Mohon tunggu...
J Wicaksono
J Wicaksono Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi Kesehatan ingin belajar menulis

Saya suka menulis dan membaca berbagai artikel

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengaruh Aliansi Quad dan Tiongkok terhadap Stabilitas Kawasan Regional Asia - Pasifik

10 Maret 2024   17:15 Diperbarui: 10 Maret 2024   18:56 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Teori Stabilitas Dinamis (Dynamic Equilibrium). Menurut Gregory B Polling (Sutiyono. dkk, 2019) adalah sebuah kondisi Stabilitas dimana terjadi self-sufficient yang menyebabkan sesuatu mampu bertahan dari berbagai keadaan yang akan mengubah situasi ideal yang diinginkan (Yusgiantoro,2009). Stabilitas dibutuhkan untuk menciptakan ketahanan dan fleksibilitas sebuah organisasi, negara ataupun kelompok tertentu. Bagi Indonesia yang menganut politik bebas aktif dalam berkomunikasi dengan bangsa-bangsa lain di muka bumi, keberadaan kekuatan politik dan militer yang memiliki hegemoni tertentu, akan memberi dampak dalam berbagai aspek seperti stabilitas ekonomi dan pertahanan.

 

METODELOGI

Pendekatan penulisan naskah ini adalah studi kepustakaan dengan mengemukakan fakta-fakta yang ada terkait keberadaan aliansi Quad yang memiliki rivalitas dengan Tiongkok, dimana secara regional geografis Indonesia berada di jantung rivalitas ini ditengah upaya pemerintah pulih lebih cepat bangkit lebih kuat pasca pandemi Covid-19. Dengan hal ini, metode penuisan naskah ini adalah deskriptif analisis.

PEMBAHASAN

            Kepentingan dibalik Pembentukan Aliansi Quad. Banyak pihak sepakat, aliansi ini memiliki nilai strategis tinggi di kawasan Asia khususnya di timur dan tenggara. Di tengah pesatnya perkembangan Tiongkok, keberadaan aliansi ini secara perlahan menjadi ancaman strategis untuk Tiongkok selaku kekuatan militer baru Asia. Dengan mengusung tema CHARM OFFENSIVE, Tiongkok secara nyata menunjukkan keberadaan dan kekuatannya kepada dunia. Secara terminologi, Charm Offensive bermakna serangan mempesona, oleh Tiongkok hal ini dimaknai secara politik 'pesona ofensif' pada tahun 2007, istilah tersebut telah melekat dalam studi Hubungan Internasional untuk merujuk pada penggunaan soft power Tiongkok untuk meningkatkan status dan citra globalnya. Kekukuhan Tiongkok atas status mereka di Laut Tiongkok Selatan sebagai bagian teretorialnya membuat banyak negara mengambil langkah antipatif terhadap perkembangan kekuatan militer Tiongkok.

            Menghadapi situasi ini, Jepang sebagai salah satu negara terdepan yang secara historis memiliki hubungan tidak terlalu harmonis secara politis dengan Tiongkok merasa perlu adanya kekuatan tandingan. Aliansi Quad sangat penting bagi mengimbangi hegemoni Tiongkok. Pasca berakhirnya Perang Dunia II hingga saat ini, Jepang menerima keberadaan militer Amerika Serikat di negaranya. Hal ini awalnya sebagai efek kalah perang Jepang terhadap Sekutu pada masa Perang Dunia II. Pada beberapa tahun silam, kondisi ini (keberadaan pangkalan militer AS) dianggap memberi banyak kerugian kepada mereka (Jepang). Akan tetapi, dengan munculnya Tiongkok sebagai kekuatan baru ekonomi yang disertai kekuatan militer. Jepang sekarang memberi kesempatan Amerika untuk mempertahankan hingga memperkuat pangkalan mereka disana.

Peta Persaingan Tiongkok/China dan Negara Quad (Nusantara News)
Peta Persaingan Tiongkok/China dan Negara Quad (Nusantara News)

            Saat ini, diperkirakan jumlah personel militer Amerika yang ditempatkan di Jepang ribuan jumlahnya, sebagian besar di Pulau Okinawa. Pulau Okinawa secara geostrategic dihadapkan hegemoni Tiongkok, memiliki nilai dan peran strategis penting karena letaknya di selatan gugus kepulauan yang membentuk negara Jepang dan berada di area dekat dengan Taiwan, sebuah negara yang oleh Tiongkok hingga saat ini di anggap seharusnya menjadi bagian wilayah negara mereka.

             Diantara personel yang ditempatkan disana oleh AS andalah Resimen Marinir ke-12, sebuah resimen artileri yang ditetapkan sebagai Resimen Littoral Marinir ke-12. Mereka dilengkapi berbagai alat tempur mumpuni. Hal ini dikutip dari pernyataan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dikutip dari CNN. Pejabat AS mengatakan unit Marinir yang baru diubah akan berbasis di Okjinawa akan dimaksudkan untuk memberikan kekuatan pengganti yang mampu mempertahankan Jepang dan dengan cepat menanggapi kemungkinan buruk akibat gesekan politik antar negara di sekitarnya. Yang dimaksud disini adalah Tiongkok (Jati,2023).

            Mengapa Jepang memperkuat hubungan dengan Amerika?. Amerika Serikat, secara tradisional dianggap sebagai negara pemimpin dan penguasa ekonomi dunia. Produk Domestik Bruto mereka mencapai 1/5 dunia dengan penduduk hanya 4,5 % dunia. kekuatan ekonomi ini ditunjang kekuatan militer yang hingga saat ini dianggap terkuat di dunia. Menghadapi Tiongkok sebagai kekuatan baru dan terbesar di Asia, sebuah hal logis bagi Jepang memperkuat kemitraannya dengan Amerika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun