Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kejutan Tingkah Polah Remaja di Lokasi Wisata

22 Desember 2014   18:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:43 2007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_384904" align="aligncenter" width="512" caption="Para remeja yang masih duduk di bangku SMP sedang pesta miras sambil berteduh di sebuah gazebo. Minuman keras campuran minuman ringan dengan alkohol yang muarh meriah dikonsumsi anak-anak ini secara bergantian. (dok.pri)."][/caption]

Hujan gerimis membuat kaki melangkah lebih cepat menjuju sebuah gazebo diantara lebatnya hutan pinus. Niat hati adalah untuk berteduh sekaligus membuat minuman hangat dengan menggunakan kompor portabel berbahan bakar methanol/spiritus. Baru saja hendak masuk gazebo ternyata sudah ada sekelompk remaja yang sama-sama berteduh. Sekilas tidak ada yanga aneh dengan para remaja ini, namun begitu saya mengurungkan niat saya untuk merebus air, karena mental saya runtuh dan percaya diri tumbang.

Aroma methanol yang digunakan untuk memasak terasa pekat tercium seperti alkhol namun lebih pekat dan menusuk hidung. Saya mengamati tas ransel saya, dan mencoba mengendus-endus siapa tahu tabung methanol saya bocor. Tidak ada aroma methanol dalam tas saya dan botol masih tersimpan baik dan tidak ada tanda-tanda kebocoran. Akhirnya sumber aroma methanol tersebut saya ketahui dari sebuah botol minuman dengan ukuran 1,5liter dan terlihat cairan berwarna merah.

Sepintas saya melihat botol tersebut berisi minuman ringan yang dijual di pasaran, namun ternyata sudah dicampur dengan alkohol dan jadilah minman keras murah meriah. Salah seorang remaja menghampiri saya dan menawarkan minuman tersebut dalam sebuah gelas plastik sisa air meneral. Dengan sopan saya menolak, dan mengaku saya tidak berani minum-minuman keras. Salah seorang remaja lain nampak tiduran dikursi panjang, daria raut wajah dan aromanya sepertinya menjadi orang pertama yang tumbang dalam pesta minuman oplosan tersebut.

Keterkejutan saya belum usai, manakala gadis-gadis dalam rombongan remaja tersebut juga ikut bergabung menikmati minuman oplosan tersebut. Seorang gadis dengan tangan kanan memegang rokok sambil sesekali menghisap lalu mengepulkan asap rokonya sambil duduk menyilangkan kaki. Saya seolah terbawa dalam dunia maya, namun ini sebuah realita generasi muda saat ini yang tidak terkendali pergaulannya. Lantas saya mencoba bertanya tentang latar belakang mereka dan jawaban mencengangkan adalah mereka masih duduk di bangku SMP dan sisanya sudah putus sekolah.

[caption id="attachment_384906" align="aligncenter" width="512" caption="Waktu sudah menjelang petang, berkabut, hari mulai gelap, sepi dan gerimis, namun sepasang sejoli ini tak mengindahkan tanda-tanda alam dan nekat menerobos untuk menikmati suasana yang sedang dimabuk cinta (dok.pri)."]

1419223042295741404
1419223042295741404
[/caption]

Saya diam disedut gazebo sambil menerawang menembus langit-langit hingga kanopi pinus dan melesat jauh entah kenana. Kembali saya mendapat kejuatan dari anak-anak ini, yakni salah seorang remaja laki-laki berdiri hanya mengenakan celana dalam saja sambil menunjuk seorang gadis berkaus kuning dan bercelana pendek. Tanpa sungkan gadis tersebut mengagkat kausnya yang ketat hingga terlihat pusarnya tanpa rasa malu dan sungkan, sepertinya sudah hal yang biasa seperti kita membuka sepatu.

Keterkejutan saya berlanjuut manakala ada seorang remaja yang teriak-teriak sambil menunjuk sebuah gazebo yang terletak dibawah. Samar-samar saya melihat 2 pasang ABG yang sedang duduk tak berjauhan. Namun apa yang saya lihat adalah pemandangan adegan yang tak layak dilihat dimuka umum. Salah seorang pasangan sedang berpelukan dan pasangan yang satu duduk saling berpangku. Adegan yang saya lihat disini seperti dalam film-film barat dan ini adalah siarang langsungnya.

Pandangan mata ini seolah tak percaya dengan apa yang terjadi. Saya mengeluarkan kamera dengan lensa tele dan dengan digital zoom yang setara hampir 800mm membuat adegan yang dipertontonkan kedua pasang ABG ini terlihat dengan jelas. ABG yang sedang mabuk miras terhenti sebentar pestanya lalu ikut bergabung menonton dua pasangan ABG yang sedang mabuk kepayang ini.

Salah seorang remaja berkata "mas direkam saja, nanti buat saya laporkan pada orang tuanya atau dia mau bayar berapa". Sepertinya otak remaja ini sudah paham mengenai teknologi untuk memeras seseorang untuk mendapatkan uang. Lantas saya menimpali "lantas uangnya mau buat apa..?", "uangnya kan lumayan bisa buat ngecor jalan mas" jawabnya dengan tegas dan lugas. Sejenak saya tertawa, sebab perkiraan saya meleset jauh dari apa yang saya pikirkan. Biasanya ABG seumuran itu akan membeli macam-macam jika punya uang, namun mereka sudah memikirkan realita yang dihadapinya sesahari. Jalan yang buruk dan licin, mungkin belum tersentuh program pemerintah,  membuat berpikir swadaya untuk mengecor sendiri jalan di kampungnya.

[caption id="attachment_384908" align="aligncenter" width="512" caption="Sanagt amat disayangkan, tempat indah ini harus ternodai oleh tingkah polah remaja dengan prilaku yang menyimpang. (dok.pri)."]

14192231651142519724
14192231651142519724
[/caption]

Arloji saya menunjuk angka 17  dan langit sudah petang, namun para ABG yang mabuk miras oplosan dan mabuk asmara juga belum mundur dari tempat mereka. Saya hanya diam sambil berpamitan pada mereka. Dalam perjalanan pulang, saya hanya berpikir "inikah dunia anak-anak saat ini", tak lama saya bertemu dengan penjaga kawasan wisata. "Tolong beritahu dan nasihati mereka, ini sudah menjelang petang, hujan, gelap dan... entahlah mas.. lihat saja sendiri" sambil saya meninggalkan gerbang air terjun Grenjengan Kembar di Pakis-Magelang dengan kalut manakala membayang wajah cantik gadis-gadis belia yang salah bergaul.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun