Ini adalah tindakan dasar, apa yang membuat bullies tetap membully  bisa jadi respon kita. Semakin ita ladeni, makin bahagia dan merasa menang dia. Contohnya, kalau ada yang ngetawain kita, cobalah ikutan tertawa. Kalau ada yang sarkas, bilang saja terima kasih. Poinnya kita tidak memberikan power kita ke[pada dia dengan merasa kalah atau kecil .
Kedua, Menceritakan kepada orang yang bisa membantu.Â
Sebelum kita membicarakannya dengan orang lain, kita bisa coba membicarakannya denagn orang yang merundung kita. Apa masalahnya, dan apa yang sebenarnya dia harapkan dari kita.Â
Tetapi jika berbicara dengan pelaku intimidasi sudah bukanlah suatu pilihan, maka kita carilah orang yang tepat untuk mendengarkan kita. Bisa manajer atau seseorang dari departemen lain.
Jelaskan bagaimana masalah tersebut mulai mengganggu kinerja kita. Tapi janganlah terlalu berharap bahwa masalah ini akan seketika selesai setelah membicarakannya dengan 0rang lain. Tapi setidaknya kita telah membuat pengaduan yang bisa lebih menjaga kita.
Opsi terakhir, kita bisa menggunakan lembaga swadaya yang bisa membantu memediasi persoalan kita. Dengan mengikuti prosedur formal yang telah diatur.
Ketiga, Belajar berkomunikasi yang Asertif
Asertif maksudnya adalah kita tegas dan jelas dalam menentukan posisi. Terutama jika bertemu dengan bullies, tunjukkan kalu kita percaya diri dan tidak pernah takut bertemu dengan dia.
Kita harus tegas menagatakan tidak kalau diajak dan diminta melakukan sesuatu yang memang tidak kita inginkan.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H