" Dulu sebelum punya anak, saat melihat maianan terasa biasa-biasa saja. Tetapi saat mempunyai anak, rasanya kok beda ya Pah. Ternyata harus seleksi juga ya Pah, sesuai gak dengan ability Si Abang. "Â Begitulah penuturan istri saya saat membahas mainan buat anak kami. Memang ada satu lagi pembelajaran yang kami peroleh setelah punya anak, yaitu Jadi paham bahwa tidak semua mainan itu sama. Orang tua harus kudu ekstra selektif membelikan mainan kepada si Buah hati.
Membeli mainan menjadi salah satu kegiatan berkala yang kami lakukan berdua atau sering juga bersama si buah hati. Membeli mainan untuk " memanjakan" si buah hati. Melihat senyum keceriaan nya saat menerima mainan adalah momen - momen yang tak dapat dilupakan. Juga saat si buah hati belajar mengucapkan terima kasih dengan gestur nya dapat melahirkan kebahagiaan dihati. Yang tak dapat ditukar materi. Tidak jarang mainan yang kami belikan itu menjadi senjata cukup ampuh buat si buah hati lebih "tenang " saat berada dirumah atau bahkan saat dalam perjalanan. Â Â
Jika orang tua saat ini ditanya : Mainan apakah yang akan dibelikan kepada buah hatinya, pastilah banyak yang menjawab nya dengan jenis maianan edukatif, maianan yang menarik di depan anak. Yuph saya setuju.Â
Sebenarnya mainan tak hanya bisa dimamfaatkan sebagi sarana hiburan saja.  Mainan jga dapat menjadi alat pembelajaran yang berguna bagi tumbuh kembang anak. Karena dari mainan, anak dapat mempelajari berbagai pengalaman. Semakin variatif mainan, semakin banyak pula  pengalaman yang bisa meningkatkan kemampuan dan kecerdasan anak. Contohnya, Dari mainan rumah-rumahan, anak bisa mengenal bentuk, mengenal benda-benda rumah tangga, hingga mengtahui berbagai aktivitas sehari-hari di keluarga.Â
Dalam membelikan anak mainan, orangtua tidak boleh sembarangan memilih dan asal memberikan. Agar fungsi pengembangan kecerdasan anak berjalan optimal, ada beberapa hal yang harus dicermati orang tua ketika membeli mainananak :
Pertama, Keamanan.Â
Hal terutama yang benar-benar harus diperhatikan adalah keamanan. Pastikan mainan tiak berbahaya, bahannya bermutua baik dan yang lebih penting harus bersertifikat SNI. Memang harga mahal, namum sebanding dengan kualitas. Orang tua juga perlu ingat bahwa beberapa mainan dinyatakan berbahaya karena memicu penyakit. Umumnya hal itu dikarenakanzat yang terkandung dalam mainan kurang safety buat balita yang sering memasukkan benda ke dalam mulutnya.Â
Kedua, Sesuaikan dengan Ability
Pada setiap mainan selalu tertera petunjuk pemakaian dan juga syarat usia anak layak memakai mainan itu. Orang tua harus melihat hal ini. Hindari memberikan mainan yang tidak sesuai usia anak. Usia anak cenderung menunjukkan kemampuannya. Misalnya, membelikan anak bayi mainan rumit yang sebenarnya diperuntukkan bagi anak yang lebih besar  jelas sangat berbahaya dan tidak mengembangkan aspek pertumbuhan si anak.Â
Ketiga, berikan/sediakan waktu untuk menemani
Salah satu tujuan menemani bermain adalah untuk mengajari dan dapat memperhatikan  sejauh mana perkembangan motorik anak, kecerdasannya dan juga sikap sosial anak.
" Dari cara anak memegang mainan, orangtua bisa lihat genggaman anak kuat atau leamah, Atau kalau ditemani si anak ternyata tidak mau berbagi peran, berarti anak kurang dari sisi sosial. "
Jadi tak hanya sampai tahap menyeleksi mainan saja, orang tua juga harus ikut serta ketika si anak memainkannya. Sempatkanlah waktu untuk mengajari dan menemani. Â Membangun kedekatan emosi dengan anak.
Keempat, Mengedukasi dan menarik
Sebaik-baiknya mainan adalah mainan yang dapat menghibur dan mengedukasi. Mainan khusus edukasi bisa berfungsi praktis karena dapat mengembangkan beberapa aspek tumbuh kembang anak hanya denagn memainkan satu alat;
Semoga BermamfaatÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H