Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengolah Sari Pati Bumi

29 Januari 2015   18:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:09 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_393820" align="alignnone" width="640" caption="Mengenal lebih dekat dengan pertambangan, salah satunya mengunjungi pengolahan bijihnya. Nampak terlihat site pengolahan bijih PT.NNT (dok.pri)."][/caption]

Dari semula hujan yang rintik, berubah menjadi lebat. Pak Budi yang menemani saya di area pengolahan konsentrat logam nampak bersemangat menjelaskan langkah-langakah pengolahan secara detail dan dengan bahasa yang mudah di pahami, walau kadang harus berbicara dengan keras karena bisingnya suara mesin. 3 buah kamera yang saya bawa untuk mendokumentasikan harus ikut berbasah-basah ria. Alhasil 1 buah kamera mati total, 1 kamera selamat, dan 1 kamera mengalami kondesasi hebat, tetapi hasilnya memuaskan buat saya. Tubuh pak Budi yang basah kuyup sepertinya menambah gairah saya untuk terus mengulik jengkal demi jengkal tentang ilmu metalogi, mengolah batuan menjadi logam mulia.

[caption id="attachment_393827" align="alignnone" width="640" caption="Sebelum masuk dalam area pengolahan, harus dibekali dengan pengetahuan seputar pengolahan. Tidak kalah penting adalah SOP untuk keselamatan yang harus ditaati setiap pekerja dan pengunjung (dok.pri)."]

14225038871548405175
14225038871548405175
[/caption]

Berjarak 5,6km bebatuan seukuran kepalan talapak tangan di lalukan dalam sabuk berbantal roda berjalan. Di atas sana batu berukuran televisi 21" bahkan lebih diremukan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil oleh gyratory crusher dan sementara di pindah dalam stocpile. Lalu secara merata dimuntahkan oleh apron feeder di alirkan dalam overland belt conveyor dengan kecepatan 4 m/s. Dalam sehari conveyor ini akan mengantarkan batuan lebih dari 140.000 ton bebatuan dari dalam perut bumi. Conveyor akan mengangkut ore atau batuan tambang ke dalam lokasi pengolahan bijih dan pengelolaan tailing.

[caption id="attachment_393821" align="alignnone" width="640" caption="Stockpile dari ore dengan kapasitas 360.000 ton (dok.pri)."]

14225032391868499344
14225032391868499344
[/caption]

Ribuan ore yang dialirkan oleh conveor akan ditimbun di area pengolahan yang disebut coarse ore stockpile dengan kapasitas 360.000 ton. Timbunan mirip gunung batu ini akan dimakan oleh dan dilolohkan ke belt feeder untuk kembali masuk dalam sabuk berjalan dan masuk dalam penggilingan/Svedala SAG Mills. Dalam pertambangan secara tradisional penggiling ini disebut glundung (glundung=berguling/jawa), yang terbuat dari tong dan didalamnya dimasukan batangan-batangan besi dan air lalu diputar dengan menggunakan kincir air atau mesin disel. Glundung/penggiling di tempat ini memiliki kapasitas 60.000 ton perhari.

Penggilingan memiliki fungsi untuk meremukan ore dengan penggerusan menggunakan bola-bola baja. Ore akan digiling hingga berukuran 2-10 mm agar mempermudah dalam proses pemisahan mineral. Berton-ton ore dimasukan dalam mesin penghancur yang didalamnya sudah ada ratusan bola-bola baja, kemudian ditambahkan air laut yang di ambil dari SWIS (Sea Water Intake Site) dan diputar menggunakan daya 13.432 kW. Hasil dari proses penggilingan adalah lumpur pekat, jika ukurannya sudah sesuai makan akan masuk dalam bak penampungan dan jika belum sesuai akan kembali dimasukan dalam penggilingan kembali.

[caption id="attachment_393822" align="alignnone" width="640" caption="Mesin penggiling yang bertugas menggiling 60.000 ton ore dalam sehari (dok.pri)."]

14225033401791026772
14225033401791026772
[/caption]

Lumpur-lumpur batuan mineral baru kemudian masuk dalam proses mineralisasi dalam bentuk konsentrat. cara pemisahan logam dengan air dan batuan dengan cara pengapungan yakni dengan menambahkan beberapa zat tambahan yang memiliki fungsi tersendiri. Kapur dengan konsentrasi 1,5-2,5 kg/ton bijih digunakan sebagai penyangakan keasaman agar berada di angka pH 8,5. Kolektor primer yang terdiri dari MBT (mecaptobenzothianozole) dan DTP (dithiophospate) 3-4 gram/ton bijih berfungsi untuk mengumpulkan mineral tembaga. Kolektor sekunder berupa amylxanthate 5-10/ton bijih gram digunakan untuk mengumpulkan tembaga pada proses pengapungan.

[caption id="attachment_393823" align="alignnone" width="640" caption="Hasil proses pengapungan logam mulia (dok.pri)"]

14225034612119940591
14225034612119940591
[/caption]

Proses yang terakhir adalah pemanenan konsentrat agar hasilnya lebih optimal. NaHS ditambahkan dalam proses pengapungan agar memaksimalkan kerja sulfida dalam proses pengapungan. Dengan optimalnya pemanenan ini meminimalisir terbuangnya tembaga ke lingkungan bersama tailing. Untuk menghilangkan resiko paparan gas H2S dilakukan dengan perlakuan pH diatas 7. Proses yang terakhir adalah proses pencucian, karena konsentrat masih tercampur dengan air lalu. Proses ini dilakukan dengan menggunakan air tawar, dan sisa dari pencucian akan digunakan untuk pengenceran dan perlakukian tailing. Konsentrat yang sudah dicuci kemudian dikurangi kadar airnya yang pada akhirnya menjadi bijih siap untuk dikirim di pabrik pemurnian/smelter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun