Akhirnya kami sampai di Desa Sepakung yang nampak riuh karena sedang ada turnamen bola voli. Kami hanya mengintip sesaat karena haru sudah senja dan kawatir kemalaman di tengah jalan. Kali ini kami benar-benar dimanjakan oleh jalan aspal yang mulus, menurun, kadang menikung dan lengan. Sisi kanan kami adalah jurang yang dalam, kerena kami sedang melilir di punggungan sebuah bukit. Pemandangan yang sangat indah karena ada 2 buah bukit yang membentang. Bentang alam ini mengingatkan saya pada Lemah Baliem di Wamena-Papua.
[caption id="attachment_390750" align="alignnone" width="640" caption="Setelah hampir 3 jam mengarungi hutan berdua akhirnya kami bertemu dengan para pengendara sepeda motor trail (dok.pri)."]
Kecepatan sepeda kami rerata 40km/jam, untuk jalan menurun dan menikung. Kami berteriak-teriak mirip anak kecil yang sedang riang sambil menikmati pemadangan alam. Di beberapa titik kami harus berhenti kerana sayang pemandangan alam indah ini untuk dilewatkan. setelah mengayuh sepeda 3 jam lebih kami sampai di Banyu Biru-Ambarawa dengan jarak 19,5 km. Perjalan belum usai, karena perjanjian awalnya kami berencana naik bus menuju Salatiga, namun ada daya bus sudah habis. Alhasil dalam gelap malam kami harus mengayuh sepeda sejauh 14 km, namun semua lunas terbayar manakala gemerlap lampu kota sudah terlihat sambil gerimis menyambut kami.
[caption id="attachment_390751" align="alignnone" width="640" caption="Peta jalur sepeda kami, yang suatu saat harus dilewati kembali (dok.pri)."]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H