[caption id="attachment_394021" align="aligncenter" width="512" caption="Secala berkala kualitas air di lokasi tambang dan di sekitarnya selalu dipantai. Nampak seorang petugas dari divisi lingkungan hidup dengan mengambi contoh air untuk di uji kandungan logam terlarutnya (dok.pri)."][/caption]
"Bagaimana dengan mikroorganisme dalam lingkungan ekstrim, contohnya dalam air asam tambang..?" sebuah pertanyaan saya kepada salah seorang staff lingkungan PT.NNT yang belum terjawab saat itu. Ekspektasi saya bermunculan deras bak mengalirnya ore dalam belt conveyor. Apakah belum diteliti, apakah lupa dengan pertanyaannya, apakah enggan untuk menjawab, atau sebuah tanda tanya yang tidak perlu dijawab. Saya tidak akan terus mengejar untuk mendapat jawaban tersebut, tetapi mencoba mencari sendiri apa jawabnya pada alam.
Bersama pak Alex dan rekan-rekan saya menumpang mobil berkabin ganda dengan mesin 4 percepatan. Pagi yang sangat cerah ini saya mencoba mengekor staf dari divisi lingkungan hidup untuk melakukan pemantauan kualitas air dari hulu hingga hilir. Sebuah konsekuensi logis dari sebuah pertambangan adalah kerusakan lingkungan. Untuk mengambil material dari dalam bumi, jalan satu-satunya adalah merusak lingkungan alam di permukaannya yang akibat langsungnya adalah terjadi alif fungsi ekologi.
[caption id="attachment_394022" align="aligncenter" width="512" caption="Jalan menuju hulu sungai, yang sudah berubah menjadi hijau pasca tambang (dok.pri)."]
Air yang merupakan kebutuhan vital secara langsung akan terkena dampaknya dari proses pertambangan. Memang tidak bisa dihindari, tetapi bisa di akali dan dimininalisir untuk menekan tingkat kerusakan. Beruntung hari ini saya mendapat kesempatan bagaimana cara mengakali air kualitas nomer satu di bumi sumbawa ini diperlakukan dengan istimewa, sedangkan air bemasalah tak kalah hebatnya mendapat sentuhan dari sisi ilmiah. Para pakar lingkungan jauh-jauh sudah memikirkan dan melakukan tindakan terhadap guncangan alam dari proses pertambangan.
Di ujung stockpile bagian atas mobil berhenti, kerana akses jalan yang terputus. Pak Alex dan 2 rekannya nampak sibuk mempersiapkan peralatan untuk berbagai uji parameter, baik secara fisika, kimia dan biologis. Pekerjaan keseharian orang-orang lingkungan di PT.NNT sehingga sepertinya sudah hafal tentang proses pengujian, baik dari segi peralatan, reagen dan dokumentasi. Kotak-kotak kedap air dibuka untuk menggelar peralatan bak, pedahang yang membuka galeri jualannya.
Kami berjalan menyusiri jalan setapak yang penuh dengan tanaman Legume. Legume atau kacang-kacangan sengaja ditanam di sini, sebab sebelumnya adalah lahan tambang. Sebelumnya lahan ini adalah bebatuan, lalu dilakukan penimbunan dan diratakan, kemudian ditutup dengan tanah/top soil. Tahap akhir adalah dengan penanaman tumbuh penutup tanah/cover crop dan yang paling efektif adalah kacang-kacangan. Tanaman ini memilik peran sebagai; penahan air hujan, menjaga dari aliran permukaan/runoff, menciptakan mikro klimat, menambah masa tanah, shelter bagi flora dan fauna lain dan sebagai media remidiasi pasca tambang.
[caption id="attachment_394023" align="aligncenter" width="512" caption="Keberadaan serangga bisa menjadi bioindikator kualiatas air dan klimat (dok.pri)."]
Langkah kami terhenti disebuah sungai kecil yang menjadi aliran dari mata air dari atas bukit. Botol-botol sampel dipersiapkan untuk mengambil contoh air untuk di uji di lapangan dan laboratorium. Dengan sigap salah satu staf turun ke aliran sungai yang banyak dihinggapi oleh Capung (Aescana sp) yang menjadi indikator perairan yang baik karena serangga ini tidak mau di air yang buruk, keruh dan tercemar. Ikan-ikan seribu (Poecilia reticulata) juga nampak berkeliaran kesana-kemari.
Banyak parameter yang diukur kuantitasnya dan dari lapangan langsung bisa memperoleh data. Sebuah alat multitester digunakan untuk mendapatkan besaran keasaman air (pH), Oksigen terlarut (OD), Kebutuhan Oksigen Kimia (COD), suhu air, dan tingkat kekeruhan. Untuk beberapa parameter seperti, mikroorganisme coliform, kebutuhan oksigen biologis, dan logam-logam terlarut akan dianalisa dilaboratorium. Sepintas saya bertanya tentang baku mutu air di sini, ternyata masih bagus dan layak untuk konsumsi "jelas saja dari mata air, bagaimana yang dibawah..?" ledek saya dan mereka pun tertawa.
[caption id="attachment_394024" align="aligncenter" width="512" caption="Pengujian langsung dilakukan di tempat, ada juga yang harus di laboratorium (dok.pri)."]
Pemantauan kami berlanjut dibeberapa aliran sungai untuk melihat kualitas air alami ini. Salah satu yang menarik adalah beberapa anak sungai alirannya dipindah agar tidak tercampur dengan aliran air asam tambang. Air asam tambang itu sendiri adalah ari yang terjebak dalam lubang tambang/pit. Air tersebut bisa berasal dari air tanah dan air hujan. Logam-logam yang terdapat didalam tambang dan bersentuhan dengan air akan terlarut dan teroksidasi. Kejadian ini bisa dilihat dari indikator perubahan warna air. Misalhnya air berubah warna menjadi kuning, biasanya ada belerang yang terlarut. Air berubah menjadi kuning kemerahan biasanya terlarut dengan besi atau cuprum. Jika ari berubah menjadi berubah menjadi biru laut, maka terjadi akumulasi percampuran logam yang terlarut.
[caption id="attachment_394025" align="aligncenter" width="512" caption="Sungai yang tercemar dengan ari asam tambang. Kandungan logam seperti bersi dan Cu terlihat dari kerak yang ditimbulkan yakni berwarna merah kecoklatan (dok.pri)."]
Air asam tambang sangat berbahaya bisa masuk dalam lingkungan daratan, terlebih dengan lingkungan aquatik/perairan. Derajat keasaman air asam tambang bisa mencapai 3-5. Jika musim hujan makan pH akan naik mendekati 5, tetapi saat debit ari berkurang makan pH akan menurun hingga mencapai level3. Untuk mengatasi keluarnya air asam tambang ini ke lingkungan maka dilakukan dengan proses pengendapan dan penampungan dalam bendungan/dam. Pada bendungan ini ari asam tambang akan di endapkan secara pelan dan bertingkat. Air kemudian akan digunakan dalam proses pengolahan ore menjadi bijih, sehingga akan di-treatment kembali dalam pengolahannya sebab logam-logam terlarut bisa dikumpulkan kembali.
[caption id="attachment_394026" align="aligncenter" width="512" caption="Ikan-ikan hidup dalam air yang benar-benar dijaga kualitasnya (dok.pri)."]
Parameter air sesungguhnya adalah saat di hilir yang merupakan akumulasi dari beberapa material yang ikut terbawa. Dari sinilah bisa diketahui cemaran-cemaran apa saja yang ada dan ikut terbawa aliran air. Ari yang jernih, mengalir dengan pelan dan nampak seekor sapi yang dilepas liarkan sedang menikmati segarnya air manakala matahari bersinar dengan teriknya. Spirogyra melambai-lamba menghadang sinar tampak untuk ditangkap energinya untuk proses fotosintesis. Beberapa ikan Sepat (Tricogaster trichopterus) dan Mujahir (Tilapia mozambica) nampak tenang dibalik bebatuan. Sebuah ekosistem yang cukup baik, walaupun saya tidak mengetahui seberapa detai kualitas air di sini minimal alam sudah memberikan tanda-tandanya.
[caption id="attachment_394027" align="aligncenter" width="512" caption="Pengambilan sampel sekara berkala akan memberikan data tentang kualitas ari. Nampak seorang petugas sedang mengambil contoh air untuk di uji BOD-nya (dok.pri)."]
Kepala saya masih terngiang-ngiang tentang mikroorganisme di air asam tambang yang menjadi pertanyaan saya di awal. Lantas saya mencoba diijinkan masuk dalam laboratorium lingkungan, dan bertemu beberapa staf di sana. Pertanyaan tentang mahluk tak kasat mata yang hidup dilingkungan ekstrim ini belum juga terjawab, sebab belum ada yang meneliti sejauh ini. Saya yakin air sungai sebagai urat nadi kehidpan di bumi sumbawa semaksimal mungkin di jaga. "aneh-aneh saja pertanyaanmu mas...? mari pulang sudah jam setengah lima sore...!".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H