Mohon tunggu...
J Wicaksono
J Wicaksono Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi Kesehatan ingin belajar menulis

Saya suka menulis dan membaca berbagai artikel

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Perjuangan Prajurit Jalasena (TNI AL), bagian 5

1 Februari 2025   07:04 Diperbarui: 31 Januari 2025   22:19 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hr Ms Eversten (Sumber :Wikipedia)

Pertempuran Laut Aru

Setelah kedudukan STC-9 diketahui oleh Belanda, Pukul 21.50 Soedomo memerintahkan ketiga MTB putar haluan menuju arah 239 derajat dan menghindar secepat-cepatnya, untuk bisa kembali ke pangkalan. Nyaris secara serentak, ketiga kapal tersebut cikar kanan, menuju haluan 239 derajat. RI Harimau dengan kecepatan tinggi melampaui lambung kiri Matjan Kumbang, merubah haluan ke 239 derajat. Tetapi sementara itu, dengan mengejutkan RI Matjan Tutul Justru memakai kekuatan penuh, lewat sebelah kanan Matjan Kumbang mengambil halu 329 derajat. Haluan ini justru mengarah ke posisi Hr. Ms. Evertsen. "Saya juga segera memerintahkan kapal untuk langsung cikar kanan, sesuai perintah komandan STC 9, tetapi mendadak kemudi macet. Akibatnya kapal tak bisa ke depan, tetapi langsung berputar membuat lingkaran besar. Dalam situasi kritis ini, saya sangat terkejut, ketika justru disalip oleh RI Matjan Tutul dengan cepat," ujar Sidhoparmono. RI Matjan Kumbang sendiri baru bisa mengarah ke haluan yang benar 239 derajat, setelah mereka memanfaatkan kemudi darurat di buritan kapal.

Pukul 22.02 Tembakan peluru suar dari pesawat Neptune menerangi seluruh cakrawala dilanjutkan dengan tembakan roket mengarah ke formasi STC 9, tetapi tidak ada yang mengenai sasaran. Tiga menit kemudian, begitu melihat bayangan pesawat terbang di atas formasi "Saya langsung perintah tembakan ke sasaran" kata Sidhopramono. Kedua meriam penangkis serangan udara 40 mm dan kedua senapan mesin 12,7 mm menyalak serentak.

Pada pukul 22.07 Hr. Ms. Evertsen pertama kali memuntahkan peluru Meriam 12 cm kepada Matjan Tutul karena diduga akan mengadakan serangan torpedo karena haluan 329 derajat yang mengarah kepadanya.

Pukul 22.08 terdengar lewat radio, perintah legendaris dari Komodor Yos Soedarso, "KOBARKAN SEMANGAT PERTEMPURAN". Serentak dengan itu, tembakan dari kedua senjata 40 mm RI Matjan Tutul di arahkan langsung ke Hr. Ms. Evertsen. Tembakan yang memang sia-sia, karena letak sasaran berada jauh di luar jangkauan. Nampaknya pada saat itu, Yos Soedarso sudah mengambil alih pimpinan Matjan Tutul dari tangan Kapten Wiratno.

Pukul 22.10, sebuah tembakan Evertsen tepat mengenai buritan RI Matjan Tutul. Terjadi kebakaran kecil yang segera berhasil dipadamkan. Saat itu Matjan Tutul berganti haluan, mengarah 239 derajat. Melihat manuver tersebut Evertsen juga putar haluan sejajar 239 derajat sambil terus menghujani RI Matjan Tutul dengan tembakan Meriam 12 cm.

Hr Ms Eversten (Sumber :Wikipedia)
Hr Ms Eversten (Sumber :Wikipedia)

Pukul 22.30, tembakan tepat kedua dari Evertsen mengenai bagian tengah RI Matjan Tutul. Kapal terlihat meledak, penumpangnya berhamburan di antara kobaran api yang sangat besar.

Pukul 22.35, tembakan Evertsen sekali lagi tepat kena anjungan RI Matjan Tutul sehingga RI Matjan Tutul berhenti bergerak. Pukul 22.50 mulai tenggelam ke dasar laut. Sepuluh menit kemudian, Evertsen melanjutkan pengejaran dengan sasarannya kali ini adalah RI Harimau selama satu jam. Beruntung, dari ratusan tembakan tak satu pun peluru kena sasaran.

Sampai akhirnya pada sekitar pukul 23.45, Evertsen tak lagi melakukan pengejaran..." Saat itu pula Soedomo dengan sigap segera mengirim kawat ke MBAL di Jakarta. Ia memohon agar pihak MBAL secepatnya meminta bantuan MBAU untuk mengirim pesawat pembom AURI. "Saya minta mereka membom saja kapal-kapal Belanda yang sedang mengejar, karena jelas mereka semua sudah masuk ke dalam wilayah teritorial perairan Indonesia". Menurut Men/Pangal R.E. Martadinata kawat tersebut memang sampai ke Jakarta dan diteruskan ke MBAU, namun tampaknya Angkatan Udara ada kesukaran teknis operasional untuk dapat memenuhi permintaan yang sifatnya mendadak dan tidak terencana sebelumnya. Bersambung ..

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun