[caption id="attachment_370507" align="alignnone" width="640" caption="Jalan menanjak menjelang puncak B29. "]
Akhirnya sampai juga di puncak B29, dan disana beberapa pelancong sudah mendirikan tenda di tempat yang strategis. Kami yang datang agak sore nyaris tidak mendapat tempat, kecuali di semak-semak yang tempatnya kurang rata. Inilah antusias para petualang untuk menjajal B29 ditandai dengan ramainya tempat ini dengan tenda-tenda dome warna-warni yang memenuhi bibir jurang. Segera kami mendirikan 3 buah tenda dome dengan formasi melingkar dan saling berhadapan agar memudahkan kami dalam mengakses keperluarn tim.
[caption id="attachment_370509" align="alignnone" width="640" caption="Bromo menjelang senja (dok.pri)."]
Tak berapa lama hawa dingin sudah menyelimuti badan dan langit sisi timur mulai gelap dan sisi barat agak temaram. Sunset senja ini tidak ingin kami lewatkan. Kami masing-masing berdiri di tepi jurang Bromo untuk menyaksikan detik-detik perjalanan sang surya ke peraduannya. Cahaya kuning kemerahan menghiasi langit barat yang merona dengan semburat beragam warna. Siapa yang tidak terpesona dengan pemadangan senjat di bawah langit B29.
[caption id="attachment_370510" align="alignnone" width="640" caption="Siluet gunung semeru di sisi barat laut B29 (dok.pri)."]
Atraksi senja ini ditutup oleh siluet gunung Semeru 3676mdpl yang dengan kepulan asapnya yang membumbung tinggi. Malam pun tiba, maka secangkir kopi panas dan lemon tea panas menjadi menu pembuka santap malam ini. Mie goreng dan korned sapi baru berani kami makan di sini, sebab dibawah sana kami harus berpikir ulang untuk menikmati daging binatang yang disucikan ini. Sebelum hawa dingin ini menyiksa, kami segera masuk dalam tenda kami masing-masing walau ada yang masih setia menjaga perapian untuk menghangatkan badan. Kantung tidur dan hangatnya tenda menjadi hotel kami yang yang nyaman saat di puncak B29.
Selepas dini hari alarm dari ponsel berbunyi nyaring ditengah-tengah suara dengkuran dari tenda sebelah. Saatnya mengeluarkan kamera, penyangga kaki tiga dan pengendali jarak jauh. Hari yang masih gelap dan suhu yang sedang dipuncak dingin akan mencoba peruntungan untuk mencari gambar B29 di kala malam. Bintang-bintang dilangit terlihat dengan jelasnya, karena langit begitu cerah. Di sisi utara nampak pemandangan lampu-lampu dari penanjakan yang merupakan akses menuju gunung Bromo.
[caption id="attachment_370511" align="alignnone" width="640" caption="Suasana malam di B29. Tenda para pendaki tepat dibawah cahay bintang dan di bawah sana nampak lampu-lampu dari Penanjakan, sedang cahaya lampu terlihat di atas adalah B30 (dok.pri)."]
Tenda dome nampak warna-warni karena pendaran dari lampu pendaki memenuhi B29 ditengah gelapnya malam. Sisa-sisa api unggun nampak masih menjilat-jilatkan lidah apinya saat tertepa angin. Di langit beberapakali terlihat bintang jatuh dengan goresan cahaya memanjang di angkasa. Malam yang indah untuk menikmati pesona langit dari B29. Tidak terasa saya sudah terlalu lama di luar sehingga badan berasa menggigil dan saatnya kembali dalam tenda sambil menikmati hadirnya sang surya.
Kembali pukul 05.00 alarm berbunyi lebih nyaring dari suara dengkuran di tenda sebelah. Di timur mentari memberi pertanda jika sebentar lagi akan naik dari kaki langit. Semburat cahaya kuning keemasan terlihat dan disekitarnya nampak merah merona. Jajaran bukit dan gunung masih nampak berselimutkan halimun yang tipis di sela-selanya. Para petualang sudah berhamburan keluar tenda dan tidak ingin melewatkan momen-momen yang paling berharga ini. Ratusan pasang mata menjadi saksi B29 memiliki pesona yang luar biasa. Manakala petang bisa meliha matahari tenggelam, makakala fajar bisa melihat keluarnya sang surya.
[caption id="attachment_370512" align="alignnone" width="640" caption="Pagipun tiba saatnya menyambut sang surya dari puncak B29 (dok.pri)."]