[caption id="attachment_389065" align="alignnone" width="640" caption="Lereng gunung ijo yang di kikis dan digergaji untuk diambil batunya. (dok.pri)."][/caption]
"Tarik... tarik... tarik..." teriak Sunardi kepada temannya yang sesaat menghentikan ayunan 'dandang-nya' di atas tebing batu setinggi 20m. Pagi itu Sunardi mengirimkan bekal sarapan kepada temannya dengan cara menambatkan pada tali yang terbuat dari ban bekas. Dengan sigap temannya menariknya sambil terus mengelap peluh yang terjun bebas ke dasar tebing. Sesaat kemudian Sunardi mencari jalan memutar, karena dia tidak biasa naik tebing dengan seutas tali. Suasana pagi di penambangan batu lereng Gunung Ijo, Prambanan-Sleman. Dari sinilah dihasilkan batu-batu indah, dinding batu, patung, ukiran batu, dan ubin batu penghias bangunan-bangunan mewah berasal.
Dari kejauhan batuan sedimen terlihat jelas manakala lapisan penutup berupa tanah humus sudah terkelupas. Imajinasi saya melayang jauh membayangkan zebrawall di Tembagapura, karena motif batik batuannya mirip. Persamaannya, di Tembagapura adalah sebuah pertambangan modern, namun di lereng Gunung Ijo juga pertambangan namun masih di kelola secara tradisional. Saya habis pikir bagaimana tanah bengkok di Dusun Groyokan ini dipangkas habis dengan pola-pola kubus dan balok.
[caption id="attachment_389066" align="alignnone" width="640" caption="Dari atas bukit yang ditambang terlihat gunung merapi berdiri di sisi utara (dok.pri)."]
Dari atas bukit yang berlapiskan rumput hijau nampak gunung Merapi berdiri tegak berselimutkan halimun tipis. Sebuah pemandangan kontras manakala menengok sisi kiri bukit yang terbelah sedalam lebih dari 40 m. Di sebrang nampak lahan subur yang dijadikan sawah dan kebun sayur mayur. Lereng Gunung Ijo di kab. Sleman-Yogyakarta ibarat sebuah gunung batu yang dilapisi tanah subur. Tak salah jika di lereng gunung-gunung ini lahan pertanian begitu mendominasi. Di sisi lain berdiri juga peninggalan sejarah seperti Candi Ijo, Candi Barong, Candi Banyu Nibo dan masih banyak candi yang masih tertimbun tanah. Dari bukit ini nampak pesawat yang terbang rendah bersliweran hendak naik atau turun karena di sisi bawar adalah bandara udara Adi Sutjipto. Namun yang menarik adalah dinding batu yang berdiri kokoh namun secara pelan dikikis habis.
[caption id="attachment_389067" align="alignnone" width="640" caption="Seorang penambang nampak dengan lincah memanjat dinding batu dengan bantuan seutas tali yang terbuat dari ban bekas (dok.pri)."]
Dengan lincah seorang penambang naik ke dinding batu sambil memanjat dengan berpegangan pada seutas tali dari ban bekas. Tali yang elastis memantul-mantulkan tubuh kekarnya saat kedua ujung telapak kaki berpijak untuk membantu memanjat. Dalam hitungan detik, tubuh yang lincah itu sudah bertengger di atas tebing batu. Sebilah bambu yang menjadi acuan ukuran di goreskan pada batu yang akan ditambang. Setelah membuat pola lalu digali dengan menggunakan sebuah 'dandang' atau beliung. Beliung merupakan alat utama yang bentuknya mirip kapak dengan mata kapak yang melintang.
[caption id="attachment_389068" align="alignnone" width="640" caption="Dengan "]
Pola yang sudah terbentuk lantas di kikisnya membentuk balok atau kubus sesuai dengan pesanan. Biasanya ukuran balok 100x50x50cm, bahkan ada pesanan khusus yakni kubus ukuran 300x300x300cm yang akan digunakan sebagai patung. Jika sisi samping balok sudah terkikis maka tinggal mencungkil bagian bawahnya dengan menggunakan pahat lalu mendongkraknya. Setelah itu sebuah balok besar akan dijatuhkan dari ketinggian 20m, dan sampai bawah bawah hebatnya masih utuh.
Disela-sela kesibukan menggergaji tebing batu, Sunardi masih bisa bercanda sambil sesekali menghisap rokok kreteknya, acapkali tangannya sibuk dengan ponselnya manakala ada pesan masuk. Dia berkisah manakala tanah bengkok atau tanah desa ini sudah ditambang sejak tahun 1985, dia sambil menunjuk sebuah lapangan sepak bola di bawah tebing. Dia juga menunjuk sebuah air terjun mungil hasil limpasan air dari sawah di atas tebing batu. "Sore hari biasanya banyak anak-anak muda berfoto di sini" kekeh dia yang sepertinya aneh melihat ada yang berfoto di lokasi galian.
[caption id="attachment_389069" align="alignnone" width="640" caption="Wajah Sunardi begitu sumringah manaka pesan singkat itu datang berupa pesanan batu berbagai ukuran (dok.pri)."]