KRISIS NUKLIR DI SEMENANJUNG KOREAÂ
PARADOKS DUA NEGARA SATU BANGSA
Â
PENDAHULUAN
Bangsa Korea merupakan satu dari sedikit bangsa di dunia yang homogen (berasal dari satu suku bangsa). Bangsa ini diduga mendiami Semenanjung Korea sejak era Paleolitik Awal (2,5 juta tahun lalu) hingga saat ini (Yukhoon, 2007). Akibat perbedaan ideologi yang diusung negara pemenang Perang Dunia II (PD II) Bangsa Korea terpecah menjadi 2 negara, Korea Utara (Republik Rakyat Demokratik Korea) dan Korea Selatan (Republik Korea).
Korea Utara dan Korea Selatan, hidup dalam penuh curiga satu dengan lainnya. Mereka juga mengembangkan nuklir sesuai kepentingan masing-masing. Saling curiga disertai keberadaan teknologi di tangan menyebabkan terjadinya krisis Nuklir di semenanjung Korea beberapa tahun kebelakang. Dalam rangka mengupas lebih lanjut tentang hal ini, dan bagaimana Indonesia selaku bagian bangsa berdaulat memberi saran solusi atas masalah yang ada, naskah berjudul Krisis Nuklir Di Semenanjung Korea, paradoks Dua Negara Satu Bangsa disusun.
METODE DAN LANDASAN TEORI
Naskah ini disusun secara deskripsi analisis berlandaskan teori dan hasil pendalaman berbagai sumber bacaan. Penulis berharap pembaca dapat mengambil makna penulisan di akhir naskah. Teori utama dalam naskah ini adalah Security Dilemma (dilema keamanan) -- upaya memperkuat diri menyebabkan pihak lain merasa terancam (Jervis, 1988) dan Dynamic Equilibrium (keseimbangan dinamis) -- setiap bangsa berupaya menjamin keamanan atas ancaman bangsa lain dengan memperkuat dirinya (Natalegawa, 2011).
Â
PEMBAHASAN
Aneksasi Bangsa Korea berawal sekitar 1 abad lalu ketika Jepang mulai berhasil menginvasi dan berhasil menjajah Semenanjung Korea pada tahun 1905. Penjajahan ini berakhir seiring kekalahan Jepang atas Sekutu pada Perang Pasifik. Uni Sovyet dan Amerika Serikat secara sepihak (tanpa meminta restu Bangsa Korea) membagi Semenanjung Korea menjadi dua wilayah penguasaan untuk selanjutnya masing-masing dimerdeka-kan (Pruitt, 2018). Pembagian wilayah ini berada pada garis 38 Lintang Utara (LU).