Kejujuran dan kepercayaan menjadi landasan untuk Nasir Rohidi, Ridho dan Jibril dalam usaha Ayam Kremes 3 Pejantan. Kedekatan mereka pada agama yang di anut membuat mereka bermufakat untuk menutup gerai pada hari Jum'at demi memberi kesempatan masing-masing untuk melaksanakan ibadah dengan baik.
      Pada awal berdiri, berbagai jenis ayam dipasarkan, mulai dari ayam negeri, ayam pejantan hingga ayam kampung. Selain itu mengikuti kemauan pasar, mereka melengkapi dengan bebek dan ikan air tawar.
      Dalam menggapai peluang ditengah ketatnya industri makanan, mereka menerapkan beberapa poin atas tempat makan mereka:
- Â Â Â Â Â Kremes-an menjadi bagian penting yang dijadikan pelengkap menu utama. Terhadap kremesan ini mereka tidak mematok harga apapun (termasuk bila konsumen meminta lebih atasnya).
- Â Â Â Â Â Rebusan daun pepaya yang tidak pahit setelah melalui proses pengolahan tertentu.
- Â Â Â Â Â Sambel gula aren yang spesial disiapkan selain sambal pada umumnya.
- Â Â Â Â Â Penyajian menggunakan piring saji berbahan rotan dengan alas daun pisang.
- Â Â Â Â Â Memastikan ketersediaan tisu saat konsumen duduk di area makan mereka.
- Â Â Â Â Â Untuk mempertahankan cita rasa produk, mereka mulai memajang dagangan di etasale pada pukul 16.00 wib dengan pertimbangan di jam dimaksud sinar matahari sudah tidak menerpa produk secara langsung. Warung mereka sendiri dapat melayani pelanggan sejak pukul 12.00 (by request) namun produk disimpan di bagian belakang warung.
      Berkat upaya serius dengan landas kejujuran dan kepercayaan, dalam waktu satu tahun usaha mereka mulai dikenal luas di Kawasan Banyumanik dan sekitarnya. Covid 19 muncul di Indonesia tahun 2020. Situasi ini mau tidak mau turut mengguncang usaha baru ini. Pembatasan sosial membuat konsumen tidak bisa makan ditempat dan area umum.