Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Di Pertambangan Aturan Tidak untuk Dilanggar

4 Februari 2015   01:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:52 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_394733" align="alignnone" width="640" caption="Pejalan kaki harus berjalan di jalur yang sudah disediakan, selebihnya adalah pelanggaran (dk.pri)."][/caption]

"Mobil ini tidak akan jalan, jika semua belum mengenakan sabuk pengaman" kata pak Ari sambil matanya menatap kaca spion dalam dalam kabin. Setelah kelima penumpangnya mengenakan sabuk pengaman barulah mobil mulai berjalan setelah menekan klakson 2 kali. Mungkin kejadian ini hanya terjadi di negara-negara maju saja yang aturan lalulintasnya begitu ketat, berbeda dengan Indonesia yang mewajibkan memakai sabuk pengaman hanya penumpang di kursi depan dan sopirnya, itupun masih di abaikan. Berbeda di lokasi pertambangan, semua penumpang wajib mengenakan sabuk keselamatan.

Pagi ini saya dengan pak Budi salah satu staff PT.NNT di Sumbawa. Mobil yang kami tumpangi sesaat berhenti di sebuah kios kecil yang menjual makanan tradisional, kebetulan di sana sedang banyak orang berkumpul untuk menikmati santap pagi. Setelah melepas sabuk pengaman kami berdua turun untuk membeli beberapa bekal makanan sebelum kami hari ini masuk hutan. SIngkat cerita kami kembali masuk dalam kabin mobil, mengenakan sabuk pengaman dan mobil dinyaakan.

Sejenak sebelum injak Gas mundur pak Budi menekan klakson 3 kali, semerta itu mereka yang makan tersedak kaget. "ah saya lupa, kebiasaan di tambang" kata pak Budi. Akhirnya mobil ganti gigi maju, kembali dia menekan klakson 2 kali, ternyata ada yang masih terkejut sambil batuk-batuk "maaf... maaf.. maaf.." itu yang terucap dari kami. Mobil mau mundur harus klakson 3 kali, dan 2 kali jika hendak maju itulah SOP (Prosedur oprasional standar) di pertambangan. Bayangkan jika SOP yang saban hari itu melekat terbawa di luar lingkungan pabrik, maka inilah yang akan terjadi.

[caption id="attachment_394734" align="alignnone" width="640" caption="Sabukan pengaman bukan lagi sunnah, tetapi wajib, wajib sekali hukumnya (dok.pri)."]

14229610381105823149
14229610381105823149
[/caption]

Di pertambangan saya banyak belajar tentang aturan yang mengenai keselamatan. Urusan nyawa dan kecelakaan benar-benar menjadi prioritas utama dalam dunia gali-menggali logam mulia ini. Apapun yang akan dikerjakan atau tindakan ada aturan mainnya yang dinamakan SOP. Mungkin masing-masing tempat akan memiliki SOP, namun dalam pertambangan SOP begitu detail dan ketat, terlebih lagi pengawasaan dan sangsi tegasnya. Jika ada orang baru, dijamin akan mengalami gegar budaya, karena semua di atur dan tidak bisa seenak ususnya sendiri.

Di tengah hutan belanjara, di town site bangun pagi pukul 04.30 sebuah kebiasaan di rumah hanya membetulkan selimut lalu melanjutkan tidur. Jam-jam itu semua karyawan rerata sudah bangun, sebab harus antri kamar mandi dengan karyawan yang lain. Pukul 05.30 harus segera masuk dalam mess hall untuk sarapan. Sesaat hendak makan, tersedia piring yang sudah di garis menjadi 4 bagian; karbohidrat, protein, lemak, serat dan sayuran. 4 bagian tersebut harus di isi dengan menu makanan yang sudah di beri label merah dan hijau, yang artinya tinggi gula dan rendah gula. Usai mengambil komposisi makanan saatnya menikmatinya dan semua orang belum tentu bisa menikmatinya. Masakan tanpa MSG, serasa hambar di lidah dan tidak seperti masakan rumah atau warung yang benar-benar nendang di lidah. Mungkin karena tidak ada pilihan, habiskan saja sampai tak tersisa.

[caption id="attachment_394735" align="alignnone" width="640" caption="Menu makan dan komposisi makanan juga di atur dengan ketat (dok.pri)."]

14229611072062648617
14229611072062648617
[/caption]

Selesai makan saatnya menuju tempat kerja masing-masing. Bagi mereka yang berjalan kaki akan mendapat prioritas utama. Di sini adalah istananya para pejalan kaki, sebab kaisarnya adalah pedestrian. Jalur khusus pejalan kaki dibuat nyaman dan teduh, benar-benar dimanjakan. Untuk urusan menyebrang, pejalan kaki harus lewat sebrakros yang bisa saya ibaratkan sebagai karpet merah. Baru hendak menginjak garis belang hitam dan putih, secara otomatis semua kendaraan yang hendak lewat berhenti jauh dibelakang marka. Dengan sabar sopir menunggu penyebrang lewat, walaupun sebenarnya dia juga buru-buru. Suatu sore di hari pertama saya bersama berjalan bak artis, karena banyak yang memperhatikan, ternyata kami melangkah di jalan raya dan bukannya dijalur pedestrian "orang baru ya...?" kata mereka.

Tengah hari sudah lewat, manakala suara perut sudah berbunyi pertanda energi sudah terkuras habis dan isi lambung sudah kosong. 30 menit berlalu dari jam makan siang, dan menyisakan setengah jam lagi. Dari jauh nampak pak Molet tergopoh-gopoh membawa kardus berisi santap siang hari ini. Keringat yang mengucur dalam peluhnya dan napas yang masih putus-putus dia berkata "maaf mas, kami sudah buru-buru tapi tidak boleh nginjak gas diatas 40km/jam, bahkan ada 30 km/jam, mana bisa ngebut, makanya kami terlambat".

[caption id="attachment_394736" align="alignnone" width="640" caption="Harus berhenti beberapa saat dan memastikan aman, bisa dibayangkan jika ketemu dengan monster pengangkut ini...? (dok.pri)."]

1422961169855369479
1422961169855369479
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun