Ada teman saya yang sering bilang begini, "Kalau saya baca pedoman penggunaan alat atau apa gitu dalam bahasa Indonesia, saya sering nggak ngerti. Begitu baca bahasa Inggrisnya, 'Ooo, beginiii maksuudnyaaa?'" (Teman saya yang pandai berbahasa Inggris ini orang Indonesia asli yang waktu itu belum pernah ke luar negeri.)
Sebagai penerjemah bahasa Inggris yang -- bukan sombong; atau bolehlah sombong sedikit -- besertifikasi, saya sangat setuju dengan pendapatnya itu. Penerjemahan gagal seperti yang dijumpainya itu saya pergoki hampir setiap hari: di iklan, film cerita, novel, buku non-fiksi, dan lain-lain, sampai-sampai saya malas beli buku terjemahan kalau bukan terbitan penerbit tertentu.
Saya beri satu contoh, yaitu seperti pada judul tulisan ini, yang dicuplik dari sebuah iklan berbahasa Indonesia perangkat lunak antivirus buatan asing. Dugaan saya, kalimat "Jika sesuatu terlihat terlalu bagus untuk jadi nyata, mungkin memang benar" ini adalah terjemahan dari "If something seems too good to be true, it probably is" yang sudah jadi idiom dalam bahasa Inggris.Â
Sampai di sini, mungkin anda akan merespons seperti teman saya yang saya ceritakan tadi, "Oooh, iiitu tho maksudnyaaa?" Sebab, pemahaman yang muncul di otak pembaca jika membaca "mungkin memang benar" apa adanya adalah bahwa "sesuatu itu mungkin memang benar." Setelah sejenak dipikirkan kembali, baru tampak bahwa pemahaman ini keliru, terutama karena tidak cocok dengan kenyataan bahwa ini adalah iklan antivirus komputer yang pasti hendak mengingatkan pembacanya untuk waspada terhadap bujuk rayu daring (bukan darling). Kesimpulan sementara adalah terjemahan tersebut salah dan bisa menyesatkan.
Dari mana sumber kesalahan terjemahan itu? Perhatikan bahwa "it probably is" adalah suatu bentuk elipsis, bentuk terpotong. Bentuk elipsis biasa digunakan dalam bahasa Inggris untuk mencegah pengulangan kata-kata. Kata-kata apa yang dipotong? Tampaknya menurut si penerjemah, adalah kata "true", karena inilah kata terakhir di anak kalimat "If something seems...". Di sinilah letaknya kekeliruan penerjemah, baik dia manusia maupun mesin (ya, kau, Google Translate!).Â
Padahal sebenarnya mudah saja menentukan kata-kata apa yang muncul setelah "it probably is", cukup dengan menyejajarkan anak kalimat dan induk kalimat, tandai subyek dan kata kerja masing-masing, maka kata-kata yang muncul setelah "it probably is" adalah "too good to be true" jika kalimat ini dilengkapkan. Sehingga, terjemahan yang benar adalah "Jika sesuatu terlihat terlalu bagus untuk jadi nyata, mungkin memang terlalu bagus untuk jadi nyata."
Sebuah untaian (thread) di English Language Learners Stack Exchange lebih memperkuat lagi terjemahan tersebut; yaitu, selain pendekatan tata bahasa tersebut di atas, ternyata pengertian kata "seems" juga membuktikan kebenaran terjemahan yang saya usulkan. "Seems" bermakna "appears" atau "to be in appearance" ("tampaknya"). Karena dalam kalimat ini kata ini disejajarkan dengan kata "is", maka sebenarnya kalimat ini sedang membandingkan antara "tampaknya" ("in appearance") dan "nyatanya" ("in reality").Â
"If something is too good to be true in appearance, it probably is too good to be true in reality."
Tapi, terjemahan bahasa Indonesianya jadi terlalu panjang, ya? Tidak cocok untuk bahasa iklan seperti tujuannya.
Benar. Karena itulah, penerjemah hendaknya kreatif dalam merangkai kalimat dalam bahasa sasaran. Dia hendaknya menggali idiom-idiom bahasa sasarannya, dalam hal ini bahasa Indonesia, yang boleh jadi sudah ada sejak lampau. Untuk contoh ini misalnya:Â
"Jika tampak terlalu muluk, mungkin memang terlalu muluk."