenomena cakrawala itu didapatkan. Memang tiap orang punya caranya tersendiri dalam menikmati ciptaanNya, namun tidak ada salahnya untuk dibagi. Bagaimana malam ini...?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H