Mohon tunggu...
Cerita Doktor Dharma
Cerita Doktor Dharma Mohon Tunggu... Dosen - Ada benci dan cinta, siapa menang? Sering engkau beri makan

Setiap orang punya bukunya sendiri

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Belajar Membuat Definisi Korupsi

17 Januari 2025   06:35 Diperbarui: 16 Januari 2025   21:40 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita apa paling membosankan di era demokrasi? Korupsi, penguasa busuk yang menyalahkan perabotan republik. Padahal ajakan demokrasi sederhana, angkat jempol buat kebebasan individu, halangi kepentingan individu.

Kalimat di atas belum detail, masih kusam dan buram. Contoh definisi menarik ala OCCRP, korupsi tak semata menggondol uang negara, tapi dalam arti luas sebagai perbuatan buruk, kotor, rusak, dan tidak jujur. Singkatnya, korupsi tentang perilaku bukan persepsi, yang mengubah tidur nyenyak jadi gelisah.

Apa ini pantas dibahas? Pantas, karena sudah mengganggu ruang publik. Pertanyaan gentingnya, apa penyebab semua ini? Misal, tiga tahun silam, saya ke Singapura, mata telanjang melihat orang tidak berani buang sampah sembarangan, aturannya ketat, dendanya besar. Saya pun tunduk dibuatnya, padahal saya doyan buang sampah di mana saya lahir, hidup, dan bermukim.

Pendeknya, sistem-lah yang sanggup mengubah perilaku, begitu juga untuk korupsi. Dapat dikatakan, bila ada korupsi maka sistem yang dibuat selama ini busuk, begitu narasinya bila berpikir ala kampus, yang berangkat dari ciri-ciri yang ada. Contoh lagi satu, bagi anda definisi pacar adalah orang yang setia, jujur, dan ramah. Dari mana anda memperolehnya, tidak lain karena kriteria pacar idaman anda adalah orang yang setia, jujur, dan ramah.

Dengan kata lain, OCCRP membangun definisi berangkat dari ciri-ciri koruptor di era kejujuran digital. Merusaknya sama saja dengan buruk dan kotor sebagai efek dari kata tidak jujur. Definisi yang dibangun lengkap, ada tesis, antithesis, dan sintesis. Apakah definisi bisa berubah? Bisa, dan harus, karena pengetahuan bertumbuh. Sintesis akan menjadi tesis, yang melahirkan antitesisnya sendiri, begitu seterusnya.

Kesimpulannya, korupsi adalah fungsi penilai sekaligus penghukum yang kompatibel bagi demokrasi. Mengabaikannya, sama saja dengan membunuh demokrasi itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun