Mohon tunggu...
dharma simatupang
dharma simatupang Mohon Tunggu... Guru - Guru Fisika SMK N 2 Pematangsiantar

^^Anugrah Ilahi membuat ku membumi^^

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Yang Berat Itu Bukan Hanya Rindu, tapi Menjaga Anak di Musim Kemarau

4 September 2021   06:16 Diperbarui: 4 September 2021   18:21 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Photo by cottonbro from Pexels

Memasuki musim kemarau, tentunya sangat sangat rentan akan penyakit yang menimpa anak-anak. Terlebih di prediksi bahwa suhu di musim kemarau akan mencapai puncaknya pada bulan September.

Berkaca pada pengalaman saya, Biasanya di musim kemarau, anak saya yang rentan itu terkena penyakit saluran pernafasan bagian atas. 

Saya akan selalu mengingat penjelasan dokter SpA langganan, beliau mengatakan hal ini karena partikel kecil seperti debu yang bisa membuat iritasi saluran pernafasan bagian atas sehingga anak gampang terserang flu dan batuk. 

Sehingga sangat disarankannya, jika anak pergi keluar rumah seperti ke sekolah dianjurkan wajib memakai masker penutup hidung.

Akan tetapi saat itu, banyak kendalayang menghambat anak saya menggunakan masker. Terlebih dari dirinya sendiri, yang ternyata tidak mau taat menggunakan masker. Sementara tidak mungkin selalu dalam pengawasan orang tua maupun gurunya. 

Tetapi kini di era masa pandemi, anak saya sudah memiliki kesadaran akan budaya memakai masker terlebih saat keluar rumah. Memakai masker sudah terkontrol dan terkendali. Anak-anak sudah menyadari bahaya yang mengancam saat tidak memakai masker.

Pada musim kemarau memang membuat kondisi lingkungan di sekitar perumahan kami menjadi kurang nyaman. Maklumlah kami tinggal di perumahan yang padat penduduknya.

Dengan rumah berdempet rapat satu dinding. Dengan minimnya pohon di sekita rumah dan juga sekitar kompleks, semakin memicu partikel debu bertebaran ke mana-mana. Rumah menjadi penuh dengan debu dan menjadi tidak sehat. 

Saya harus selalu intens memperhatikan tingkat kebersihan rumah, rajin membersihkan seluruh ruangan rumah. Terutama kamar dan perabot-perabotnya agar tidak menjadi tempat debu dan kuman bersarang. 

Anak kecil mudah sakit karena cuaca tak menentu, bagi saya bukanlah suatu mitos. Karena memang pada kenyataannya, perubahan cuaca memang berpengaruh langsung bagi daya tahan tubuh.

Perubahan suhu dan kelembapan secara tiba-tiba membuat tubuh harus beradaptasi dalam setiap kondisi. 

Jika tubuh tidak mampu menyesuaikan, biasanya anak akan mudah mengalami demam, flu, batuk, diare, alergi, dan mudah lelah.

Hal ini dikarenakan, sistem imunitas anak masih dalam tahap perkembangan, dan belum stabil layaknya orang dewasa. 

Dengan mengetahui kenyataan ini, saya selaku orang tua bisa tetap waspada akan penyakit yang berisiko menyerang, khususnya selama musim kemarau. 

Ada 3 faktor utama meningkatkan daya tahan tubuh anak penentu kesehatan anak, yaitu :

Ilustrasi sakit flu. Sumber gambar: (Klikdokter.com)
Ilustrasi sakit flu. Sumber gambar: (Klikdokter.com)

Pertama, Kebersihan

Menghadapi perubahan suhu dan kelembapan yang sangat ekstrim, kita wajib memberikan perlindungan agar tubuh anak bisa beradaptasi dengan mudah. Misalnya, memakai payung saat beraktivitas diluar ruangan, atau memakai anak baju yang mudah menyerap keringat.

Kedua, Nutrisi

Nutrisi memiliki peranan penting alam meningkatkan daya tahan tubuh anak. Kita bisa memberikan makanan bergizi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan seusianya. Komponen 4 sehat 5 sempurna tentu tak boleh dilupakan.

Ketiga, Kebersihan

Kita tahu bahwa virus bisa dengan mudah menular bahkan melalui sentuhan saja. Sehingga kebersihan adalah faktor yang wajib diperhatikan.

Hal-hal di bawah ini untuk menjaga kehidupan anak tetap bersih dan higienis:

Biasakan mencuci tangan setelah beraktivitas untuk meminimalisir bakteri atau virus yang menempel pada tubuh. Latih anak untuk melakukan hal yang sama juga.

Rutin membersihkan ruangan, khusunya area ruangan yang paling sering ditinggali anak, misalnya kamar dan ruang keluarga.

Jangan biarkan debu bersarang terlalu lama, segera bersihkan bila sudah dirasa kotor. Hindari juga menumpuk barang-barang yang tidak terpakai. 

Pastikan anak juga selalu mengonsumsi makanan yang terjaga kebersihannya, mulai dari sumber makanan, proses pembuatannya, hingga peralatan makan yang digunakan anak.

Pastikan juga sumber air untuk minum, mandi, dan memasak juga bersih, jernih, dan memang layak konsumsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun