Mohon tunggu...
J Wicaksono
J Wicaksono Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi Kesehatan ingin belajar menulis

Saya suka menulis dan membaca berbagai artikel

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Indikasi dan Kontra Indikasi Ekstraksi Gigi

8 Maret 2024   08:30 Diperbarui: 8 Maret 2024   08:53 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Free image From Pixabay

INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI TINDAKAN EKSTRAKSI GIGI

EKSTRAKSI GIGI

Ekstraksi gigi atau Pencabutan gigi adalah tindakan yang bertujuan untuk mengeluarkan seluruh bagian gigi bersama jaringan patologisnya dari dalam soket gigi serta menanggulangi komplikasi yang mungkin ditimbulkannya. Pencabutan gigi merupakan suatu prosedur bedah yang dapat dilakukan dengan tang, elevator, atau pendekatan transalveolar (Pedlar & Frame, 2001). Pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan tanpa rasa sakit satu gigi utuh, atau akar gigi, dengan trauma minimal terhadap jaringan pendukung gigi, sehingga bekas pencabutan dapat sembuh dengan sempurna (Howe, 1990).

            Tindakan ekstraksi gigi pada umumnya merupakan salah satu pilihan terakhir yang akan diambil oleh seorang tenaga kesehatan ketika gigi mengalami kondisi rusak yang tingkat keparahannya menyebabkan gigi dimaksud tidak bisa lagi dilaksanakan prosedur perawatan. Selain itu, pada kondisi dan pertimbangan tertentu, gigi juga kadang harus dikeluarkan dari soketnya.

            Terkait hal ini, sebelum seorang tenaga kesehatan melaksanakan tindakan ekstraksi gigi, perlu kiranya mengetahui hal-hal apa saja yang menyebabkan gigi harus di cabut. Dan, juga harus dipahami, hal apa saja yang menyebabkan gigi tidak bisa dicabut atau ditunda tindakan pencabutan-nya.

INDIKASI TINDAKAN EKSTRAKSI GIGI

Indikasi adalah faktor penyebab, yang membuat seorang tenaga kesehatan harus melaksanakan tindakan ekstraksi gigi. Hal ini sangat penting dipahami terkait gigi merupakan salah satu organ vital pada sistem pencernaan manusia. Keberadaannya, semaksimal mungkin dipertahankan.

Indikasi Ekstraksi Gigi Sulung

            Gigi Sulung, merupakan gigi yang pertama tumbuh dan akan digantikan oleh Gigi Permanen atau Gigi Dewasa. Adapun indikasi Ektraksinya adalah :

  • Gigi memasuki periode tanggal (sifatnya individual untuk setiap individu namun rentang waktunya secara umum dapat diketahui) karena Gigi Dewasanya sudah mulai tumbuh. Normalnya, ditandai dengan proses kegoyangan sebagai akibat dari resopsi akar karena desakan Gigi Dewasa. Faktor kegoyangan adalah ciri utama terkait Gigi Dewasa yang akan muncul. Karenanya, sangat penting untuk seorang tenaga kesehatan membedakan kegoyangan Gigi Sulung apakah akibat Fisiologis atau Patologis.
  • Gigi masih tertanam dengan kuat namun Gigi penggantinya tumbuh di area sekitarnya. Kondisi ini biasanya terjadi sebagai akibat kegagalan atau tidak sempurnanya proses resorpi akar Gigi Sulung selama proses tumbuhnya Gigi Dewasa.
  • Ulkus, luka pada Jaringan Rongga Mulut akibat proses desakan Gigi Dewasa. Ulkus pada bidang medis secara umum terjadi akibat kekurangan aliran darah lapisan permukaan tubuh. Apabila aliran darah terputus lebih dari 2-3 jam, maka akan menyebabkan kerusakan hingga matinya jaringan yang tidak mendapat aliran. Jika tekanan menyebabkan terputusnya aliran darah, maka kulit yang mengalami kekurangan oksigen pada mulanya akan tampak merah dan meradang lalu membentuk luka terbuka (ulkus).
  • Pada periode peralihan gigi susu dengan gigi dewasa, akar gigi di dalam gusi dan tulang penyangga kerap mengalami kondisi ini. Tekanan kunyah pada sisa akar gigi tersebut sering membuat kemiringan akar gigi atau inklinasinya berubah. Ujung akar bisa berubah miring ke arah lingual atau ke arah bibir dan menyembul ke arah gusi. Tajamnya ujung akar seringkali membuat luka pada panggkal bibir bagian dalam yang terkena. Luka inilah yang disebut sebagi ulcus decubitus.
  • Kondisi Gigi yang sudah Nekrose (Mati) dan menyebabkan infeksi Rongga mulut. Kondisi matinya syaraf gigi dimana gigi menjadi fokal infeksi yang dapat menyebabkan infeksi lain pada rongga mulut. Kondisi merupakan salah satu pertimbangan mengapa gigi sulung harus menjalani prosedur ekstraksi.

Indikasi Ekstrasi Gigi Dewasa

            Tindakan ekstraksi pada gigi dewasa, pada umumnya terjadi akibat kerusakan gigi yang tingkat keparahannya menyebabkan gigi tersebut tidak dapat dipertahankan keberadaannya. Akan tetapi, ada beberapa kondisi yang menyebabkan gigi dewasa harus di ektraksi, antara lain:

  • Gigi yang secara Koservasi, sudah tidak bisa dipertahankan. Tindakan konservasi adalah sebuah upaya yang dilakukan tenaga kesehatan untuk mempertahankan tingkat kesehatan gigi agar dapat berfungsi dengan normal. Terdiri dari beberapa tahap, mulai dari yang paling awal berupa penambalan pada lubang gigi hingga perawatan terkait saluran akar. Ketika kondisi ini tidak dapat dicapai, maka gigi harus menjalani proses ekstraksi.
  • Gigi yang memiliki derajat kegoyangan tertentu dan tidak bisa dikembalikan lagi pada kondisi normal. Kegoyangan gigi sendiri dapat terjadi akibat berbagai faktor. Faktor utama gigi harus dicabut akibat goyang adalah ketika gigi sudah tidak memiliki suport dari jaringan penyangganya untuk gigi melaksanakan fungsinya secara normal. Dan, jaringan penyangga tadi tidak dapat dikembalikan lagi kondisinya untuk mensuport.
  • Gigi yang dapat menjadi Fokal Infeksi bagi jaringan sekitarnya. Seperti halnya gigi susu, gigi yang menjadi fokal infeksi terhadap jaringan sekitarnya adalah termasuk dalam kelompok gigi yang diindikasi harus dicabut.
  • Gigi tambahan (Gigi Supernumerari). Adalah gigi tambahan yang tumbuh diluar dari gigi yang seharusnya ada. Kondisi ini, salah satu faktor penyebab adalah anomali pada periode pertumbuhan dan perkembangan. Gigi Supernumerari kerap tumbuh tidak ideal pada rongga mulut. Kondisi ini menyebabkan areanya rawan terhadap infeksi. Karenanya, gigi supernumerari termasuk kelompok gigi yang harus dicabut.
  • Gigi dengan Fraktur Akar dan tidak memungkinkan untuk di konservasi. Selain kerusakan gigi akibat lubang, kondisi fraktur (patah) akibat jejas adalah faktor penyebab gigi harus dicabut ketika tidak bisa dilaksanakan prosedur konservasi atas dirinya.
  • Gigi yang Tumbuh tidak sempurna, sehingga pada perlekatan Gigi dan Gingiva dapat mengakibatkan infeksi. Hal ini adalah kondisi yang kerap dikenal dengan istilah impaksi. Kondisi ini, meski gigi tidak berlubang memerlukan tindakan ekstraksi dengan derajat segera.
  • Gigi, akibat kerusakannya, dapat menyebabkan trauma bagi jaringan disekitarnya. Ketajaman permukaan gigi yang rusak kadang menyebabkan trauma besar bagi jaringan. Kondisi ini merupakan salah satu hal dimana gigi harus dicabut.
  • Gigi Malposisi (Posisinya Tidak Normal) dan sudah tidak bisa dirawat secara Ortodonthi. Karena posisinya yang tidak ideal di rongga mulut, gigi dapat menyebabkan food impacted (Impaksi makanan). Karenanya gigi harus dicabut. Akan tetapi ketika gigi keberadaannya berjejal di dalam rongga mulut, maka tenaga kesehatan dapat melaksanakan prosedur ekstraksi demi mencapai kondisi ideal oklusi antar gigi.

KONTRA INDIKASI EKSTRAKSI GIGI

Kontra Indikasi adalah faktor penyebab, yang membuat tindakan ini tidak bisa dilaksanakan, atau ditunda. Secara Garis Besar, terdiri dari faktor Lokal dan sistemik. Faktor Lokal yang dapat menyebabkan tindakan Ekstraksi Gigi ditunda antara lain:

  • Kondisi Infeksi Akut.
  • Posisi Anatomis terkait struktur jaringan lain kepala, misalnya sinus.
  • Gigi yang diketahui berlekatan dengan massa asing, seperti Tumor.

Kondisi Sistemik tertentu dapat mengakibatkan tindakan ekstraksi ditunda, terkait dengan kondisi penyakit sistemik yang apabila tindakan ekstraksi dilaksanakan dapat memperparah sakit atau mengakibatkan kefatalan. Ketika menemui kondisi ini, seorang praktisi kesehatan gigi harus berkonsultasi dengan kolega yang memilii kompetensi dalam penanganan kodisi sistemik pasian.

 Hal ini menjadi perhatian penting karena, tindakan Ekstraksi Gigi, akan menyebabkan jejas luka. Hal lain, proses tindakan yang menggunakan bahan anestesi, dapat menimbulkan reaksi alergi. Sehingga faktor alergi wajib diketahui oleh seorang tenaga kesehatan sebelum melaksanakan ekstraksi.

Kondisi psikis seorang pasien. Kadang  dapat mempengaruhi keputusan seorang tenaga kesehatan gigi untuk melaksanakan atau menunda prosedur ekstraksi. Hal ini dapat dimungkinkan ketika tenaga kesehatan ini melihat dirinya tidak dapat melaksanakan tindakan ekstrasi akibat faktor yang terakhir.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun