Pemantauan kami berlanjut dibeberapa aliran sungai untuk melihat kualitas air alami ini. Salah satu yang menarik adalah beberapa anak sungai alirannya dipindah agar tidak tercampur dengan aliran air asam tambang. Air asam tambang itu sendiri adalah ari yang terjebak dalam lubang tambang/pit. Air tersebut bisa berasal dari air tanah dan air hujan. Logam-logam yang terdapat didalam tambang dan bersentuhan dengan air akan terlarut dan teroksidasi. Kejadian ini bisa dilihat dari indikator perubahan warna air. Misalhnya air berubah warna menjadi kuning, biasanya ada belerang yang terlarut. Air berubah menjadi kuning kemerahan biasanya terlarut dengan besi atau cuprum. Jika ari berubah menjadi berubah menjadi biru laut, maka terjadi akumulasi percampuran logam yang terlarut.
[caption id="attachment_394025" align="aligncenter" width="512" caption="Sungai yang tercemar dengan ari asam tambang. Kandungan logam seperti bersi dan Cu terlihat dari kerak yang ditimbulkan yakni berwarna merah kecoklatan (dok.pri)."]
Air asam tambang sangat berbahaya bisa masuk dalam lingkungan daratan, terlebih dengan lingkungan aquatik/perairan. Derajat keasaman air asam tambang bisa mencapai 3-5. Jika musim hujan makan pH akan naik mendekati 5, tetapi saat debit ari berkurang makan pH akan menurun hingga mencapai level3. Untuk mengatasi keluarnya air asam tambang ini ke lingkungan maka dilakukan dengan proses pengendapan dan penampungan dalam bendungan/dam. Pada bendungan ini ari asam tambang akan di endapkan secara pelan dan bertingkat. Air kemudian akan digunakan dalam proses pengolahan ore menjadi bijih, sehingga akan di-treatment kembali dalam pengolahannya sebab logam-logam terlarut bisa dikumpulkan kembali.
[caption id="attachment_394026" align="aligncenter" width="512" caption="Ikan-ikan hidup dalam air yang benar-benar dijaga kualitasnya (dok.pri)."]
Parameter air sesungguhnya adalah saat di hilir yang merupakan akumulasi dari beberapa material yang ikut terbawa. Dari sinilah bisa diketahui cemaran-cemaran apa saja yang ada dan ikut terbawa aliran air. Ari yang jernih, mengalir dengan pelan dan nampak seekor sapi yang dilepas liarkan sedang menikmati segarnya air manakala matahari bersinar dengan teriknya. Spirogyra melambai-lamba menghadang sinar tampak untuk ditangkap energinya untuk proses fotosintesis. Beberapa ikan Sepat (Tricogaster trichopterus) dan Mujahir (Tilapia mozambica) nampak tenang dibalik bebatuan. Sebuah ekosistem yang cukup baik, walaupun saya tidak mengetahui seberapa detai kualitas air di sini minimal alam sudah memberikan tanda-tandanya.
[caption id="attachment_394027" align="aligncenter" width="512" caption="Pengambilan sampel sekara berkala akan memberikan data tentang kualitas ari. Nampak seorang petugas sedang mengambil contoh air untuk di uji BOD-nya (dok.pri)."]
Kepala saya masih terngiang-ngiang tentang mikroorganisme di air asam tambang yang menjadi pertanyaan saya di awal. Lantas saya mencoba diijinkan masuk dalam laboratorium lingkungan, dan bertemu beberapa staf di sana. Pertanyaan tentang mahluk tak kasat mata yang hidup dilingkungan ekstrim ini belum juga terjawab, sebab belum ada yang meneliti sejauh ini. Saya yakin air sungai sebagai urat nadi kehidpan di bumi sumbawa semaksimal mungkin di jaga. "aneh-aneh saja pertanyaanmu mas...? mari pulang sudah jam setengah lima sore...!".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H