Salam Kompasianer !!
Tepuk tangan dan sambutan riuh rendah mewarnai kedatangan anak-anak muda berbakat dari Indonesia Youth Education Soccer (Indonesia Yes) di tanah air. Mereka tiba di Bandara Soekarno Hatta pukul 21.55 hari selasa tanggal 27 Oktober 2015 setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang. Tapi tak tampak kelelahan di raut wajah mereka. Keletihan pejuang olah raga itu sirna dengan sambutan meriah dari para orang tua yang menanti kedatangan mereka.
Berita kesuksesan mereka sudah banyak beredar di Indonesia sejak Minggu malam di berita-berita online. Penulis merasa bersalah karena sudah ditagih janji oleh beberapa kompasioner lain untuk memberikan laporan pandangan mata selama Indonesia YES berada di sana, dan saya akan coba menulis perjalanan anak-anak bertalenta tersebut selama berada di Spanyol dari sisi lain.
Berbekal restu dari Kemenpora dan sponsor, penulis memberanikan diri memberangkatkan 23 anak hasil seleksi dari seluruh Indonesia itu ke Spanyol walau dengan persiapan minim dan mendadak. Pertama tama penulis dan rekan Ahmad Hadi mengumpulkan nama-nama yang sebagian besar sudah ikut setahun yang lalu di Kejuaraan Borneo Cup Kinabalu Malaysia U-14 dan berhasil meraih juara kedua. Langkah kedua yaitu mempelajari dengan detail peraturan yang diberikan pihak penyelenggara yang dapat diakses melalui website mereka.
Hal menarik yaitu untuk kompetisi dan festival sepakbola di Eropa, mereka mengijinkan maksimal 4 anak yang berusia satu tahun di atasnya untuk membuat permainan lebih menarik dan memberi motivasi pada yang berusia di bawahnya. Hal yang tidak berlaku di Indonesia dan menyebabkan banyaknya pemalsuan data dan pencurian umur di kalangan sepakbola usia dini. Maka, tanpa ragu, kamipun memanggil 3 anak timnas U-16 asuhan Fakhri Husaini yang sekarang bergabung di klub Jember United U-15 yaitu Rishad Baihaqi (defender), Kevin Sahael (sayap kanan) dan Drey Buyung (striker) untuk memberi motivasi kepada adik-adik mereka.
Benar saja, ketika jumpa di bis, kekhawatiran saya terbukti. Mereka mempunyai postur yang lebih tinggi dari anak-anak Indonesia YES. Bahkan di website resmi Football Cup Barcelona, Vanves ditempatkan di urutan pertama yang berarti unggulan pertama. Sedangkan Indonesia di urutan terakhir dan tidak diperhitungkan.
Berita kekalahan unggulan pertama itu cepat menyebar pada tim lain yaitu Inggris, Spanyol dan Norwegia. Permainan dan skil yang rata-rata sudah dimiliki oleh pemain Eropa tersebut seakan akan sirna ketika berhadapan dengan Indonesia. Maka kemenangan demi kemenangan terus diraih Indonesia YES.
Hal yang perlu diikuti oleh pemain negeri ini adalah jiwa sportif pemain dan pelatih di sana. Mereka juga memakai 4 anak usia lebih tua sesuai peraturan pertandingan. Mereka tetap berjabat tangan dan bergembira walaupun kalah. Tidak ada protes satupun kepada wasit dan panitia penyelenggara, tidak ada perselisihan dan perkelahian diantara pemain dan juga antara orang tua.
Kembali ke anak-anak Indonesia YES, setelah menjadi juara, keesokan harinya mereka berkesempatan bermain dan berenang di pantai Salou yang bersih dan sepi. Setelah itu mereka berkunjung ke Stadion Camp Nou di kota Barcelona. Setelah puas berkeliling dan berbelanja cendera mata, mereka langsung menuju Indonesia dengan rasa bahagia dan kami sudah punya rencana untuk mereka mengikuti kompetisi lainnya di awal Desember juga di luar negeri. Selamat dan sukses untuk Indonesia Youth Education Soccer...
Bersambung...
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H