[caption id="attachment_2451" align="aligncenter" width="512" caption="candi jajagu di Tumpang, malang adalah warisan dari kerajaan Singosari pada pemerinthan Kertanegara (dok.pri)."][/caption] Di bawah pohon Kamboja saya diam termenung sambil memandang dua sejoli yang masih berseragam SMA sedang memadu kasih bersandar di dinding candi. Tiba-tiba pikiran nakal saya melayang jauh ke masa lalu membayangkan kisah Ken Arok yang membunuh Tunggul Ametung. Ken Dedes istri Tunggul Ametung pun di peristri oleh Ken Arok dan akan melahirkan raja-raja besar di Nusantara. Ken Arok menjadi pendiri dinasti Rajasa yang akhirnya menjadi penguasa untuk melahirkan dan menurunkan raja-raja Singasari dan Majapahit. Lamunan saya sirna saat Ken Arok harus pergi karena keris mpu Gandring dalam wujud sapu lidi di acungkan penjaga candi yang ingin membersihkan dari seresah bungan prumeria. Inilah candi Jago di Tumpang, Malang yang menjadi salah satu saksi kejayaan Singosari pada masa itu. Sangat menarik menyimak kisah anak wedana dari Campara hasil buah cinta Gajah Para dan Ken Ndok. Lahir sebagai anak yatim, mambuat masa kecil Ken Arok hidup dengan penuh perjuangan dan kekerasan. Menjadi pencuri, Berandalan dan tidak kejahatan lainnya sehingga membuat dia sebagai tokoh yang ditakuti. Suatu saat dia bertemu dengan Lohgawe yakni seorang brahmana yang ingin mencari titisan Wisnu di tanah jawa, dan jatuh di Ken Arok. Singkat kata Ken Arok menjadi raja setelah membunuh Tunggul Ameting. Sejarah perang sodara berkecamuk, gegara kutukan keris empu gandring. Namun dibalik kisah tersebut, peninggalan dinasti Rajasa bisa menjadi gambaran kejayaan masa lalu berupa bangunan-bangunan candi yang hingg saat ini masih kokoh berdiri. Malang, Jawa Timur bisa dikatakan menjadi pusat kerajaan Singosari dengan banyak ditemukan bangunan-bangunan berupa candi. Candi Jago (jajagu) yang terdapat di kecamatan Tumpang menjadi saksi bisu kejayaan Singosari pada masa lalu. Candi yang terletak di tengah-tengah perkampungan nampak tertata asri dan nampak beberapa anak sekolah yang mengunjungi. Mereka nampak bersantai di pelataran candi, ada juga yang berdua-duaan. Di depan candi nampak beberapa araca yang sudah tak utuh lagi, seperti bagian kepala yang hilang dan beberapa yang rompal. [caption id="attachment_2448" align="aligncenter" width="576" caption="Sebuah relief pada sisi candi Jago (dok.pri)."]
[/caption] Jika mata ini cermat, di dinding candi nampak relief-relief yang menggambarkan cerita Kresnayana, Parthayana, Arjunawiwaha, Kunjarakharna, Anglingdharma, dan fabel. Pengetahuan yang masih dangkal tentang cerita dari ajaran Hindu, maka cukuplah mengagumi bagaimana para pemahat ini mengkreasikan batu andesuit yang keras menjadi mahakarya. Ingin rasanya melakukan pradaksiana untuk melihat secara utuh cerita apa yang dituangkan dalam dinding candi tersebut, tentu saja harus mempelajari dulu kisah-kisahnya dalam literatur. Bergerak di lereng gunung Welirang, tepatnya di Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Pasuruan terdapat candi Jawi (jajawi) yang berdiri megah di penggir jalan berlatar belakang gunung Arjuna Welirang. Candi Jawi masih memiliki hugungan erat dengan candi Jago yakni sama-sama sebagi tempat sembahyang Raja Kertanegara. Relief bangunan ini, kata arkeolog susah untuk dibaca karena terlalu tipis, tetai menurut saya tetaplah sebuah mahakarya. Puncak candi yang menjulang tinggi. Tepian candi yang dipagari barisan dan tumpukan batu. Keliling candi dengan kolam yang berhiaskan tanaman teratai dan ikan-ikan yang berkeliaran, menjadikan candi Jawi nampak lain daripada yang lain. [caption id="attachment_2449" align="aligncenter" width="576" caption="Sebuah Dwarwapala setinggi 4m menjadi raksasa penjaga candi singosari (dok.pri)."]
Sebuah Dwarwapala setinggi 4m menjadi raksasa penjaga candi singosari (dok.pri).
[/caption] Kerajaan singosari menjadi kerajaan yang besar dengan pengaruh hindu yang kuat. Sebuah Dwarapala setinggi 4m menghadang kedatangan saya dengan tatapan mata melotot dan sebuah gada di tangan kanannya. Saya tidak membayangkan bagaimana batu sebesar ini dipahat hingga membentuk sesosok raksasa penjaga. Candi Singosari di Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang menjadi bukti kejayaa kerajaan Singosari pada masa lalu. Bangunan candi ini terbuat dari tatanan batu andesit yang kemudian di pahat hingga membentuk ornamen candi. [caption id="attachment_2450" align="aligncenter" width="576" caption="Candi Singosari yang menjadi tempat pemujaan oleh prabu Kertanegara pada masa itu (dok.pri)."]
Candi Singosari yang menjadi tempat pemujaan oleh prabu Kertanegara pada masa itu (dok.pri).
[/caption] Di tempat ini pula seorang Kertanegara mendarmakan diri sebagai raja singasari terakhir. Akibat penyerbuan oleh Jayakatwang, maka candi yang masih dalam tahap pengerjaan ini tidak selesai dibangun. Entah bagaimana bentuk aseli candi ini, sebab sebelum di rekonstruksi, candi singosari hanyalah reruntuhan saja. Candi ini baru di rekaulang pada tahun 1934 oleh pemerintahan Belanda lalu dilanjutkan dengan pemugaran hingga bentuknya seperti sekarang ini. Candi Jago, Jawi, Singosari merupakan pengaruh hindu begitu kental untuk wilayah di Jawa timur, terutama pengaruh pada kerajaan dan pemerintahannya. Konon candi-candi hindu di Jawa Timur juga merambah ke sisi Jawa Tengah dan 2 candi hindu yang berdekatan adalah candi sukuh di Lereng gunung lawu. [caption id="attachment_2453" align="aligncenter" width="576" caption="Candi ceto di Jawa tengah adalah candi hindu yang dibangun pada masa majaphit berkuasa, kini menjadi tujuan wisata dan ibadah umat hindu (dok.pri)."]
Candi ceto di Jawa tengah adalah candi hindu yang dibangun pada masa majaphit berkuasa, kini menjadi tujuan wisata dan ibadah umat hindu (dok.pri).
[/caption] Keruntuhan singasari berganti era dengan majapahit yang juga sama-sama memiliki kejayaan dan tetap dipengaruhi hindu. Suatu pagi rombongan peziarah dari bali berdatangan dengan bus-bus yang dicarter untuk menuju lereng gunung lawu. Mereka sedang melakukan perjalanan spiritual dengan mengunjungi pura dan candi-candi di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Candi Ceto adalah tujuan mereka yang terakhir sebelum kembali ke bali. Candi Ceto begitu memikat umat hindu di Bali. Keluarga besar Pasek datang dengan beberapa bus untuk mengadakan puja bakti memohon keselamatan dan kesatuan kepada Tuhan. Sekelumit sejarah candi Ceto adalah peninggalan dari kerajaan Majapahit, namun banyak kontroversi dari kompleks candi ini. Sejarah runtuhnya Majapahit telah menyebarkan pelarian-pelarian kepelosok jawa dan bali. Konon cerita Prabu Brawijaya yang terdesak harus lari ke barat hingga moksa di gunung Lawu dan pengikitnya banyak yang tersebar di selatan Yogyakarta tepatnya di kabupaten Gunung Kidul. [caption id="attachment_2452" align="aligncenter" width="576" caption="Umat Hindu sembahyang di salah satu pelataran candi Ceto, Karanganyar (dok.pri)."]
Umat Hindu sembahyang di salah satu pelataran candi Ceto, karanganyar (dok.pri).
[/caption] Jika merunut datangnya agama hindu ke Nusantara akan sangat panjang ceritanya. Setidaknya candi-candi ini menjadi penggambaran sejarah bagaimana Hindu bisa mempengaruhi beberapa kerajaan hingga masa kejayaannya. Kini peninggalan berupa candi dan ajarannya tetap lestari dan terjaga dan menjadi ragam yang indah bagi Nusantara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya