HERRY KISWANTO
Jika kita mencari figur panutan dalam dunia sepakbola Indonesia maka jawaban terdepan adalah sosok Herry Kiswanto. Kala aktif bermain, beliau merupakan libero handal sekaligus salah satu yang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Memperkuat 5 klub selama 17 tahun berkarir dengan 40 kali membela timnas (mencetak 3 gol selama bermain untuk timnas).
Yang membuat beliau menjadi yang terdepan adalah sportifitas dan kepemimpinan di lapangan selama pertandingan. Sepanjang karir beliau hanya sekali mendapatkan kartu kuning itu pun diperoleh bukan akibat sebuah pelanggaran melainkan dianggap protes berlebih oleh wasit dalam pertandingan antara Krama Yudha Tiga Berlian (KTB) dan Pelita Jaya pada era Galatama.
Masih teringat di benak penulis, kala itu wasit memberikan pelanggaran yang menguntungkan Pelita Jaya selaku tuan rumah. Herry Kiswanto dalam kapasitasnya sebagai kapten tim KTB melakukan protes dan di ganjar kartu kuning. Pertandingan itu sendiri ditayangkan TVRI. Saat menyaksikan pertandingan, penulis merasa greget terhadap keputusan kartu kuning wasit kala itu.
Rekam Jejak
Pada saat menjadi bagian Timnas, Herry berhasil membawa Indonesia lolos dari Grup 1A Pra Piala Dunia 1986 setelah mengatasi Thailand (tandang kandang dengan skor sama, masing-masing 1-0), menang dan kalah melawan Bangladesh (2-0 di kandang serta kalah 1-2 saat tandang) serta menang 2-1 atas Indian di Stadiun Utama Senayan (Sekarang GBK) dan terakhir pada partai krusial berhasil menahan India 1-1 di New Delhi. Catatan ini hingga sekarang belum dapat diulang oleh generasi-generasi Timnas berikutnya.
Herry turut menjadi bagian Timnas yang lolos ke semifinal Asian Games 1986 dan peraih medali emas sepak bola di Sea Games pada tahun 1987. Total, selama aktif bermain, Herry membela Timnas selama 15 tahun (1981-1996) meski disela-selanya tidak seluruhnya turut bermain (misalnya Seagames 1991).
Herry masuk kedalam 22 pemain sepak bola legendaris yang di sematkan pada tahun 2007 saat Finnal Copa Dji Sam Soe bersama nama-nama besar lain seperti Maulwi “Benteng” Saelan, Iswadi “Boncel” Idris, Ronny “Si Kurus” Pattinasarany dan lainnya. Seperti pemain-pemain legendaris lainnya, Herry juga memiliki julukan yakni “Akang”, sebutan ini disematkan karena kepemimpinannya di lapangan meski catatan lain menyatakan orang tuanya berasal dari Ciamis.