Pagi ini kami memang orang yang beruntung karena mendapat atraksi alam yang benar-bena sempurna. Sambil menikmati langit timur yang indah, kembali secangkir kopi dan teh yang masih mengepulkan asap menjadi menu istimewa bagi kami. Mata kami berninar manakala cahaya hangat itu menyelimuti seantero kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Nampak gunung Bromo dan lautan pasir dengan jajaran kendaraan yang melintasinya. Semeru masih terlihat dengan gagahnya berdiri dan menjadi yang tertinggi di tanah Jawa.
Kembali Subur Budaya dan rekan-rekan ojek datang menghampiri kami untuk membawa kami turu kembali. Obrolan kami berlanjut berkaitan dengan penamaan tempat ini dengan B29. Lantas Subur  bercerita dengan bahasa Indonesia bercampur dengan Jawa dengan aksen jawa timuran. Saya paham betul dengan apa yang dia katakan sehingga saya mempersilahkan dia untuk terus bercerita.
"Jaman penjajahan Belanda, seluruh tempat ini digunakan sebagai lahan pertanian. Orang belanda memanfaatkan lahan ini sebagai kebun ketumbar, (sambil melihat tangan subur yang menunjuk lereng di sisi timur). Akhirnya tanah ini bisa di rebut kembali dan menjadi tanah penduduk setempat. Di tempat ini, (telunjuk tangan subur menunjuk kakinya berdiri), adalah B29. B29 artinya blok 29, yakni tanah persil dari bawah hingga puncak sini. Penduduk setempat menamai puncak ini dengan puncak sanga likur (29 dalam bahasa jawa)".
[caption id="attachment_370513" align="alignnone" width="640" caption="Gunung Batok dan Bromo terlihat dari B29 saat pagi hari (dok.pri)."]
Namun beberapa orang mengatakan B29 dengan akronim Bukit 29, dan angka 29 di asumsikan dengan 2900mdpl, padahal GPS saya menunjukan ketinggian 2600mdpl. Tetapi dibalik sejarah nama B29, kini tempat tersebut sudah menjadi primadona para pelancong untuk menyambangi tempat ini. Mata saya bertanya melihat bukit di sisi utara dan Subur mengatakan "itu B30 mas" dan sayapun enggan bertanya kembali karena dia bersiap membawa saya turun dengan ojek ekstrim 5 remnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H