Hari ini saya mencoba menapak tilas 11 tahun yang lalu dari perjalanan seorang diri, namun sekarang bersama rekan-rekan newmontbootcamp. Dengan menumpang bus carteran kami dibawa menuju pelabuhan khayangan yang bisa ditempuh 2-3 jam dari kota Mataram. Dalam guyuran hujan lebat, saya bernostalgia dengan Masbagik dan Aikmel yang familiar di telinga para pendaki gunung, karena dari kota tersebutlah perjalana menuju Sembalun dan Senaru sebagai intu gerbang Gunung Rinjani.
[caption id="attachment_393461" align="alignnone" width="640" caption="Pelabuhan Kayangan, khusus untuk kapal cepat dan dermaga PT.NNT (dok.pri)."]
Tujuan kami adalah pelabuhan Kayangan yang nantinya kami akan berpindah di kapal cepat yang akan menyebrangkan kami menuju Benete di Pulau Sumbawa. Untuk menuju Benete hanya dilayani oleh kapal cepat, sedangkan menuju Sumbawa bisa dilakukan dengan naik kapal Feri menuju pelabuhan Pototano. Kapal cepat yang kami tumpangi adalah Tenggara 1 yang biasa dipakai oleh karyawan PT.NNT dan masyarakat umum. Untuk karyawan PT.NNT bisa menggunakan layanan transportasi ini secara cuma-cuma, dan masyarakat umum harus membayar sekitar Rp 120.000,00.
[caption id="attachment_393462" align="alignnone" width="640" caption="Tiket berupa kartu sudah di tangan dan saatnya menyebrang menuju Benete (dok.pri)."]
Nusantenggara 1 adalah kapal cepat satu-satunya yang beroprasi sehari 2 kali dari Kayangan menuju Benete. Pagi dari Benete pukul 08.00 dan Sore sekitar pukul 03.00, sesampai di Kayangan langsung balik menuju Benete. Melintasi selat Alas kadang harus menikmati ganasnya pertemuan arus Samudra Hindia dengan Laut Bali yang kadang-kadang menghasilkan ombak besar. Dengan ID Card dari PT.NNT kami langsung dipersilahkan masuk dengan melewati pos pemeriksaan dan tas dan barang bawaan harus mesuk dalam alat pemindai seperti di bandara.
[caption id="attachment_393463" align="alignnone" width="640" caption="Tenggara 1, kapal cepat yang menghubungan Kayangan dan Lombok (dok.pri)."]
Di dalam kapal, memiliki aturan yang ketat seperti halnya pada pertambangan. Peraturan ini semata-mata untuk keselamatan, dan tatacararnya tak berbeda jauh seperti dalam kabin pesawat udara. Pukul 16.30 Nusatenggara 1 sudah angkat sauh dan saatnya membelah ombak selat alas. Waktu tempuh menuju Benete sekitar 1,5 jam dan tergantung kondisi perairan. Hujan gerimis mengiringi kapal cepat yang kami tumpangi dan beberapa kali kapal terhendi karena ada benturan pada lambung perahu. Saat laut lepas, maka mesin kapal dipacu hingga 24 knot hingga badan kapal terguncang-guncang terkena hempasan gelombang.
[caption id="attachment_393464" align="alignnone" width="640" caption="Suasana dalam kapal cepat Tenggara 1 (dok.pri)."]
Pukul 18.00 kapal sudah merapat di dermaga PT.NNT dan hanya karyawan saja yang diperbolehkan turun, sedangkan masyarakat umum turun di pelabuhan NNT. Kami segera di bawa masuk ke dalam kantor PT.NNT untuk sekilas mengenal tambang New Mont terkait dengan keselamatan. Masing-masing dari kami menerima ID Card, mirip dengan E-KTP. ID Card ini berguna sebagai akses masuk ke lokasi pertambangan, perkantoran, camp site dan ruang makan. Dengan ID Card ini, kami bisa mengakses beberapa tempat atau tempat lain dengan ijin khusus. ID Card ini juga sebagai tiket masuk dalam ruang makan dengan cara memindai dipintu baru kita bisa masuk. Jika ID Card ini sampai hilang atau dicuri orang, maka tamatlah di pertambangan, sehingga kami harus menjaga dengan baik dan bak ibarat nyawa kami di selembar kartu.
[caption id="attachment_393465" align="alignnone" width="640" caption="Orientasi PT.NNT dan keselamatan selama di pertambangan (dok.pri)."]
Usai di perkenalkan dengan keselamatan dan aturan di PT.NNT kami dibawa masuk dalam bus yang akan membawa kami ke Town Site. Masing-masing tempat duduk di dalam bus dilengkapi dengan sabuk pengaman, dan semua penumpang harus mengenakannya. Dalam gelap malam bus menuju tengah hutan yang nantinya akan menjadi tempat tinggal kami selama 7 hari kedepan. 30 menit berlalu, akhirnya bus berbelok ke kanan dan terlihat rumah-rumah mirip barak berjajar dengan bangunan modern. Lampu-lampu penerangan jalan menghiasi sisi kanan kiri jalan.