Mohon tunggu...
Cerita Doktor Dharma
Cerita Doktor Dharma Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIE Satya Dharma Singaraja, Bali

Ada benci dan cinta, siapa menang? Yang sering engkau beri makan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sihir Diri

23 Januari 2025   06:30 Diperbarui: 21 Januari 2025   20:02 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika masa lalu belum cukup umur, diri menobatkan suka duka sebagai penenung. Sihirnya jernih, mengingatkan pada nostalgia penderitaan. Tetapi, tatkala dia cukup dewasa dan bersiap naik tahta, peramal masa depan meramal bahwa yang menyelamatkan suka duka dari kiamat adalah kebohongan masa lalu. Inilah hal yang paling tidak pernah dipahami.

Apakah ini beradab atau biadab? Tentu bagi kalangan umum biadab. Karena kebohongan, profesional dalam mendesain suka duka. Bagi segelintir kaum esoteris itu beradab. Karena suka duka berakhir dengan mukjizat. Yang pasti, keduanya merupakan bagian yang paling menyenangkan dari hidup, yakni berbagi.

Ini terjadi karena tembok suka duka diplester dengan campuran semen dan koral. Takarannya satu banding satu. Menyingkirkan duka berarti membunuh suka. Begitu juga berlaku sebaliknya. Mengagungkan suka berarti mendewakan duka.

Di masa lalu, suka duka mudah ditebak karena sirkuler. Muncul lantas tenggelam. Datang, pergi, dan datang kembali. Awal adalah akhir, akhir adalah awal. Begitu seterusnya, berputar searah maupun berbalik arah jarum jam. Kini, suka duka susah ditebak. Karena sirkuler dimungkinkan menjadi linear atau apa pun. Bisa segitiga, lonjong, kotak, kubus, dan bahkan tidak berbentuk.

Berjanjilah untuk selalu menjaganya. Yang bisa dilakukan sekarang hanyalah menahan wabahnya bukan memusnahkannya. Pikatlah serigala dengan ayam. Niscaya belangnya kelihatan. Jelajah dan kuasai pikiran bukan tubuhnya. Karena suka duka telah melepas virus kegalauan.

Tembok

 Karena kehebatannya memproduksi kebohongan, suka duka banyak punya musuh. Kepandaiannya membuat kesal jadi nampak. Entah kesal karena kehormatan terusik atau kejujuran ditumpulkan.

Sudah waktunya melawan bukan menawan. Karena suka duka penuh sihir kuno dan berbahaya. Alasan ini dipicu karena diri selalu bersembunyi di dalam gua ketakutan.

Pembalseman suka duka hanya menebalkan tembok ego. Nafsu telah membutakan naifnya. Untuk membebaskan suka duka bawalah maut kepadanya. Niscaya hewan buruan mendatangi pemburunya.

Teruslah membuka mata. Tajamkan ambisi. Entah dengan pedang atau perisai. Bila terluka, ingat-ingatlah kenangan. Karena kenangan telah melihat begitu banyak kelahiran maupun kematian. Bila terluka dalam kenangan, sujudnya. Belilah pengampunan, karena ampunan mampu menangkal tenung jahat yang bertebaran di mana-mana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun